DR • 07

1 0 0
                                    

Happy reading





[Tandai typo]

🦋🦋🦋


Zea menuruni anak tangga dengan langkah cepat demi bisa joging mengelilingi komplek. Hari Minggu seperti ini memang waktu yang pas untuknya olahraga ringan. Di rumahnya sudah ada fasilitas untuk olahraga, tapi menyatu dengan alam lebih menyenangkan karena bisa menghirup udara segar dan bisa berinteraksi dengan banyak orang.

Apalagi di taman banyak cowok-cowok tampan, jadi bisa sekalian cuci mata, mengembalikan mood yang rusak, menyenangkan hati. Intinya, melihat cowok tampan itu membuat hati jadi berbunga-bunga. Sangat bagus untuk gadis seperti Zea yang selalu emosian kalau di sekolah akibat ulah pentolan nakal. Dari dapur seorang pria berumur 40 tahun melangkahkan kakinya menuju ruang tamu sambil membawa secangkir kopi dan sepiring kue bolu. Dia adalah orang tua dari Zea, namanya Reno Argantha, pria yang selalu bersikap sedingin es balok jika sedang di luar, namun mencair saat bersama keluarganya.

Pria itu terus melangkahkan kakinya sembari bersenandung kecil. Senandungnya itu terhenti kala melihat putrinya tergesa-gesa menuruni tangga yang panjang dan berliku.

"Sayang, kalau turun tangga itu hati-hati,takutnya kamu jatuh terus patah kaki!"peringatnya dengan nada khawatir takut Zea terpeleset.

Zea langsung berjalan normal menuruni anak tangga yang dilapisi karpet merah dengan motif bunga-bunga di pinggirannya.

"Eh, ada Papa," cengir gadis itu. Sementara Papa-nya mendengus kesal.

"Zea, Papa kan udah bilang jangan buru-buru kalau turun tangga. Kamu tuh bandel banget."

"Ya maaf, abisnya Zea lagi buru-buru mau joging."

"Kalau buru-buru tinggal turun pake lift aja,jangan lari kayak di kejar banteng!" cerocos Reno. Pria itu kalau sudah mengomel bisa mengalahkan ibu-ibu komplek.

Di pagi hari yang cerah ini Zea telah mendapatkan omelan cinta dari Papa-nya.Zea tersenyum sembari menggaruk-garuk tengkuknya.

"Maaf, tadi Zea lupa kalau ada lift," cicitnya meringis. Suaranya begitu pelan bahkan hampir tidak terdengar.

Ucapan putrinya barusan membuat Reno melotot, bisa-bisanya gadis itu lupa dengan lift. Pria itu menghembuskan nafasnya kasar. "Kamu masih muda udah pikun aja!" dengusnya, lalu berjalan ke arah sofa di ruang tamu. Zea mengekorinya.

Di sana sudah ada seorang wanita yang sedang sibuk membaca buku sampai menutupi wajahnya. Wanita itu tak lain Sonia Heldania,istri dari Reno dan ibu kandung Zea, tentunya.

Sonia begitu fokus dengan bacaannya sampai tidak menyadari kehadiran suami dan putrinya. Sesekali wanita itu meraba-raba kue bolu dari dalam piring, yang tergeletak di atas meja kaca di depannya.

Zea menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Ibundanya itu, walau sedang membaca masih ingat dengan kue bolu.

Terlintaslah ide jail di otaknya untuk mengerjai wanita yang telah melahirkannya itu.Pelan tapi pasti, Zea melangkahkan kakinya tanpa suara menuju sang Ibunda yang masih belum menyadari kehadirannya. Zea menyeringai kecil lalu bersiap untuk memulai aksinya. Reno yang sedari tadi memperhatikan tingkah putrinya itu hanya bisa geleng-geleng kepala tanpa banyak tanya, karena sebentar lagi palingan akan ada kehebohan.

"Anak itu emang nggak ada kapoknya jailin singa betina yang lagi santai."Zea yang memang sudah siap melancarkan aksi jailnya itu segera mengubah ekspresinya menjadi semenakutkan mungkin. Tangannya meraih buku yang di baca sang Ibunda.

𝗘𝗡𝗭𝗔𝗜Where stories live. Discover now