{3}

0 0 0
                                    

Tolong di dukung dengan cara Vote dan Like ya, Terimakasih 🙏

@/Pesawat

Graziella, Gea dan Hellen duduk bertiga di pinggir dekat jendela. Tiket bisnis dari kampusnya langsung tak di sangka, Xavier dan ke dua teman nya juga duduk di belakang nya barisan yang sama. Graziella memilih di dekat jendela.

Di tempat duduk Xavier ~

"Vier, lu tahu gak? Cewe di depan, depan lu persis dapet beasiswa penuh sama kayak lu pertama kali datang. Baru kali ini ada yang bisa kayak lu tahun kemarin gak ada." Ujar salah satu sahabat Xavier.

"Terus gua harus ngapain? Biarin aja kampus yang ngurus, bukan urusan gua Nathan. Sudahlah gua mau tidur, perjalanan panjang." Sahut Xavier.

"Yeuh, maksud Nathan itu cewe yang sama kayak lu dapet beasiswa gak kalah cantik dari... Shaletta." Ucap sahabat yang lainnya.

"Jangan bawa-bawa Shaletta. Mereka jelas beda jauh ya Arka." Tegas Xavier.

"Kita gak bermaksud bandingin cewe lu sama dia. Gua cuman pengin ngasih tahu, ini udah hampir setahun dan lu masih tetap pada pendirian lu nungguin dia balik. Jangan kan balik, hubungin lu aja gak Vier. Dia pergi kemana aja lu gak tau." Tutur Nathan.

"Ya Vier, kita sebagai sahabat lu dari SMP ngerasa kalo lu gak pantas nunggu begini. Apalagi udah hampir setahun, move on bro." Lanjut Arka.

"Dia ke Paris, impian dia jadi modeling sekaligus penata busana. Banyak berita nya di internet lu aja yang pada kagak nyari." Jawab Xavier.

"Terakhir gua dengar lu ngirim orang buat ngawasin cewe lu, gimana kabarnya?" Tanya Arka.

Xavier terdiam menatap keluar jendela penuh dengan pikirannya.

@/Flashback

Xavier pergi ke ruang kerja Ayah nya,

"Nak ada apa?" Tanya Ayah.

"Yah, boleh gak Xavier pinjam bawahan terpercaya ayah buat kirim ke paris. Xavier..."

"Kamu mau ngawasin Shaletta? Nggak perlu nak. Ayah sudah tahu semua nya, kamu bisa lihat di amplop itu." sahut Ayah.

"Ini apa yah?" Tanya Xavier.

"Sebelum buka tenangkan diri kamu. Mungkin kamu akan merasakan sakit hati setelah melihat isi amplop itu. Ayah harap kamu segera bergerak dan ceria lagi seperti kamu sebelum mengenal Shaletta. Buka hati kamu, lihat sekitarnya. Ayah yakin banyak yang tulus sama seperti kamu ke Shaletta." Pesan Ayah.

"Ayah sudah selidiki Shaletta diam-diam di belakang Xavier? Kenap..."

"Bukan ayah, tapi bunda. Sejak awal kalian pacaran bahkan dekat dan tahu bahwa dia sangat mengimpikan jadi modeling. Bunda sudah curiga kalau ini akan terjadi, dia akan lebih memilih karir nya di bandingkan kamu. Mungkin buat beberapa bulan bunda masih bisa terima, tapi ini sudah lebih dari 6 bulan. Bunda terpaksa meminta Ayah melakukan hal ini dan bunda gak cuman sehari buat selidiki gerak-gerik pacar kamu itu. Tapi sebulan penuh kemarin, sebelum kamu datang kesini. Bunda nggak mau kamu terus terkurung di rasa ini." Jelas Bunda.

"Sudah. Kamu buka di kamar saja amplop nya, tenangin diri kamu dulu sebelum buka. Ini demi kebaikan kamu dan karir kamu juga kedepannya. Kamu pengin jadi peseni terkenal dan buka musium seni gitu kan? Sekarang kami sebagai orang tua ingin kamu fokus ke sana. Jika kamu sudah mengobati hati, itu lebih baik." Pesan ayah.

Xavier terdiam kemudian mengambil amplop coklat itu dan pergi meninggalkan ruangan kerja ayah. Xavier menuju lantai 2 dan memasuki kamarnya. Xavier dengan hati-hati meletakkan amplop di meja dan duduk di kursi. Perlahan membuka amplop coklat itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Sky is a Silent Witness to Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang