Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Wonyoung menatap anaknya saat dia ke rumah Len.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
" Mamah nginep disini lagi malam ini?"
" tidak Len, mamah tidur di rumah kakek. Nenek Irene akan marah kalau mamah nginep disini."
" Oh begitu, tapi boleh gak temenin aku sampai aku tidur. Aku suka saat mamah bercerita sebelum aku tidur seperti malam itu."
" Baiklah sayang."
Wony membacakan buku dongeng tentang raja dan anaknya.
" Aku kemarin melihat seorang raja sedang menikah." Ucap Len, maksud dia saat Kai menikah, dia sempat melihatnya.
" raja? Kapan? Dimana?"
" Di istana sana, lumayan cukup jauh, waktu itu aku keluar rumah karena pintu terbuka, dan aku baru tahu kalau di luar pagar rumahku ada lapangan yang luas dan banyak rumah, dan ada satu rumah yang besar sekali, kata orang itu istana. Aku masuk dan ada seorang raja yang sedang menikah. Namanya Hueningkai."
Deg, Wonyoung terkejut saat anaknya menyebut nama ayahnya.
" Kalian bertemu?"
" iya mah , aku menarik gaun putrinya karena dia sangat cantik dan tersenyum terus. Seperti di cerita disney."
Wony menghela nafas. Dia tidak tahu kalau ternyata mereka sudah sempat bertemu tapi tidak sadar satu sama lain.
" Aku ingin menjadi pangeran mah, apakah ayahku seorang raja seperti cerita buku itu? Kemana dia? Bukankah kalau ada ibu berarti ada ayah? Kenapa aku hanya punya kakek nenek dan mamah?" Len semakin pintar mempuzzle. Wony tidak tahan ingin mengatakannya kalau ayahnya calon raja agar Len bangga, namun dia memikirkan keselamatan anaknya itu.
Wony hanya mengusap rambut Len dan memeluknya kemudian Len dan Wony tertidur. Wony sangat menyesali kesalahan dia di waktu muda yang menyebabkan putranya harus menderita.
