hari Minggu hari dimana jaemin akan pergi ke pemakaman. Kalian pasti tahu pemakaman siapa itu??? Yapps and benar pemakaman Chenle, Ji-Sung dan kedua orangtuanya itu.
Jaemin sedang bersiap diri menggunakan baju warna hitam namun terlihat formal. Semenjak ditinggal jisung jaemin jarang melakukan hal hal yang tidak tidak. Berapa tahun lalu pas kematian jisung ia sering bolos sekolah, suka mabuk-mabukan.
Sekarang ia berubah, ia harus merawat diri dan menghindari hal hal yang tidak mengenakkan. Ia mulai sedikit demi sedikit menjauhi mabuk.dan juga rokok. Kok jdi curhat nying.g
Setelah dirinya rapi dan keren ia pun keluar dari kamar. Ia berjalan menuruni anak tangga satu persatu, jaemin melihat di meja makan tersebut ada sang kakek,nenek,&Jeno sama istrinya itu.
"pagi" ucap jaemin dengan singkat, dan dibalas degeman mereka. Jaemin duduk berhadapan dengan kursi kosong entah Tah tahu siapa yang menepati kursi tersebut
"hahhaa ayo glanma ayo kejar Leon hihi"
"leon jangan lari, nanti jatuh"
suara yang sangat meleking ditambah lagi suara sang nenek(Yoona) yang sedang memanggil sang anak kecil yang sedang lari lari.
Jaemin hanya diam saja ditempat ia tak peduli dengan hal itu semua, ia lanjut makanan itu dengan lahap tanpa melihat suara anak kecil yang begitu menusuk telinga nya itu.
"huhhh, cudah glanma Leon cape, ayo makan glanma" Dengan nafas terengah-engah. Yoona mengangguk kecil, Yoona pun menggandeng tangan anak kecil itu ke kursi makan.
Sekarang jaemin berhadapan dengan anak kecil itu. Jaemin tak melihat wajah anak kecil itu karena kepala jaemin menundukkan kebawah.
Sedangkan anak kecil itu terus menatap kearah seseorang yang ada dihadapannya. Ia seperti mengingat sesuatu tapi dimana?? Kenapa wajah orang dihadapannya ia pernah liat...
"jaemin samchon??"
Sontak jaemin mendongakkan kepalanya kearah yang memanggil namanya tsb. Jaemin tersentak kaget sedikit karena orang yang ada dihadapannya anak kecil yang ia hampir tabrak.
"cleon??!" cleon yang melihat hal itu langsung tersenyum manis. Dengan suara yang riang membuat seluruh dimeja makan terheran-heran
"annyeong samchon, kita ketemu lagiiiii"
"bentar?! Kok kalian udah saling kenal?? Padahal ya jaemin sama cleon baru pertamakali ketemu dan aku tak memberi tahu nama anak ku kepada mu" ucap Jeno dengan dengan cepat dan itu membuat jaemin memutarkan bola matanya dengan malas
"tadi dijalan saya ga sengaja nabrak dia dijalan, dari situ saya sama anak anda saling kenal"
"apa??!! Mau ditabrak?!!"
"gausah marah, ga ada luka dikit pun. Alay" dengan itu jaemin berdiri dari duduknya. Ia berjalan menjauh dari meja makanan tersebutlah. Jeno yang mendengar hal itu ingin marah namun ditahan oleh sang istrinya itu
"mau sampai kapan kamu kaya gitu jaemin-a?? Apa kau belum puas melupakan jisung??? Aku tahu itu cukup berat untuk melupakan itu. Tapi aku kasian Dengan mu jaemin-a, aku melihat mu seperti tidak ada tujuan hidup Dimata mu"
......
"Chenle, mamah. Maafin jaemin karena sudah bikin kalian berdua kecewa dengan ku, aku telah melanggar itu semua, maaf..."
Sekarang jaemin berada di pemakaman sang mamah dan Chenle. Pemakaman ayah dan Ji-Sung bersampingan Dengan makam milik Yora dan Chenle.
"aku tak bisa melupakan itu mah, jaemin selalu dilanda merasa bersalah, jaemin tak becus menjaga jisung. Maaf"
"jisung-ah, maafkan Hyung, Hyung membuat mu tersiksa Hyung tak bisa menjaga diri mu. Ji-Sung tolong jaga ayah ya?? Ayah sekarang bersama jisung... jaga jisung ya ayah"
"jaemin akan terus mendoakan kalian dengan baik, semoga jaemin menyusul kalian suatu hari""semoga yang tenang ya super Hero kesayangan Hyung"
jaemin terus mengelus papan salib milik jisung. Jaemin memeluk papan salib milik jisung
"seberat apapun batu kalau kalah sama air, sedalam apapun air batu tidak akan pernah muncul kembali ,Sebaliknya juga dengan seberat dan sedalam apapun masalah dimasa lalu itu tidak akan pernah hilang dari ingatan seseorang"
"hyung sayangg sama Ji-Sung"
-selesai-
KAMU SEDANG MEMBACA
diary Jisung
Short Story"hyung, padahal aku butuh perhatian mereka semua. mereka tak memperdulikan ku sama sekali" "maafkan aku Hyung, kalau kau kecewa dengan perbuatan ku ini maafkan aku, aku lelah sungguh lelah sekali. mereka tak ada yang mau mengasih perhatian kepada ku...