Chapter 31

30.8K 3.5K 1.3K
                                    

Vote Sebelum baca 🌟

Vote Sebelum baca 🌟

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Desa Elior. Sebuah desa wisata incaran para bangsawan ibu kota.

Pemandangan alam Desa Elior begitu memanjakan mata.

Udara segar dan suasana tenangnya mampu meringankan beban pikiran.

Makanan khas Desa Elior juga sangat unik dan lezat.

Alasan itulah yang membuat para bangsawan berbondong-bondong menginap di Desa Elior karena desa itu merupakan tempat paling tepat untuk melarikan diri sejenak dari kehidupan bangsawan yang rumit dan memusingkan.

Sekarang, di sanalah Iris berada. Di Desa Elior yang sangat terkenal.

Bukan tanpa alasan Iris memilih menetap sementara di sana.

Iris memilih menetap di sana karena desa tersebut melarang keras terjadinya keributan.

Penguasa desa pasti tidak akan membiarkan para ksatria memasuki desa untuk mencari seorang perempuan.

Seandainya ksatria melawan, maka mereka akan mendapatkan kritikan keras dari para bangsawan dan tentunya hal tersebut bisa berdampak ke Grand Duchy.

"Setidaknya, untuk sementara aku bisa bebas dari ksatria Dylan." Kikiknya sembari melangkah riang. Senyumannya tampak begitu cerah. Mengalahkan cerahnya sinar mentari.

Iris berhenti di depan sebuah toko bunga yang bernama "Helen's Florist"

Membuka kunci pintu masuk toko, membuka pintu masuk lebar-lebar, dan mulai beres-beres. Bersiap menyambut pembeli.

Ya, sekarang Iris bekerja sebagai karyawan di toko bunga dengan menggunakan identitas Liora. Seorang rakyat jelata yatim piatu.

Secara kebetulan, sebuah toko bunga bernama Helen's Florist sedang membuka lowongan pekerjaan saat dia datang di desa. Walaupun gajinya sedikit, Iris tetap mencoba melamar karena tertarik melihat dua point' terakhir. Disediakan tempat tinggal dan diberi makan 3x sehari.

Iris sangat betah bekerja di Helen's Florist karena pengunjungnya sangat sedikit. Pemilik toko juga sangat baik dan jarang berada di toko bunga karena sering sakit.

"Beginilah hidup yang sebenarnya. Tenang dan damai." Kikik Iris pelan seraya merebahkan kepalanya di atas meja. Bersantai ria karena toko bunga sepi.

Namun, kebahagiaannya tidak berlangsung lama tatkala mendengar langkah kaki seseorang.

Iris segera menegakkan tubuhnya, berjalan ke arah pintu masuk, dan menyambut pembeli perdananya. "Selamat datang di Helen's Florist." Sambutnya ceria.

Pembeli yang disambutnya mengerjap takjub. Terpesona melihat kecantikan dan tubuh indah Iris. Meskipun Iris memakai riasan tebal, hal tersebut tak membuat Iris terlihat jelek. Iris malah terlihat sangat dewasa dan sexy.

"Tuan ingin membeli bunga apa?" Tanya Iris. Berusaha mengembalikan fokus pria tersebut.

Iris tidak bodoh. Ia bisa melihat sorot kagum di mata pria di hadapannya. Tapi, pertanyaannya ... Kenapa pria itu terpesona melihatnya?! Bukankah biasanya para pria menyukai gadis cantik natural?

"Silahkan masuk dan memilih bunganya, tuan." Tutur Iris lagi. Risih diperhatikan intens oleh lawan jenis.

Pria itu berdehem pelan. Lantas, masuk ke dalam toko dan mulai memilih bunga.

Wajahnya yang tampak kebingungan memilih bunga membuat Iris greget bukan main.

"Kalau boleh tahu, tuan ingin memberikan bunga kepada siapa?" Tanya Iris ramah. "Saya akan merekomendasikan bunganya untuk tuan." Imbuhnya.

"Aku ingin memberikannya kepada ibuku."

"Ohh ibu. Bagaimana kalau tuan memberikan bunga tulip berwarna merah?" Saran Iris.

"Bunga tulip memiliki makna yang bagus, yaitu cinta dan kasih sayang antara anggota keluarga yang saling menyayangi. Tulip juga memiliki arti penghargaan serta keagungan. Ibu tuan pasti senang menerimanya." Jelasnya.

"Baiklah, bunga itu saja."

Iris tersenyum manis. Lega mendapatkan pembeli yang tidak banyak protes. "Tuan ingin membeli berapa tangkai?"

"Terserah. Asalkan terlihat bagus saat dijadikan buket bunga."

"Baiklah. Tunggu sebentar, tuan."

Iris bergegas membuatkan buket bunga sedangkan pria itu menatap Iris tanpa henti. Memperhatikan setiap gerak gerik Iris tanpa merasa bosan. "Siapa namamu, nona?"

"Liora, tuan." Jawab Iris singkat. Tanpa berniat bertanya balik lantaran terlalu fokus membuat buket bunga.

"Aku Hazel. Pembeli tetap di sini sejak kecil. Dimana Helen?"

"Beristirahat di rumah, tuan. Nyonya sedang Sakit."

Pria bernama Hazel itu menghela nafas pelan. "Helen terlalu memaksakan dirinya bekerja. Seandainya dia menjual tempat ini kepadaku, dia pasti bisa menghabiskan masa tuanya dengan tenang menggunakan hasil penjualan toko bunganya." Curhatnya.

Iris melirik Hazel sekilas. "Nyonya enggan menjualnya karena banyak kenangan manis bersama suaminya tersimpan di sini."

Hazel tersenyum tipis. "Ternyata kau tahu banyak tentang Helen. Sejak kapan kau bekerja di sini?"

"Baru satu Minggu, tuan."

"Ternyata masih baru."

Mata Hazel menyipit. Menelisik wajah cantik Iris. "Kau pendatang baru? Aku belum pernah melihatmu selama berlibur di desa ini."

"Iya, tuan."

Hazel menatap Iris tertarik. "Kau berasal dari mana? Kalau aku, berasal dari ibu kota. Wilayah kekuasaanku berdampingan dengan Wilayah kekuasaan Viscountess Edane.

"Apa mungkin Anda Count Servant?" Tebak Iris.

"Tepat sekali! Aku count Servant. Ternyata kau mengenalku. Apakah sebelumnya kita pernah bertemu? Entah kenapa wajahmu terasa sedikit familiar bagiku."

Iris tersenyum manis. Berusaha terlihat tenang. "Kita belum pernah bertemu, tuan."

Hazel bertopang dagu. Menatap Iris penuh senyuman. "Jadi, ini pertemuan pertama kita 'kan?"

Iris mengangguk.

"Senang bertemu denganmu, Liora."

Iris tersenyum sebagai balasan.

"Apakah kau sudah memiliki kekasih?" Tanya Hazel terus terang.

"Belum, tuan."

"Apakah kau memiliki pria yang kau sukai?"

Iris menggeleng polos.

Sudut bibir Hazel tertarik ke atas. "Lantas, bolehkah aku bermimpi menjadi orang yang kau sukai, Liora?"

 "Lantas, bolehkah aku bermimpi menjadi orang yang kau sukai, Liora?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

23/9/23

Kuy spam komen, ntar ku kasih triple up🗿

firza532

The Tyrant's WifeWhere stories live. Discover now