FOREWORD

650 133 34
                                    

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Provence, Southeastern France

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Provence, Southeastern France.
Six years ago.

Cerahnya langit mengiringi langkah tungkai jenjang Roseanne Laurent. Ia terus menapaki jalanan bebatuan di sepanjang ladang lavender yang nampak spektakuler pada masa musim semi. Bukan hanya melangkah tanpa tujuan, wanita bersurai kuning keemasan itu memang berniat untuk memotret arsitektur bangunan Biara Senanque yang dihiasi hamparan bunga lavender ungu nan bermekaran indah.

Setelah merasa puas mengabadikan momen dalam bidikan kameranya, anak tunggal dari keluarga Laurent yang lebih memilih untuk melakukan solo traveling itu hendak pergi dari sana guna mencari makan siang. Wanita tersebut berniat mendatangi sebuah kedai tradisional di kawasan Saignon. Namun rencananya kandas begitu ia ditabrak oleh bocah gempal yang tengah berlari kencang kearahnya.

"Awhh..." Roseanne lalu mendesis kecil.

"Mademoiselle!" Seorang anak laki-laki mencekal ujung mini dress berwarna broken white milik Roseanne—seakan menahan wanita itu supaya tidak pergi. Kemudian dengan bibir tipisnya yang nampak memberengut muram dia menjelaskan, "A-a-aku terpisah dari keluargaku." 

Roseanne sontak mengalungkan strap kamera mirrorless kepunyaannya di leher. Lalu berjongkok guna menyamakan tingginya dengan bocah bertubuh mungil tersebut. "Terpisahnya dimana? Apakah kau mengingatnya?"

"A-a-aku tidak ingat," lontar anak tersebut yang nampak gelisah dan jauh dari kata tenang. Hingga kedua bola matanya pun nampak tidak bisa fokus ke arah Roseanne yang notabennya berada tepat di hadapannya.

Tidak lama kemudian bocah berusia delapan tahun itu seketika merebahkan tubuhnya di atas jalanan berpasir dan terus berputar seperti arah jarum jam sembari berteriak. Pun aksi menghebohkan tersebut tak luput dari tontonan para pengunjung lainnya.

"Mama! Mama! Aku ingin bertemu mama Vivian dan paman Vier!"

Sang jejaka tak henti-hentinya menangis kencang. Dibarengi dengan menggulingkan tubuh mungilnya, hingga berulang kali menuju ke arah Roseanne. Wanita itu sempat merasa terintimidasi oleh tatapan beberapa orang nan senantiasa meniliknya sinis. Pandangan tersebut seolah menyiratkan bahwa anak yang sedang tantrum itu adalah buah hatinya.

VENGEANCEحيث تعيش القصص. اكتشف الآن