Hangat

166 9 1
                                    

Sesuai harapan paman genit itu, Yeosang membatalkan kepulangan.

Sebelumnya ia sudah berjalan jauh sampai ke avenue. Sayangnya ia tiba-tiba berpikir tidak akan ada setan yang menerkamku di dalam kamar kost, for fuck sake! Jadi ia memutuskan untuk kembali ke rumah ke-dua-nya itu.

Dingin sekali. Segala atribut berbahan wol yang ia gunakan terasa masih kurang, dan rasanya percuma. Tidak begitu berguna. Ia ingin seseorang memeluknya sekarang juga. Siapa pun, asalkan jangan BM. Pria itu sangat tampan, tapi Yeosang tidak menyukai sifat pria dewasa itu. Kalau bisa, ia ingin pindah ke tempat lain besok.

Tanpa diduga, tiba-tiba saja ia merasakan seseorang mendekapnya dengan erat dari belakang ketika hendak membuka kunci pintu masuk.

Ia berbalik untuk mendapati Jongho tersenyum manis padanya.

"Hyung?"

Jongho masih memasang senyumnya ketika mengatakan, "Kau tampak kedinginan. Sangat kedinginan."

"Mau apa kau kemari?" Yeosang seketika lupa bahwa barusan saja ia berharap siapa pun memeluknya.

"Hanya ingin berkunjung." Jongho tahu, kemampuannya membuat alibi jelek sekali. Suatu saat nanti ia akan tidak sengaja berada di TKP pembunuhan dan dihukum mati hanya karena tidak bisa membuat alibi sama sekali meskipun ia bukan pembunuhnya.

"Kau tahu kalau berkunjung tengah malam begini tidak sopan?" Yeosang terdengar kesal. Tapi setengah terdengar lega.

"Aku tahu." Jongho kelihatan tidak enak. Tumben, biasanya juga selalu berbuat semaunya. Bahkan jika Yeosang sudah menolaknya sekalipun. Terkadang Jongho bisa melupakan persoalan konsensual kalau sudah lupa diri.

"Lalu kenapa kau tetap memaksa?"

"Aku tidak peduli. Yang penting aku bisa bertemu denganmu." Jongho terlihat penuh tekad. Yeosang dibuat gagal paham.

"Siang hari bisa kan? Waktu dimana aktivitas sudah seharusnya dilakukan. Malam hari adalah saatnya bagi manusia untuk beristirahat."

"Tidak. Karena siang aku memiliki urusan dengan Yunho, San, dan Mingi." Jongho akhirnya mendapati kemampuan membuat alibinya sedikit membaik. Mungkin karena dihadapkan pada kenyataan bahwa ia harus sering sering berbohong pada Yeosang demi kebersamaan keduanya.

"Lalu tidak peduli padaku yang akan merasa terganggu akan kedatanganmu yang terlalu larut." Yeosang masih ingin memaksa. Benar-benar mendapatkan alasan masuk akal dari kelakuan Jongho.

"Sudahlah. Lagi pula kau sendiri belum tidur kan?"

"Aku akan tidur sekarang." Yeosang masih mendebat, meski terdengar cukup lelah.

"Kau habis dari mana?" Jongho membelokkan pembicaraan. Karena jika terus ditanggapi, maka seluruh perdebatan penting ini tidak akan berakhir dan hanya akan membuang waktu istirahat Yeosang yang terlalu singkat. Kalau Yeosang barusan bilang bahwa Jongho tidak peduli padanya, itu semua adalah dusta. Karena Jongho sangat perhatian. Terlalu perhatian malah.

"Bukan urusanmu." Yeosang benar-benar lelah sekarang. Ditambah otaknya masih penuh kegelisahan. Kedatangan Jongho yang penuh pertanyaan tidak membantu sama sekali. Membantu menghabiskan energinya yang sudah sangat sedikit ini, iya.

"Tentu menjadi urusanku."

"Benarkah? Kenapa?"

"Karena kau terlibat dalam kehidupanku, maka kau adalah bagian dari hidupku sekarang," tegas Jongho, terdengar posesif. Siapa pun tolong ingatkan dia bahwa ia dan Yeosang bukanlah siapa-siapa.

"Kau sendiri yang melibatkan dirimu ke dalam hidupku. Dan aku tidak pernah meminta itu. Kau mau menyalahkanku?"

"Lalu sekarang bagaimana? Kau akan mengusirku pulang? Kau akan setega itu? Setidaknya kita sudah menghabiskan banyak waktu bersama, aku bukan sekadar orang selewat yang bisa tidak kau pedulikan."

Yeosang terdiam. Bohong ketika ia mengatakan ia merasa terganggu. Kenyataannya, ia merasa senang bisa melihat Jongho berada di sini sekarang bersamanya. Ia hanya kesal. Karena setiap kali melihat wajah lelaki itu, di saat bersamaan ingatannya tentang Jongho yang terlihat mesra dengan mantan pacarnya, terbesit begitu saja. Juga ketika beberapa hari lalu dimana Jongho menyebut nama gadis itu, saat ia sedang bersamanya. Dan langsung meninggalkannya begitu saja, hanya demi urusannya dengan gadis itu.

Kali ini Yeosang yang harus diingatkan bahwa ia dan Jongho bukanlah siapa-siapa. Mau gadis mana pun yang ditemui Jongho, bukanlah urusan Yeosang. Ia tidak punya hak untuk melarang. Bahkan mungkin tidak punya hak untuk cemburu.

Seharusnya ia tidak merasa kesal dengan itu. Tidak sebanding dengan Jongho yang selama ini sudah menyelamatkan hidupnya dan melindunginya.

Waktu yang ia lalui bersama Jongho hanya berkurang sedikit. Namun ia benar-benar merasa kehilangan. Katakan ia berlebihan. Tapi mau bagaimana lagi? Kenyataannya ia memang merasa kehilangan. Kalau Jongho menghabiskan waktunya dengan orang lain, bukan dengan dirinya.

Mengajak Jongho untuk menginap di kamarnya yang berukuran kecil itu sepertinya bukan masalah. Lagi pula ia masih memiliki residu rasa takut dari film horror itu. Sedikit. Tapi sesungguhnya, sedikit atau banyak, ia tetap menginginkan Jongho bersamanya. Untungnya ia punya alasan bagus.

"Biarkan aku menemanimu, Yeosang. Aku tidak bohong bahwa kau terlihat kedinginan." Jongho terdengar khawatir. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan mengambil kesempatan dalam kesempitan. Tapi yah, sambil mendapat kesempatan bisa memeluk Yeosang juga bukan skenario buruk. Itu kan adalah apa yang suka ia lamunkan selama ini apalagi kalau sedang sendirian di dalam kamar tidurnya. Dan tadi lamunannya jadi kenyataan, ia benar-benar senang.

"Benarkah? Apa benar-benar kelihatan?" Yeosang jadi khawatir kalau dia kena hipotermia akut tanpa sadar. Kan seram? Biasa lah, overthinking malam-malam.

Jongho tersenyum penuh arti. "Ya. Mau kuhangatkan?"

Yeosang tidak tahu harus merespon apa. Jadi ia mengangguk saja.

Dan berharap bahwa ia bisa mengambil absen lebih di esok hari untuk mencuci sepreinya yang mungkin akan sedikit-banyak ternodai.

Dan berharap bahwa ia bisa mengambil absen lebih di esok hari untuk mencuci sepreinya yang mungkin akan sedikit-banyak ternodai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HARDSHIP 🌷 JongSang [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang