Bandara

146 19 8
                                    

Khaotung as Jingga
First as Senja
 

Happy Reading ~

 

°°


  

Bandara

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Bandara


"Tentang rasa yang harus abadi dalam bait, tentang asmaraloka yang menjadi melankolia dan tentang rasa yang harus menjadi lara."

°°








Bip...bib...bip..


Terdengar deringan nyaring jam alarm di atas nakas, sesaat sebelum sebuah tangan terulur untuk mengetuk bagian atas jam untuk membungkam suara nyaring yang memekakkan telinganya. Terlihat ia sedikit mengerang, hingga akhirnya kembali menyamakan dirinya di bawah selimut tebalnya.

"Astaga kak, udah jam berapa ini?? Nanti terlambat ke kampus kamu. Jadwal pagi kan?" Ucap seorang wanita setengah baya berjalan mendekati lelaki muda yang tengah bergelut di bawah selimutnya.

"Hmmm bentar lagi bun" sahutnya sembari kembali memposisikan kepalanya mencari posisi nyamannya.

"Sebentar lagi?? Jam alarmmu saja sudah berdering dari tadi loh" ucapnya kesal.

Alih-alih menjawab, ia justru semakin membenamkan dirinya kebawah selimutnya menutupi sebagian kepalanya.

Wanita itu semakin geram, ia kemudian berjalan menghampiri jendela kamar lalu menarik kordennya hingga membiarkan cahaya matahari pagi menelusup di antara sela-sela jendela kamar. Membuat sang lelaki muda mengerang sebab tidurnya terganggu dengan cahaya matahari yang menerpa sebagian wajahnya.

"Bun... Ahh iya nanti kakak bangun tapi bentar lagi"

"Bunda tunggu kamu di bawah, 20 menit nggak turun bunda seret kamu" ucapnya sembari meninggalkan kamar anak laki-lakinya.







**







Dua puluh menit berlalu setelah sang bunda membangunkannya, kini ia tengah berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan. Dilihatnya semua anggota keluarga tengah berkumpul di meja makan. Sudah menjadi kebiasaan keluarga Galaxy untuk sarapan bersama setiap pagi, maupun makan malam.

"Bas, dek, kamu duduk saja. Biar bunda sama bibi saja yang menyiapkan sarapan kalian"

"Nggak papa bun, biar bas bantuin bunda" ucapnya sembari tersenyum manis ke bundanya.

JINGGA DAN SENJA | KhaoFirstDove le storie prendono vita. Scoprilo ora