Sky [07]

482 33 10
                                    

"Dari mana aja?" Arlo langsung menyambut kedatangan Queen ke kamarnya dengan pertanyaan bernada introgasi, "kok baru balik jam segini." Sekarang sudah pukul tujuh malam by the way.

Queen melirik Arlo sebentar lalu menghembuskan napas, "tadi gue ngga langsung balik, ketemu Sky dulu."

"Lo ketemu dia dan ngga bilang sama gue, Queen?" Setelah menaruh tasnya, Queen menguncir rambutnya asal lalu kemudian duduk ditepi ranjang dan membalas tatapan Arlo dengan santai.

"Gue nepatin janji, Ar. Mau gimanapun juga kalian berdua udah bikin kesepakatan sebelum tanding, kan?"

"Tapi Lo ngga perlu datengin si anjing itu, Queen. Lo ngga perlu nyerahin diri--"

"Nope!" Queen menggeleng tegas, "gue ngga lagi nyerahin diri ke dia, Sky. Tapi janji tetaplah janji. Lo mau dikenal pengecut, huh?"

Arlo membuang muka, seolah kesal dengan alasan Queen.

"Ar, Lo tenang aja. Gue ngga akan kenapa-napa. Malahan, gue yang berniat bikin dia nyesel karena udah berurusan sama kita, terutama gue."

Arlo kembali menoleh, satu alisnya naik, "maksud Lo?"

Queen membenarkan posisi duduknya menjadi bersila, "gue punya rencana-em, sebenernya ini saran dari temen-temen gue sih."

"Apa rencananya?" Tanya Arlo penasaran, enggan mendengarkan basa-basi, membuat Queen yang paham sifat cowok itu langsung berdecak namun tetap menjelaskan.

"Jadi, gue bakal tetep penuhin kesepakatan kalian dengan nepatin janji sama Sky. Let's say, dia klaim gue jadi miliknya. Tapi nanti perlahan-lahan gue bakal membalikan keadaan dimana gue yang bakal bikin dia bertekuk lutut sama gue."

Mata Arlo menyipit, "jangan bilang Lo mau jadiin dia ... pacar, Lo?" Melihat respon Queen yang menyengir lebar membuat Arlo sontak membulatkan mata, "ngga ada ya Queen!" Tolaknya dengan tegas, "gue ngga setuju!"

Queen yang sudah tahu respon Arlo akan begitu hanya mendengus pelan, "udahlah Ar, Lo tahu beres aja. Lagian gue udah punya cara sendiri buat bikin dia tertarik sama gue. Dengan begitu, lambat laun dia bakal nurut sama perkataan gue, setelahnya gue yang bakal ninggalin dia setelah gue berhasil mastiin kalo dia beneran sayang sama gue."

"Gue bilang ngga ya ngga!" Arlo tetap kekeuh dengan pendapatnya, "gue nyesel udah ngeyain si anjing Sky kalo tahu ujung-ujungnya bakal kayak gini."

Queen menghela napas panjang, "Ar, ayolah..." ia ikut merasa bersalah, "anggap aja ini bentuk pertanggung jawaban gue atas kekalahan Lo."

"Gue ngga kalah. Gue cuma--"

"Oke, anggap aja kemarin hari apes kita ya. Ar, mau gimanapun secara ngga langsung gue yang udah bikin Lo babak belur kayak gini. Kan dari awal emang Lo yang pengen nolak, sedangkan gue yang minta buat Lo jabanin si Sky. Setelah semuanya terjadi, kita ngga mungkin mundur dan lepas tangan dong Ar. Apa kata anak Ganesha kalo sampe Sky nyebarin kabar tentang kita terutama Lo? Jangan lupa Ar, banyak yang nonton kalian tanding pas kemarin malam. Bisa aja dari salah satu mereka jaadi saksi kekalahan Lo. Walaupun mereka temen-temen Lo, but who knows? Siapapun bisa jadi pengkhianat, kan?"

Arlo langsung dibuat bungkam dengan ucapan Queen. Diam-diam Queen bersorak dalam hati karena ia sangat tahu kalau ucapannya berhasil menggoyahlan Arlo. "So, cara gue ini bisa mencegah hal yang ngga diinginkan terjadi, sekaligus juga bisa jadi wadah kita buat balas dendam sama dia. Ya kan?"

Tatapan Arlo melemah, "gue cuma takut dia bahayain Lo, My Queen. Mungkin kemaren-kemaren gue masih bisa remehin dia, tapi gue juga ngga bisa tutup mata tentang dia yang bisa ngalahin gue." Arlo memijit pangkal hidungnya dengan hati-hati karena seluruh wajahnya masih terasa sakit, "Queen, kalo nantinya Lo malah terjebak sama permainan Lo sendiri gimana?"

SKYLER [On Going]Where stories live. Discover now