BAB 4

222 4 3
                                    


hari ini skaya di hukum karena terlambat lagi, alasan nya hanya karena malas datang awal. skara tuh rada eror bukan nya cari alasan apa kek apa kek malah bilang malas datang awal kan di hukum. mana hukuman nya bersihin taman lagi. bisa bisa hitam karena terkapar sinar matahari.

lagi asik bersih bersih tiba tiba Dikta dan kawan kawanan datang. “ enak kan! “

“ Lo, Lo pada ngak punya kerjaan yah selain gangguin gue?, cebok pantat ayam gitu “ cibir skara sambil menyapu dedaunan agak kuat membuat Dikta dan teman teman kena daun daun dan pasir yang ikut di daun.

“ WOI! “ geram Arga

“ apa?, mau cari gara gara hah! " skara

“ ada apa ini? “ tanya pak ramka sambil menghampiri skara.

“ bubar! “ perintah pak ramka. Dikta dan kawan kawan nya langsung pergi.

“ skaya kamu kenapa? " pak ramka

" ngk papa pak “ jawab skara lalu pergi untuk menyapu ke bagian lagi..

“ tidak biasanya?! “ pikir pak ramka lalu pergi.

***

buggkkk

suara tubuh skara yang terbentur ke kayu. skara bangkit sambil merapikan bajunya, sepertinya hari ini dia akan pulang dengan babak belur.

Dikta langsung memberi kode agar anak buahnya menyerang skaya satu persatu. tapi semua berhasil skara tumbangkan dengan satu pukulan. anak buah berikut nya maju dan tetap tumbang. hingga terakhir Arga curang dan menendang belakang tubuh skara hingga membuat skara jatuh tengkurap.

“ ARGA! “ teriak Dikta kesal karena kelakuan arga. bukanya menyesal Arga malah pergi.

skara kembali bangkit. baru mau membalas kan perbuatan Dikta dan teman teman tubuh skara sudah jatuh terlebih dahulu. untung dengan sigap Dikta menahan tubuh skaya jika tidak maka tamatlah skaya.

Dikta dan Indra membawa skaya ke markas Dikta, indra dan Arga. di sana juga ada Arga yang sibuk meninju samsak kesayangan nya.

" tanggung jawab lo “ ucap indra sambil menatap arga yang tengah bertinju

sialnya bukanya indra membantu Dikta mengangkat skaya sampai di lantai 2 malah indra memilih nonton gara bertinju. Dikta udah manggil manggil sampai capek tapi di acuh kan. dengan terpaksa Dikta sendiri yang membawa skaya ke lantai dua sambil menggendong skaya ala koala.

bruk*

hufff. lenguh Dikta yang berhasil membaringkan skaya di kasur milik nya. saat Dikta ingin beranjak pergi tiba tiba tangan nya di tahan skaya. wajah skaya tampak pucat sepertinya pria itu memimpikan susuatu yang menyeram kan.

Dikta duduk di sebelah skaya sambil mengusap tubuh skaya dengan handuk basah karena skaya tiba tiba demam.

“ Lo mau mati! “ ucap skara tiba tiba membuat Dikta kaget hampir jatuh dari tempat tidur

“ gue di mana? “ ucap skara lagi kali ini posisinya duduk sambil menatap Dikta.

“ markas gue! “ jawab Dikta lalu turun dari tempat tidur

“ kenapa gue bisa di sini? “

“ Lo goblok atau gimana sih, Lo demam jadi gue bawa ke sini “

“ demam? “

“ Iyan demam, kenapa wajah Lo bingung gitu. Lo ngak tau apa itu demam? “ tanya Dikta langsung di jawab anggukan oleh skara

“ Lo manusia jaman batu, demam aja ngak tau “

transmigrasi cowok dingin [ skara ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang