Chap 02 - evnne

209 30 2
                                    

Pekerjaan yang tidak ada habisnya, uang yang tidak pernah cukup satu harinya. Tidak bisakah manusia beristirahat barang sebentar saja.

"Ada yang punya rokok, gak?" tanya seseorang yang baru saja masuk.

"Di pintu belakang, ada bang Lijeong," jawab laki-laki yang lebih muda.

"Lo gak sekolah, Ji?" kini Keita menanyakan hal dengan bobot lebih penting.

"Buat apa? Kita bakal balik ke dunia immortal kan pada akhirnya. Balik ke Pack of Evnneing dan jadi raja di kingdom masing-masing. Kenapa gue harus belajar di dunia manusia yang gak penting ini?" jawab Jihoo, entah masuk akal atau tidak.

"Bener sih," timang Keita lagi.
"Kalo gitu gue juga gak ada gunanya dong kerja beli makan buat hidup di dunia manusia ini," tuturnya, menuntut penjelasan dari Jihoo.

"Beda lah. Kalo lo gak bisa hidup disini ntar lo bisa mati sebelum masuk dunia immortal kali. Walaupun lo Phoenix, apa itu bakal mengubah keadaan?" terdengar sangat serius.

"Ya makanya lo juga belajar di sekolah buat bertahan hidup disini, Jihoo! Ntar kalo masuk dunia immortal tapi lo nya bego, tetep aja lo gak bisa jadi raja. Masa King of Werewolf gak punya pendidikan," Keita mengusak rambut Jihoo sedikit kasar, memberi pengertian.

"Sekolah lo besok," lanjutnya lagi.

"Iya iya," Jihoo mendengus, menuruti perintah yang paling tua di markas singgahnya.

Senyum Keita merekah, Jihoo dan dua adik laki-laki tidak sedarah lainnya adalah harta paling berharga yang ia miliki saat ini.

"Hanbin mana?" tanyanya acak. Mengingat hanya ada Jihoo dan Lijeong saja, sementara biasanya markas diisi oleh empat orang.

"Belum muncul dari pagi," sambil menyeruput teh yang mulai dingin, Jihoo mengendikkan bahunya.

Brakkk.

Pintu dibanting kasar, Hanbin baru saja masuk dengan terengah-engah. Berdiri dibalik pintu sambil tergagap memegangi gagang erat. Kemudian ketiganya saling pandang, menunggu penjelasan titik terang.

"P-polisi," ucap Hanbin terbata.

"Shit. Lo ngapain lagi, Park Hanbin?!" Keita melotot, hendak marah, emosinya hampir tidak bisa dikendalikan.

"Nanti gue jelasin, lari dulu!" perintah Hanbin kemudian.

Keita menurut, bergegas membuka pintu belakang dan berlari... atau tidak. Keduanya lebih memilih untuk terbang begitu saja menjelma wujud asli yang terpendam. Keita dengan sayap emasnya, dan Hanbin dengan sayap hitam juga jubah sebadan-badan.

Sementara Lijeong yang cepat mengerti situasi langsung menyebur pada rawa di sekitaran. Meninggalkan seputung rokok yang masih cukup panjang. Tidak peduli dengan buaya atau hewan buas lainnya, dia seorang dan seekor Siren omong-omong.

Dan Jihoo, yang paling muda ini masih terduduk, diam dengan teh di jemarinya.

Aaauuu.

"Beres. Gue tinggal ngaum doang udah takut semua itu polisinya. Ngapain abang-abang pada lari deh,"

- - -

"Gooll!!"

Skor akhir 3-2 untuk kemenangan tim sepakbola SMA Boys Planet membawa rasa bangga para pemainnya.

"Gol terakhir lo keren banget," senyumnya merekah, seorang rekan terdengar memuji dengan tulus. Keduanya juga sempat melakukan salam persahabatan sebelum salah satunya dipanggil dari kejauhan.

DEVIL TWINS || zb1 x evnneWhere stories live. Discover now