Bab 40

489 19 5
                                    

Happy Reading💐💐

🌺Skliròs🌺
Bab 40. Memulai semuanya

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_


Sudah 1 bulan Arina menjalani hari-hari tanpa hadir nya Angkasa, membuat nya semakin tak tersentuh.

Contohnya saat ada seorang perempuan menabrak nya di lorong sekolah tanpa sengaja Arina malah memukul nya membabi buta sehingga dirinya di scors seminggu lamanya.

Keluarga dan teman-temannya mencoba membuat Arina kembali seperti dulu tapi semuanya hanya sia-sia.

Saat ini Arina sedang berada di kelas padahal saat ini waktu untuk istirahat. Teman-temannya sudah membujuk agar ikut ke kantin namun Arina menolak.

"Hai Arina" sapa Zayan membuat Arina menoleh, hanya menoleh tanpa membalas sapaan Zayan.

"Kemana sifat lo yang bar-bar?" Ucap Zayan lalu duduk di samping Arina "hilang" sahut Arina singkat.

Zayan menganggukan kepalanya "lo tau Calvin Roderick?" Tanya Zayan dengan tersenyum licik.

Tubuh Arina menegang saat mendengar nama tersebut "siapa lo?" Tanya Arina seraya bangkit dari duduknya menjauhi Zayan.

"Zayan Gevanza teman masa kecil nya Calvin, panggil aja gue Gevan" ucapnya dengan tertawa kecil.

Arina menatap Zayan dengan tidak percaya, kenapa masa lalu harus di ungkit kembali?

"Apa tujuan lo kesini?"

Zayan berjalan mendekati Arina yang menjauh dari nya "buat balas dendam kematian Calvin! Calvin cinta banget sama lo, dan lo malah nolak dia?!" Bentak Zayan.

Arina menutup matanya sebentar untuk menenangkan pikirannya "Cinta 'gak bisa di paksa, gue anggap Calvin cuman teman!" Sahut Arina menatap Zayan tajam.

"Lo mau bilang kalau gue yang bunuh Calvin? Lo salah, semua rekaman CCTV di cafe waktu itu hilang, dan itu ulah gue. Pembunuh nya sudah di penjara, lo mau temuin dia?" Jelas Arina.

Zayan diam menatap Arina "gue 'gak percaya!" Balasnya membuat Arina menggeram kesal.

Calvin Roderick adalah teman dari Zayan dan Arina. Namun saat Arina berteman dengan Calvin, Zayan sedang berada di london karna dirinya bersekolah di sana.

Calvin selalu menceritakan tentang Arina, menunjukan wajah Arina, tapi Arina hanya mengetahui nama Zayan itu pun Arina mengetahui sebagai Gevan. Calvin memanggil Zayan sebagai Gevan.

Suatu kesalahpahaman membuat Gevan membenci Arina. Gevan menganggap Arina yang telah membunuh Calvin, nyatanya Calvin murni kecelakaan di akibatkan oleh seorang yang salah memberikan minuman kepada Calvin.

Calvin yang sedang dalam keadaan mabuk itu pun mengendarai motor dengan cepat sehingga mengakibatkan kecelakaan.

"Kalo lo 'gak percaya, gue juga ga peduli!" Sinis Arina membuat Zayan menggeram kesal.

"Gue udah punya banyak musuh, jangan join juga lo. Kalo 'gak percaya pergi ke kantor polisi deket ****" lanjut Arina.

Zayan segera meninggalkan Arina dengan perasaan campur aduk. Arina menatap ponsel nya cukup lama hingga muncul notifikasi dari Anton "Angkasa udah bangun" isi dari chat Anton.

_SKLIRÒS_

Arina berjalan menyusuri lorong tumah sakit dengan cepat. Dirinya sudah tidak sabar bertemu dengan Angkasa.

Ceklek

Arina membuka pintu ruangan Angkasa membuat semua yang ada di sana menengok ke arahnya.

Inti Arpaz dan Skliròs menatap Arina dengan tatapan yang beragam, lalu meninggalkan Arina dengan Angkasa di ruangan tersebut.

"Asa..."

"JANGAN KESINI!" Teriak Angkasa membuat Arina menatapnya bingung "tapi kenapa? Asa 'gak kangen sama Ina?" Tanya Arina.

Angkasa menatap kedepan dengan pandangan kosong "jauh-jauh dari cowok cacat ini, Na" lirih Angkasa.

Arina menatap Angkasa sendu "gue buta Na, gue 'gak bisa lihat apa-apa, gelap na" ucap Angkasa seraya meneteskan air matanya.

Arina berjalan mendekati Angkasa lalu memeluknya "gue 'gak peduli!" Ucapnya seraya mengusap rambut Angkasa lembut.

Angkasa menangis di dalam pelukan Arina "lo kuat! Makasih udah bertahan sampai sekarang" ucap Arina.

Angkasa melepaskan pelukannya lalu berkata "lo 'gak malu punya pacar kayak gue?" Tanya Angkasa.

Arina tertawa kecil "ngapain malu?" Sahut Arina membuat Angkasa tersenyum manis "makasih" ucap Angkasa.

Arina membaringkan Angkasa di atas brankar "mending lo tidur biar cepat sembuh, gue kesepian 'gak ada lo" lirih Arina membuat Angkasa tersenyum tipis.

"Emang inti Arpaz sama Skliròs 'gak ada waktu buat lo?"

"Ada sih hehehe"

Angkasa hanya menggelengkan kepalanya lalu mulai memasuki dunia mimpi.

"Angkasa Baugri, cowok yang sempurna bagi gue" bisik Arina kepada Angkasa yang tertidur.

Sedangkan dari tadi ada yang mengintip kegiatan mereka berdua dari luar "Angkasa pasti terpukul sama keadaan ini" ucap Lorenzo seraya menjauh untuk mendekati yang lain.

"Gimana?" Tanya Langit. Mereka semua saling pandang "nggak mungkin Angkasa bisa mimpin Skliròs lagi" sahut Razic.

"Dia bisa" sahut Arina yang baru saja keluar "kalian bisa bantu dia kan buat mimpin?"

Mereka semua tersenyum lalu mengangguk bersama.

"TENANG ADA ABANG SCIVA--"

"Diem anj" tegur Arsen seraya menunduk malu saat semua mata tertuju pada mereka.

"Dasar cowok gila, untung sayang" ucap Arina membuat Scivano tersenyum "aa scivano di sayang Arina" ucap Scivano seraya mendorong Lorenzo.

"ALAY!" Teriak semua orang di sana.

"Gue aduin Angkasa" ucap Gerald santai membuat mereka semua panik.

"Cepuan lo mah"

"Ga asyikk"

"Hm"

"Bacot!"

_SKLIRÒS_

Udah gessss ga ada imajinasiii lagiii

Ga nyambung okeee

Papayyyy maaf udah lamaaaaa gak update hohohohohohoho

Hahahahahahahah
Hihihihihihihihihihi
Hehehehehehehehhe
Hohohohoohohhohoo

SKLIRÓS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang