Musim penghujan beneran udah dateng ternyata. Malam ini gue kejebak hujan sama Zidan di daerah deket rumah. Karena hari ini hari sabtu tadi gue sama Zidan pergi ke coffee shop buat ngerjain tugas resume jurnal. Sebenernya gue sih bisa aja ngerjain di rumah, cuman tadi Zidan tumben ngajak keluar. Lebih tepatnya minta ditemenin.
Tadi ke gramedia dulu karena Zidan beli text book tentang rancangan percobaan yang diwajibin sama dosen kelas dia. Dosennya beda sih, di kelas gue dosennya nggak minta buat bawa text book. Kata dosen di kelas gue "Cukup penjelasan dari saya, InsyaAllah lengkap." Kebetulan dosen di kelas gue masih agak lumayan muda dan beliaunya sangat energik kalo ngajar.
Setelah dari gramed, akhirnya kita mampir ke coffee shop dan disana ngerjain beberapa tugas sampai selesai. Pesen makan sama cemilan terus gue sama Zidan karena tipe yang kalo ngantuk makan biar ilang ngantuknya.
Abis maghrib kita akhirnya pulang, di tengah perjalanan tiba-tiba hujan. Padahal udah tinggal satu lampu merah lagi nyampe pintu masuk kompleks. Karena hujannya tiba-tiba deres banget jadi Zidan milih minggir ke tepi jalan dan kita langsung berteduh di salah satu toko yang udah tutup.
Lagi-lagi gue nggak bawa jas hujan karena awalnya nggak mau sampai malam dan kayaknya tadi pagi cerah-cerah aja. Memang diluar prediksi BMKG :v
Tanpa gue ngomong pun ternyata Zidan tahu kalo gue nggak bawa jas hujan. Zidan ngebuka jok motornya terus ngeluarin jas hujan hitamnya.
"Nih pake." Gue ngegeleng. Ya nggak mau lah masa gue pakai jas hujan terus Zidan kehujanan sendirian.
"Nggak deh, Dan. Kita tunggu aja gimana?" Zidan duduk di depan toko dan gue ikutan. Semoga sih cepet reda hujannya. Udah malem jadi banyak toko yang udah tutup. Mau beli jas hujan juga indomaret terdekat di deket perumahan.
5 menit kita nunggu hujan dan kayaknya nggak ada tanda-tanda hujannya reda deh.
"Maaf ya, Dan. Kemarin kan hujan jadi jas hujannya gue jemur dan tadi lupa nggak dibawa." Zidan ngangguk aja.
"Dingin nggak?" Tanya Zidan.
"Ehm, nggak terlalu sih." Jawab gue, padahal sebenernya dingin karena tadi kan udah sempet kehujanan.
Zidan berdiri terus ngerentangin jas hujannya.
"Pake. Daripada kita masuk angin disini, mending sekalian pulang." Karena gue nggak segera nerima jas hujan Zidan dianya maksa.
Tudung jas hujannya dipakaiin ke gue. Terus dia juga narik tangan gue buat dikasih celana jas hujannya.
"Terus lo?" Tanya gue.
"Gue pakai jaket aja. Nih nitip ini." Zidan nitipin tas laptopnya ke gue. Jadi, gue bawa tas ransel gue di belakang plus tasnya Zidan di depan.
"Udah cepetan, takut tambah deres nih." Zidan nutup resleting jaketnya terus makai helm.
Gue buru-buru pakai jas hujannya Zidan. Gede banget sih kalo di gue jadi mau gue gulung gitu lengan sama celananya.
"Nggak usah digulung, biar nggak basah." Ucap Zidan yang selanjutnya naik ke motornya.
"Udah?" Tanya Zidan. Gue ngangguk terus naik ke boncengannya Zidan. Karena agak kesusahan jas hujannya panjang dan bawa beban depan belakang, Zidan bantu gue dengan ngulurin tangan buat gue pegang.
Zidan noleh ke gue terus tangan kanannya nutup kaca helm gue. "Biar nggak basah."
"Bisa pegangan nggak?" Tanya Zidan sebelum dia mulai narik gas motornya. Gue ngeliat lengan jas hujan yang kepanjangan terus gue sodorin ke depan Zidan.
"Lo sih bilang nggak usah digulung."Nggak banyak omong Zidan narik kedua tangan gue sampai melingkar di perutnya. Otomatis badan gue deket banget sama badannya Zidan untung sih masih ada tas dia yang gue gendong di depan.
YOU ARE READING
LONGING
Teen FictionPernahkah kalian disukai seseorang yang bahkan tak pernah kalian duga? Longing: tentang kerinduan terhadap seseorang yang tak pernah tahu bahwa ia dirindukan
