[AUGE] 12

16.6K 725 10
                                    

don't forget to vote and follow!!
thanks!
.
.
.
HAPPY READING!!
-----------------

Daniel mengikuti Aileen dari belakang dan langsung nyosor memeluk tubuh mungil milik Aileen.

"Shit. Gue sayang lo..."

Badan Aileen seketika menegang namun tak nunggu berapa detik, ia langsung menyodok dada bidang milik Daniel dengan keras.

Tidak peduli laki-laki itu meringis kesakitan sembari mengusap-usap dadanya yang kesakitan.

"Ai--"

PLAK!!

Tamparan keras dari Aileen membuat Daniel terbungkam, memalingkan wajahnya. Pipinya sudah terlihat bekas-bekas merah namun sedikit membiru. Daniel merasakan pipinya sangat panas dan nyut-nyutan karena tamparan.

"Anjir lo! Ngarep apaan dari gue, hah?!"

Gadis itu benaran emosi. Mahasiswa terutama mahasiswi yang sedari tadi main handphone milik mereka dan mulai merekam adegan itu.

Daniel masih terbungkam tak percaya. Ia berusaha melihat mata Aileen, namun bertambah kaget. Aileen menatap Daniel dengan tajam dan berdecak.

Aileen mendengus kesal sebelum berjalan menerobos kerumunan. "Minggir lo semua! Sialan bener!" Langkah kakinya diatur cepat untuk segera pergi dari tempat itu.

Dan benar saja, saat sampai di kelas, Aileen langsung diserbu oleh geng nya. Siapa lagi kalau bukan Keyra, Serena, Tiffany, Icha, dan Violin. Lantas, Keyra langsung membersihkan bekas pelukan Daniel di baju Aileen dengan tisu. Perempuan ini sudah menduganya.

"Main nyosor peluk. Habis ini lo sholat dhuha, deh. Biar fresh," saran Keyra.

Aileen hanya terdiam, melepas sweater crop top nya dan melipatnya.

"Ai, kenapa lo lepas?"

"Ogah intinya," balas Aileen malas untuk menanggapi pertanyaan dari Icha. "Sumpah. Tangan gue sakit cuma gara-gara depak Daniel. Kurang ajar banget."

Violin memijat telapak tangan Aileen yang masih perih. "Yang penting lo enggak apa-apa, Ai. Kalau lo sudah tau Daniel kayak gini, mending enggak usah kontakan lagi. Lo blok aja," saran Violin santai, Aileen bahkan hanya mengangguk kecil.

Serena sedikit khawatir sebelum mengajak semuanya buat duduk. "Memang yang ngantar lo tadi siapa? Gue enggak bisa lihat jelas. Cuma video-video buram dari jauh yang ke posting di Instagram universitas."

Aileen termenung. Ia tidak tahu harus memberitahukan masalah perjodohannya pada semua temannya. Melihat keraguan Aileen, Tiffany akhirnya membuka suara. "Guys, udah, udah. Aileen masih butuh waktu buat nenangin dirinya. So, nanti mesti dia bakal ngomong ke kita buat siapa yang ngantar dia tadi. Iya, kan, Ai?" Aileen tersenyum tipis untuk mengiyakan pertanyaan Tiffany.

"SELAMAT PAGI!! TUGASNYA SUDAH SELESAI?!"

Suara dosen menggelegar tiba-tiba. Sontak, semuanya cepat-cepat duduk di bangku mereka masing-masing. Daniel memasuki kelas dengan tergesa-gesa bersama lainnya, langsung mengambil bangku paling depan. Buat menghindari Aileen.

"Sekarang, kumpulkan tugasnya! Yang ketinggalan, bapak tambahin tugasnya dua kali lipat!"

-AUGE-

At Althaf Company | on 9.54 AM

"Tinggalkan tingkat kan sekali lagi. Jangan langsung menghamburkan uang perusahaan hanya dengan alasan untuk keuntungan. Saya harap, kalian tidak mengecewakan saya."

Erden masih duduk di bangku singgasana miliknya, memutar pulpen di tangannya. Mata tajamnya menelusuri setiap kalimat-kalimat tercantum di file dalam MacBook nya.

Mood Erden masih buruk gegara tadi pagi setelah mengantar Aileen ke kampusnya. Belum lagi ada meeting dadakan yang hampir saja membuat perusahaannya sendiri mengalami kerugian. Untungnya, otak genius bisa diajak kompromi, dari dulu hingga sekarang.

Tidak ada karyawan yang berani membuka suaranya lantaran gugup. Kecuali Nashir. Nashir masih mengotak-atik data-data keuangan perusahaan. Sangat berantakan rupanya saat Nashir hendak menggeledahnya.

"Nashir, tolong ambilkan handphone saya," pinta Erden.

Nashir langsung menggenggam benda pipih itu dan melempar langsung ke arah Erden. Tangan kanan Erden langsung terangkat dan menangkap handphone nya dengan tepat.

"Thanks."

"Yoi, bos."

Erden membuka layar handphone nya yang berlogo apple. Mendapati banyak panggilan dari anak buah nya yang berada di universitas Aileen sekarang. Kedua matanya menyipit, heran. Erden langsung memencet tombol call dan mendekatkan benda pipih itu ke telinganya.

"Assalamualaikum."

"Assa-- Saya non muslim, Tuan."

Erden langsung kicep dan berdeham sekali. "Maaf. To the point, please."

"Tadi saya melihat Aileen Zelene Azzura peluk--"

Erden langsung mematikan teleponnya. Melempar benda itu hingga jatuh dan retak di lantai. Nashir terkejut bahkan karyawan lain langsung terlonjak kaget tak karuan.

Erden menjambak rambutnya kasar sebelum menenggelamkan wajahnya di telapak tangannya. Beristighfar berkali-kali.

Nashir merasa ingin melarikan diri. Kedua tangannya menangkup laptopnya dan berjalan pelan-pelan keluar dari ruangan meeting. Nashir berhasil melarikan diri, sedangkan karyawan yang lain belum ada yang berani beranjak dari bangku sama sekali.

Erden berdecak dan bangkit dari kursinya, membuat seluruh ruangan terlonjak kaget. Dengan santainya, Erden berjongkok sebentar dan mengambil kembali handphone.

"Minta diserang, kah?"

TBC

ALDREEN : VOW TILL ENDWhere stories live. Discover now