Seokjin di sidang kali ini, Permaisuri Jenie mengadukan kepada Raja Hoseok karena Seokjin telah berani meracuninya, padahal dalam pikiran Seokjin sekalipun Anak itu tidak akan berani melakukan hal keji seperti itu.
Ketika Seokjin bertanya kepada Jungkook apa yang terjadi, Jungkook bersumpah atas nama ibunya kalau dia tidak memasukkan racun apapun. Seokjin percaya karena Jungkook adalah orang yang jujur dan sangat menyayangi satu satunya anggota keluarganya yang masih hidup yaitu ibunya. Tidak mungkin dia bermain sumpah apalagi menyangkut kehidupan ibunya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ternyata ini adalah salah satu rencana Permaisuri Jenie untuk melenyapkan Seokjin.
Jenie memasukkan sendiri racun yang dibawanya ke dalam makanan yang dihidangkan oleh Selir Seokjin, menyuruh bawahannya berkorban dengan memakan makanan yang sudah dimasuki racun.
Anak itu di dudukkan di kursi interogasi bersama Jungkook, sedangkan Raja Hoseok sendiri yang menginterogasi Seokjin dan Jungkook.
"Hukumanmu akan semakin ringan jika Kau mengakuinya Seokjinie," Hoseok tersenyum dingin.
"Yang mulia, Saya tidak akan berani melakulan hal itu, untuk apa saya melakukannya? Jika saya mau yang saya inginkan hanyalah pergi dari istana ini, memulai kehidupan baru berdua dengan putera saya meskipun sederhana," Seokjin menangis.
"Kau mau membawa lari Anakku? Bermimpilah terus Seokjinie, Kau tidak akan bisa keluar dari sini tanpa keinginanku, aku akan anggap ini sebagai kecelakaan dan kelalaian, mulai saat ini kau dan Jungkook tidak di perbolehkan keluar dari area paviliun Selir."
"Yang mulia tap...," Hoseok menyuruh Jenie menghentikan protesnya. Dan Sang Permaisuri yang rencananya kembali gagal menggeretakkan giginya kesal dengan tingkah Suaminya yang memberikan kelonggaran hukuman kepada Seokjin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pangeran Taehyung menghembuskan nafasnya lega mendengar hukuman yang meskipun Seokjin tidak melakukannya, setidaknya Anak itu tidak di hukum penjara.
Hari demi hari berlalu, sejak dijatuhkannya hukuman kurungan paviliun, yang bisa Seokjin lakukan hanya melamun dan menatap nanar pagar istana yang menjulang tinggi.
