Bab 1

1.9K 14 1
                                    

Kimi, seorang gadis belia yang duduk di kelas dua menengah atas berwajah cantik dengan kulit kuning Langsat khas wanita jawa. Dia tumbuh menjadi seorang gadis ceria meski pun di besarkan tanpa seorang ibu, ibunya meninggalkan dia saat baru di lahirkan, kemiskinan sang ayah saat itu membuat ibunda Kimi memilih pergi dengan laki laki lain.

Tapi roda kehidupan memang berputar, seiring berjalannya waktu usaha Bagas -ayah Kimi jalani berkembang pesat kini laki laki itu menjadi pemilik dari agen sembako besar di salah satu pasar yang ada di kota mereka tinggal.

Bagas memang sengaja tidak menikah lagi karena ingin fokus mengurus sang putri dan usahanya saja, selain itu Bagas takut jika istrinya tidak bisa menyayangi Kimi dengan setulus hati.

Awalnya hanya itu alasan yang ada di hati Bagas, tapi lambat laun lelaki itu memiliki alasan lain di hatinya seiring tumbuhnya Kimi menjadi seorang gadis cantik. Bagas hanya ingin hidup berdua dengan Kimi dan memiliki gadis itu seutuhnya melebihi seorang ayah pada putrinya.

Bagas memiliki hasrat lain pada sang putri hingga dia selalu membelikan sang putri pakaian pakaian seksi yang akan gadis itu pakai ketika berada di rumah.

Kimi pun tidak pernah merasa aneh dengan hal itu, kedekatan dengan sang ayah seolah tanpa jarak dan rasa canggung, terbiasa hidup berduaan dengan sang ayah membuatnya hanya merasakan sayang dan cinta saja pada sang ayah.

Seperti biasanya, sore hari sekitar pukul lima sore Bagas akan pulang dari tokonya, Kimi yang sudah pulang lebih dulu dari sekolah menunggu di rumah yang jaraknya tidak begitu jauh dari pasar tempat toko lelaki itu berada.

"Papa beliin pesenan aku?" tanya Kimi yang duduk di ruang tengah sambil menonton televisi saat melihat sang ayah pulang, Bagas yang sedang mengunci pintu tersenyum mendengarnya.

"Beliin dong Sayang, emang selama ini Papa pernah enggak beliin pesenan kamu?" Jawab Bagas sambil memberikan apa yang putrinya pinta.

"Asik, Makasih, Pa," kata Kimi sambil membuka kotak berisi ayam goreng tepung yang dia inginkan, Kimi langsung mengambil sepotong paha ayam goreng lalu memakannya.

Bagas tersenyum lebar lalu duduk di sebelah Kimi, di atas sofa yang ada di depan televisi.

"Papa capek, ya?" tanya Kimi saat sang ayah rebahan di atas pahanya yang terbuka karena gadis itu hanya mengenakan hot pants berpadu tank top bertali spaghetti.

"Capek sih, tapi Papa kan cuma ngawasin yang kerja sama ngitung duit aja. Enggak terlalu capek lah," jawab Bagas sambil tertawa, tangan kekar laki-laki itu bergerak maju mundur mengelus paha sang putri. Kimi bukan lagi anak kecil yang tidak mengerti apa apa, ada yang berdesir nikmat di dalam dirinya mendapatkan perlakuan seperti itu dari sang ayah.

"Kimi, enggak kerasa sekarang kamu udah gede ya," kata Bagas sambil memutar tubuhnya hingga kini wajahnya berhadapan dengan perut rata sang putri, Bagas menatap wajah cantik Kimi yang sedang mengunyah ayam gorengnya.

"Iya, itu kan berkat Papa yang udah berjuang ngerawat Kimi dari bayi," jawab Kimi, "terima kasih, ya, Pa."

"masa terima kasih doang," jawab Bagas.

"Terus Kimi harus gimana? Kimi bantu Papa di toko, ya," kata Kimi.

"Jangan, kamu cukup bales apa yang udah Papa kasih ke kamu dari kamu masih bayi dulu," jawab Bagas sambil menyembunyikan seringai mesumnya.

"maksud Papa?" tanya Kimi tidak mengerti.

"Papa kan dari kamu bayi Udah kasih kamu susu jadi-."

"Jadi Papa mau Kimi bikinin susu?" Tanya Kimi dengan penuh semangat, Bagas langsung menggelengkan kepalanya.

"Terus, Papa mau apa?" Tanya Kimi sambil menatap wajah tampan sang ayah.

"Papa pengen susu dari sumbernya," kata Bagas sambil mengelus payudara montok Kimi yang masih terbungkus tank top seketika telapak tangan Bagas merasakan tonjolan keras di tengah tengah payudara Kimi yang menggantung, gadis itu tidak mengenakan bra.

Kimi malah tertawa mendengar permintaan sang ayah.

"Papa, payudara Kimi kan enggak keluar susunya," jawab Kimi santai, gadis itu kembali mengigit paha ayam goreng di pegangnya sambil menikmati elusan tangan sang ayah pada kedua payudaranya yang sekal, rasa geli juga ia rasakan setiap kali tangan Bagas mengenai putingnya yang sudah mencuat menantang kuluman.

"enggak apa apa enggak keluar susunya, yang penting bisa bikin Papa puas," jawab Bagas penuh harap, "boleh kan kalau Papa selalu nyusu kamu?"

"Em ... Gimana, ya?"

***

Hayo kalau kalian jadi Kimi kalian jawab apa???????

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 16, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kimi Love PapaWhere stories live. Discover now