8. Fighting

646 93 6
                                    

Jayakarta, 1 October 2018.
[Raise Your Gang²]

(M/N) pergi ke kantin karena energinya telah habis sehabis turnamen karena membahas untuk acara turnamen selanjutnya minggu depan bersama panitia yang lain. Dirinya juga masih harus di bimbing nanti untuk olimpiade besok dan sekarang saja ia dapat perintah dari Angga.

Ia diminta oleh Angga untuk membelikannya batagor 7.000 di kantin Bu Endang. Untung aja Angga adalah kakaknya, kalau bukan udah (M/N) abaikan—eh nggak deng, mau ia jual aja, deh.

Syukurlah karena uang kembaliannya dapat di ambil olehnya. Mumpung di kasih duit 20.000 terus beliin batagor 7.000 dan masih ada sisa 13.000 buatnya. Lumayan buat restock mie di rumah yang kebetulan masih tinggal tiga.

Apalagi beli ke Richard, mungkin ia bisa minta diskon kalau di bolehin, sih.



Di kantin, selagi menunggu pesanan milik kakaknya. (M/N) mendapati Budi sedang duduk satu meja dengan Sophia. Diam-diam (M/N) bangga dengan nyali Budi karena berani deketin Sophia yang sekarang sedang sendirian alias single.

Iya, (M/N) sudah tahu tentang hubungan Sophia dan Ricco. Mereka telah putus tapi tak terlihat dari wajah mereka seperti menyesal atau sedih. Hanya ekspresi wajah biasa yang sering mereka tampilkan setiap hari.

Itu karena ia yang menjadi saksi bisu antara mereka. (M/N) takut apabila Ricco kebablasan menghajar Sophia tapi, justru sebaliknya. Mereka putus dengan cara baik-baik tanpa kekerasan, teriakan atau pun cela mencela. Ini membuat (M/N) bingung.

Pfft—terbiasa di lingkungan toxic sekali damai langsung vibesnya beda.

(M/N) tanpa sadar memandangi Budi entah sedang mengobrol tentang apa sampai membuat laki-laki itu memerah bersama Sophia. Bahkan mereka juga tertawa bahagia.

Aduh, ada yang pecah tapi bukan piring atau gelas. Ada yang sakit tapi tak berdarah.

Ternyata bukan hanya dirinya saja yang memandang Budi dan Sophia. Qory dan Irfan yang kebetulan sedang asik makan bakso itu ikut memperhatikan sembari memfoto mereka berdua untuk di lapor ke Ricco.

Mereka sepertinya tidak tahu kalau bos-nya telah jadi jomblo karena sudah putus dari Sophia.

(M/N) beranjak dari tempatnya dan meminta agar pesanannya nanti di bungkus oleh Bu Endang. Setelah melihat Budi dan Sophia, ia tidak jadi makan di kantin lalu minta untuk di bungkus.

Selagi menunggu pesanannya, ia datang menghampiri Qory dan Irfan lalu menyapanya membuat mereka berdua menoleh ke arahnya serempak.

"Hai, Kak Qory! Kak Irfan!" sapa (M/N) sembari membenarkan kacamatanya yang hampir melorot.

"Oh, yo~"

"Mas (M/N)!!"

Qory membalas lambaikan tangan dengan mulut cemong karena kuah bakso. (M/N) yang melihat itu mengambil sapu tangan di saku celananya dan mengelap sekitar mulut Qory.

"Kak Qory, kalau makan kayak anak kecil aja. Masa udah besar, makan masih cemong gitu." Qory hanya bisa terdiam dengan pipi tersipu bahkan mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Nah, ginikan baru keliatan rapi."

"Mas (M/N), aku bisa bersihin sendiri," sahut Qory mengambil sapu tangan (M/N) dan mengelapnya sendiri.

"Woi, Bud!!"

Kegiatan (M/N) dan Qory terhenti begitu mendengar seruan, mereka bersama Irfan menoleh ke asal suara tersebut yang ternyata ada para  antek-anteknya dari The Yellow Jackets yang mengejek Budi dan mengganggap Budi telah berbuat curang.

My Yellow [TBM x S!Male Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang