salting brutal

240 13 0
                                    

Kirana menghela nafas berkali-kali saat melihat kelakuan pria bertindik yang sama sekali tidak pernah menganggapnya ada ini. Rasa cintanya kepada pekerjaannyalah yang membuatnya harus rela bersanding dengan pria searogan Suga Martinez. Pria yang beberapa tahun lalu dia nikahi atas dasar butuh sama butuh.
Hubungan simbiosis mutualisme yang selalu pria itu terapkan membuat Kirana muak. Sebagai seorang wanita tau sedikit banyak tentang agama, sadar jika apa yang dia pertahankan selama ini adalah salah besar.

Salah langkah atau salah perhitungan? Jika dirinya merasa salah langkah tetapi keadaan pula yang menyeretnya dalam pernikahan tanpa dasar ini. Lalu apakah masih bisa dibilang dengan salah langkah? Sedangkan dirinya melakukan pernikahan dengan keadaan sadar sesadar-sadarnya.

Astaga! Bahkan Kirana sudah tidak mampu berpikir logis, keadaannya terlalu rumit untuk dipahami.

"CK!" Kirana berdecih saat melihat pria itu kembali menatapnya dengan tatapan meremehkan, tatapan yang seolah menscen dirinya dari atas kepala hingga ujung kakinya.

Cara pria itu menatapnya seolah penuh dengan ejekan. Sungguh Kirana benci itu! Dan cara pria itu duduk serta cara dia menilai orang sepertinya memang tidak baik. Apalagi saat memanggil namanya yang notabennya sekarang sudah menjadi istri sahnya. Harusnya enak untuk didengar setiap harinya. Ya meski tujuannya menikah hanya ingin membahagiakan neneknya dan memperbaiki ekonominya, akan tetapi Kirana juga membutuhkan kehangat dalam ikatan rumah tangganya.

Kehangatan dalam tindakan atau selebihnya,
Bohong jika Kirana tidak mau disentuh! Dia sangat ingin, sungguh. Pria itu sangat menggoda jika dibiarkan begitu saja, Kirana bukan wanita munafik, dia juga butuh kehangatan selayaknya pasangan suami istri.

Oh my God! Dia benar-benar gila jika memikirkan hal itu.

'Wanita bertudung' sial! Panggilan yang selalu berhasil membuat Kirana naik darah saat mendengarnya.

Seatap tetapi tidak sehati, sepemikiran tetapi tidak sejalan.

Tidak ada gunanya dia tetap bertahan hidup dengan pria yang sama sekali tidak memberinya kenyamanan dan kebebasan.
Harta melimpah, fasilitas memadai dan tidak pernah kekurangan uang sepeserpun harusnya bisa membuatnya bahagia, namun nyatanya.

Taik! Semua hanya bualan yang nyatanya tidak seperti kenyataannya.

Tetapi jujur Kirana sangat bahagia saat melihat senyum neneknya, sang nenek yang dulunya sering mengeluh kini bisa merasakan hidup layak tanpa harus mengais rejeki dengan cara mengorek tempat sampah lagi.

Bukankah seharusnya Kirana banyak bersyukur tetapi nyatanya? Dia hanya mampu menutup lukanya dengan senyum mengembang, senyum yang dia pikir adalah kelemahan terdalam baginya.

Kirana mulai menghela nafas! Perlahan dia kembali menatap sang suami, pria yang selalu digadang-gadang sebagai idola para wanita, pria yang bisa menjaga pandangannya.

Itu katanya!

Dan tepat dihari ini detik ini dia memutuskan untuk!
"Mari kita akhiri saja mas." Ucapnya lirih sembari mengulas senyum simpulnya, senyum yang selalu membuatnya terlihat bodoh.

Tekat yang kuat bercampur dengan kebahagiaan seolah mendorongnya untuk mengajukan talak kepada suaminya.

Hal yang tidak seharusnya dia ucapkan sebelum Martinez sendiri yang mengucapkan dan itu sudah tertulis diatas perjanjian pra nikah.

Mendengar ucapan Kirana, Suga tersenyum kecil sembari memijit pangkal hidungnya.

Suga kembali menatap istrinya, dia mulai menelaah penampilan wanita yang selalu ada disetiap malamnya, wanita yang selalu berusaha menjadi yang sempurna, namun sayang usaha wanita itu tidak membuatnya tergetar sedikitpun.

Scandal Tuan MudaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz