Chapter 2: the Boold

63 7 11
                                    

Aku sebenernya pengen up ini lebih cepat, tapi ternyata baru selesai sekarang.

Jadi, Happy Reading guys.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jade adalah salah satu dari ras Smaragdus yang memiliki darah penyembuh yang bisa digunakan untuk menyembuhkan banyak penyakit dan juga luka parah. Namun berbeda dengan saudara dan orang tuanya, Jade terlahir dengan darah beracun yang bisa membawa kematian bagi mereka yang menyentuh atau meminum darahnya.

Hal ini diketahui saat Jade baru terlahir, saat bayi dari ras Smaragdus yang baru terlahir. Mereka memiliki darah penyembuh yang jauh lebih mujarab dari pada yang sudah berumur. Karena itu para bayi ras Smaragdus yang baru lahir sudah diambil darah mereka untuk disimpan sebagai obat.

Akan tetapi, saat dara Jade yang masih bayi ingin diambil. Darah nya melelehkan botol yang digunakan untuk menampung darahnya yang menetes. Tetua desa saat itu sampai menggunakan salah satu hewan ternak yang sakit untuk menguji coba darah Jade, dan hasilnya hewan itu mati setelah diberikan darah milik Jade.

Sejak saat itu, tetua desa menganggap jika Jade mengalami kecacatan dan juga kutukan dari dewa. Saat itu Jade memulai hidupnya dengan perasaan khawatir akan melukai keluarga nya dan juga teman-temannya. Walau baik keluarga maupun teman seumurannya bersikap baik kepada Jade, tapi Jade tetap merasa takut.

Namun walaupun Jade memiliki darah yang beracun, dia memiliki sebuah keunikan tersendiri. Yaitu kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri, dan juga kemampuan memindahkan luka.

Kemampuan ini Jade sadari saat dia ingin menolong adiknya yang terluka.

Merelani: "Aw!!"

Jade: "Eh?! Merelani! Kau baik-baik saja?!"

Merelani: "Hiks... Sakit..."

Jade: "tidak apa, Merelani... Kau bisa menggunakan darahmu..."

Merelani: "tapi ini hanya tergores... Haruskah aku menggunakan darahku?"

Jade: "itu... Eh? Lukamu hilang?"

Jade terkejut saat melihat lutut adiknya yang awalnya tergores, tiba-tiba kembali seperti tidak tergores sedikit pun. Namun anehnya dia merasakan sensasi perih di lutut nya, Jade melihat ke arah lututnya dan luka tergores milik adiknya seperti berpindah ke dirinya sendiri. Dan beberapa saat kemudian, luka tergores itu sembuh dengan sendirinya.

Jade: "Eh? Bagaimana?"

Merelani: "Kakak... Apa kakak yang melakukan itu?"

Jade: "aku... Tidak yakin..."

Merelani: "Kalau begitu ayo kita uji!"

Merelani mengambil serpihan kaca, dia menyayat pergelangan tangannya sendiri sampai darahnya yang berwarna hijau keemasan menetes. Jade terkejut dengan tindakan nekat dari adik perempuan nya itu.

Jade: "Merelani! Apa yang kau lakukan?!"

Merelani: "membuktikan! Sekarang ayo coba lagi kak!"

Merelani mengulurkan tangannya yang terluka ke depan wajah Jade. Sebenarnya Jade tidak yakin jika dia bisa melakukan ini, namun dia tetap mengikuti keinginan adiknya. Jade menutup mata sambil memegang pergelangan tangan Merelani yang terluka.

Perlahan pergelangan tangan Jade terasa sakit, Jade juga merasa jika darahnya jatuh menetes. Jade membuka mata dan melihat pergelangan tangannya benar-benar terluka, tidak hanya itu luka yang dia dapatkan juga persis seperti ditempat adiknya terluka tadi.

Merelani: "Haha~ ternyata benar berhasil kak!"

Jade: "i-iya... Tapi tolong menjauh Merelani! Kau bisa terluka jika terkena darahku!"

Merelani: "Oh! Aku lupa soal itu!"

Dari hari itu, Jade mengetahui jika dia punya kemampuan untuk memindahkan luka seseorang ke tubuhnya. Dan kemampuan menyembuhkan diri sendiri juga.

Mengetahui jika dia punya kemampuan unik, Jade mulai sering membantu penduduk lokal planet. Jade memindahkan luka milik penduduk yang terluka ke tubuhnya dan menunggu beberapa menit sampai luka itu menutup secara sendiri nya.

Jade tidak peduli jika luka yang dia terima saat itu mengandung racun lain atau tidak. Selama dia bisa berguna sama seperti warga lain dari ras Smaragdus, dia akan menerima semua itu.

"Jade! Tolong! Putraku tergigit Shiitake!"

Jade: "Apa?! Bagaimana bisa putra anda tergigit Shiitake?! Bukankah itu hewan yang sudah langka sekarang?"

"Dia pergi memanen jamur hutan, tapi tidak menyadari jika salah satu jamur disana adalah Shiitake!"

Jade: "Ba-baiklah... Akan aku coba..."

"Tolong selamatkan putraku"

Jade terus menggunakan kemampuannya untuk memindahkan luka dari mereka yang para penduduk yang membutuhkan bantuannya. Penduduk lokal pun sekarang beralih mengandalkan kemampuan Jade untuk memindah luka.

Mereka tidak lagi memohon meminta darah ras Smaragdus yang bisa menyembuhkan. Mereka hanya perlu meminta Jade, tanpa bayaran dan hanya dengan wajah memelas. Jade akan membantu mereka sekalipun jika apa yang akan pindah ke tubuhnya adalah sesuatu yang bisa membahayakan nyawanya.

Jade terus memindahkan luka para pasiennya. Menggunakan kemampuannya untuk membantu yang lain, dan membiarkan dirinya terkena racun yang terkontaminasi dengan luka yang dirasakan pasien nya. Seiring berjalannya waktu, Jade mulai terbiasa dengan semua racun itu.

Tubuhnya seperti mengembangkan imun nya sendiri untuk bertahan dari racun yang masuk lewat luka yang dia pindahkan. Itu sisi baiknya, tetapi sisi buruknya darah milik Jade yang sudah terkontaminasi dengan banyak racun lain. Menjadi semakin berbahaya.

Darah beracun miliknya seperti bisa membunuh apa saja yang bersentuhan dengannya. Namun walau begitu, Jade masih tidak ingin menghentikan apa yang dia lakukan ini.

Tak peduli jika dirinya bisa saja mati karena memindahkan semua luka atau darahnya yang malah akhirnya membunuhnya sendiri. Jade tidak peduli, dia adalah kecacatan yang terlahir di ras Smaragdus. Dengan cara ini, dia bisa membuktikan jika dia bisa membantu penduduk lain yang sudah menjaganya dengan penuh kasih sayang.

Demantoide: "Jade... Kau baik-baik saja?"

Jade: "aku baik-baik saja ayah... Ayah tidak perlu khawatir..."

Moldova: "tapi tubuhmu dipenuhi dengan perban... Kau sudah bekerja keras untuk membantu yang lain..."

Jade: "terima kasih untuk kekhawatiran kalian, tapi aku sungguh baik-baik saja kok~ ibu, ayah" ^^

Demantoide: "baiklah, jangan memaksakan dirimu ya..."

Moldova: "kami tau kau ingin membantu, tapi kau juga harus menjaga dirimu juga. Kami tidak ingin kau terluka..."

Demantoide dan Moldova menatap putra sulungnya dengan wajah khawatir. Kedua orang tua itu, memberikan perhatian dan kasih sayang yang sangat tulus kepada Jade sebagai putra mereka. Walaupun terlahir berbeda, namun mereka tetap menerima Jade sebagai putranya.

Jade membalas tatapan khawatir itu dengan senyuman manis, dia memeluk ayah dan ibunya dengan lembut.

Jade: "aku akan berhati-hati, kalian tidak perlu khawatir."

Jade memang terlahir dengan kecacatan dan berbeda dengan ras Smaragdus yang lain. Namun Demantoide dan Moldova tetap menerimanya sebagai putra mereka. Adik perempuannya juga begitu menyayangi Jade, dan para ras Smaragdus juga begitu perhatian dengannya.

Hal itu membuat Jade merasa dihargai dan juga bahagia. Karena itu, Jade tidak pernah peduli dengan dirinya. Caranya untuk membantu memang cukup beresiko, tapi Jade rela melakukan itu untuk membalas budi orang-orang yang menerimanya.

.
.
.
.
.

Bersambung....

Ultraman Peridot: the Cowardly JewelryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang