II

81 7 5
                                    

Past.


24 Desember 1944.

Hari natal di tahun itu, seperti biasa, Tom dan Elizabeth akan selalu bersama seperti di tahun tahun sebelumnya. Dari tanggal 25 sampai tahun baru, tidak akan ada pembelajaran yang artinya Hogwarts libur.

Tom dan Elizabeth berada di common room Slytherin, duduk saling berhadapan di dekat perapian dengan secangkir coklat hangat yang mereka pegang dan syal hijau putih yang melingkar di leher mereka.

Terdapat banyak murid lain di sana yang membentuk beberapa kelompok kecil, sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Waktu menunjukkan pukul 8pm.

Pov Elizabeth.

Ditangan ku terdapat coklat hangat yang sangat enak dan terdapat beberapa bungkusan marshmallow, tapi... yang lebih menarik saat ini adalah pria yang di hadapan ku dengan meminum coklat hangat yang sama dengan ku dan tengah membaca buku.

Tingginya sekitar 187cm, memiliki rambut berwarna hitam yang selalu rapih, warna matanya yang sangat indah terlebih wajahnya yang tampan.. menurut ku dialah pria yang paling tampan di Hogwarts, Yap Tom Marvolo Riddle. I have biggest crush on him and he didn't even know about that.... Maybe one day...

Short story about us, kami berdua adalah 'sahabat' sejak tahun ke-2 di Hogwarts. Dia baik, pintar dan sangat perhatian. Terkadang sikap perhatian nya membuat ku menjadi berharap lebih padanya, aku melihatnya lebih dari sekedar sahabat, aku menginginkan nya, dan menjadikan dia milikku sepenuhnya.

Sekarang aku sedang memandangi nya, semua hal tentang nya sangat sempurna di mata ku kecuali satu hal yang tidak aku suka, dia masih saja membaca buku sialan itu. Aku mendengus kesal dan mengambil buku itu dari tangannya dan menaruh buku itu di belakang ku. 

POV AUTHOR 

Tom yang sedang membaca buku tentang Horcrux terkejut setelah sahabatnya sendiri,elizabeth, mengambil paksa buku itu dari tangannya, dia menatapnya tajam. 

"kembalikan itu pada ku, el." Mintanya sambil menjulurkan satu tangannya dan menaruh cangkir coklat di meja. 

Elizabeth hanya menatap pria di hadapannya dengan tatapan kesal, masih menaruh buku itu di belakangnya, "Tidak akan, kau terlalu fokus pada buku ini..." dia berhenti dan melanjutkan, "bukankah kita sudah membahas tentang ini? kau sudah berj-" 

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, tom sudah menyelanya, "Aku tau, aku sudah berjanji, aku tidak melupakan itu, El." katanya, masih dengan nada kesal dan masih berharap bukunya di kembalikan, "Berikan itu pada ku.."

Elizabeth menggeleng dan meneguk coklat hangat nya menaruh gelas nya di meja kembali, "Maaf, tapi aku tidak akan menuruti mu begitu saja." katanya tegas, "aku tau, kau masih memiliki ambisi untuk membuat horcrux." 

Tom menatap elizabeth dengan tatapan kesal tapi dia memilih untuk tidak memaksa gadis itu mengembalikan bukunya, lagi pula dia akan mendapatkan bukunya kembali bagaimana pun caranya dan apa yang dikatakan elizabeth benar tom masih memiliki ambisi untuk membuat horcrux. Tom menghela nafas dan bersandar di kursinya, "Baiklah, kau memang keras kepala...." dia meliriknya sedikit sebelum melihat ke perapian, "aku tidak akan meminta buku itu lagi.." 

Elizabeth tersenyum kecil, memasukkan buku itu ke dalam jubahnya, "jadi, apa yang akan kau lakukan selama natal, tom?" tanya nya dengan nada lembut seperti biasanya. 

Tom menaikkan bahu, "entahlah, mungkin hanya tidur, melihat salju lalu tidur lagi. Bagaimana dengan mu?" tanya nya balik, sambil memalingkan perhatiannya ke arah elizabeth, menatap matanya. 

Elizabeth melihatnya juga dan tersenyum, "Aku juga bingung, mungkin sama dengan mu, menghabiskan waktu dengan melakukan hal-hal yang tidak berguna, haha.." dia terkekeh kecil, sementara tom hanya tersenyum. 

'Dia sangat cantik, senyum dan tawanya terkadang membuat ku merasa sangat nyaman, kebaikkan dan keanggunan nya, i love her.' batin tom. 

Elizabeth melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul 10pm, "sudah larut, aku ngantuk.." katanya dan berdiri dari kursinya melihat ke tom yang masih duduk, "selamat malam.." katanya ramah dan pergi berjalan ke kamar khusus perempuan, meninggalkan tom sendirian di dekat perapian. 

Tom memperhatikan setiap langkah yang elizabeth ambil, dia memastikan el sudah benar-benar pergi ke kamar perempuan. Dia bersandar di kursinya dan mendesah pelan, memejamkan matanya sedikit. 

'Tetap fokus pada tujuan mu, Tom. jangan mundur sekarang hanya karena wanita...' batin nya. Dia tengah berperang dengan dirinya sendirinya. Pikiran dan hatinya mengatakan dua hal yang berbeda. Tom mencintai elizabeth, tapi dia juga tidak bisa mundur dan menyerah dengan ambisi nya yang ingin menjadi penyihir terkuat sepanjang sejarah. Walaupun dia tau elizabeth tidak suka tentang fakta bahwa tom masih memiliki niat untuk membuat horcrux. Sejak awal tom sudah memutuskan akan memperjuangkan keduanya. 





You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 15, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

STAY WITH YOU  | Tom M. Riddle X Malfoy |Where stories live. Discover now