Akhir Pernikahan Tanpa Cinta

6.5K 73 0
                                    

"Kau mau pergi ke mana pagi-pagi begini ?"tanya Sino heran melihat Sena keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.


"Ayah sedang sakit. Aku ingin menjenguknya."jawab Sena.


"Benarkah ? Kenapa ibu tidak bilang apa-apa padaku ?"


"Yang dia maksud ayahku, bukan ayahmu."Dean muncul dari tangga untuk menjemput Sena.


"Aku sudah menyiapkan sarapan. Kami pergi dulu. Jangan lupa kunci pintu saat kau pergi !"


Mereka pun pergi tanpa menunggu jawaban Sino. 1 jam kemudian, mereka sudah sampai di rumah Tuan Darma. Sena langsung masuk ke kamar Tuan Darma, sedangkan Dean mampir ke kamar mandi dulu.


"Ayah, kau baik-baik saja ? Aku sangat khawatir."tanya Sena setelah ia duduk di kursi di samping tempat tidur.


"Hanya kelelahan."


"Jangan terlalu memaksakan diri untuk bekerja !"


"Aku baik-baik saja. Jangan terlalu khawatir !"


"Apa Ayah ingat pada gadis kecil yang kau selamatkan 14 tahun yang lalu ?"


"Entahlah. Kapan ? Di mana ?"


"Ayah menyelamatkan seorang anak kecil yang hampir mati tenggelam di laut."


"Oh. Aku mengingatnya sekarang. Bagaimana kau bisa tahu ?"


Sena mengeluarkan sebuah kalung dengan liontin namanya,"Akulah anak kecil itu."


Tuan Darma tidak tampak terkejut sama sekali, ia malah tersenyum pada Sena,


"Kau sudah besar sekarang."


"Apa Ayah ingat pada janjiku waktu itu ?"


"Sedikit. Kalau tidak salah tentang menikah dan menjaga."


"Tentang menikah dengan anak Ayah. Sebenarnya aku ingin berkata jujur padamu. Aku menikah dengan Dean karena janji itu. Selain itu, ayahku juga memintaku menikah dengan Dean sebagai syarat untuk menyelamatkan perusahaanmu. Aku ingin mengatakan hal ini padanya tapi aku terlalu takut untuk berkata jujur."


Pyaarr..........


Pecahan kaca berserakan di lantai. Dean berdiri termangu di depan pintu. Sena menghampirinya, memungut pecahan kaca yang tadinya berbentuk gelas utuh. Dean masih tidak bergeming sedikitpun.


"Aku ingin pulang sekarang."katanya dengan nada dingin.


Jalanan sudah mulai macet. Hari sudah hampir siang. Mereka akhirnya tiba di rumah pukul 11 siang. Perjalanan pulang terasa sangat lama. Bagaimana tidak

Marrying StrangerWo Geschichten leben. Entdecke jetzt