Bab 1: Pertemuan Pertama yang Menentukan Nasib

7.8K 313 8
                                    

Di jantung kota, dua dunia yang sangat berbeda hidup berdampingan. Di satu sisi, ada acara mewah yang diselenggarakan oleh Yayasan Tanggung Jawab Sosial. Orang-orang berpenampilan kaya berkumpul untuk menggalang dana untuk krisis ekonomi saat ini. Kamera berkedip-kedip, mengabadikan busana dan senyuman mewah mereka, seolah sedang menyelesaikan permasalahan bangsa.

Namun di samping pemandangan yang berkilauan ini, cerita berbeda pun terungkap. Orang-orang miskin berjuang dan berperang melawan pemerintah dan orang-orang kaya. Mereka sangat terpukul oleh krisis ini dan merasa diabaikan.

Di acara tersebut, seorang pria berdiri dan berbicara dengan lantang. Dia bertindak seolah-olah dia punya semua jawaban atas krisis ini, dan mengatakan dia bisa membuat negaranya kaya lagi. Pidatonya penuh percaya diri, dan dia tampak bangga dengan solusinya. Dia berbicara tentang kerusuhan yang terjadi di Korea Selatan, seolah-olah negara tersebut berada dalam masalah besar.

Anehnya, pria tersebut ternyata adalah Presiden Korea Selatan, Heo Jung Se. Berita ini mengejutkan semua orang yang menonton, karena dia berbicara kepada seluruh negeri, bukan hanya para peserta acara mewah.

Kamera juga menunjukkan beberapa orang berkuasa lainnya yang mengendalikan politik di latar belakang. Mereka seperti dalang yang menarik talinya.

Presiden Heo melanjutkan pidatonya, mengatakan bahwa dia mempunyai solusi untuk krisis dua tahun ini. Dia memperkenalkan acara baru yang disebut 'People's Live Court'. Acara ini akan membiarkan orang biasa menjadi hakim di pengadilan langsung. Ini merupakan hal yang besar, sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Negara ini menyaksikan dan mendengarkan, terpecah antara acara mewah dan perjuangan dalam kehidupan nyata.

Saat Presiden Heo mengumumkan Kang Yo Han sebagai hakim terpilih untuk acara langsung mendatang, gelombang antisipasi melanda tempat acara. Semua mata tertuju ke pintu masuk, di mana sesosok tubuh melangkah masuk dengan aura kepercayaan diri yang agung. Seolah-olah Kang Yo Han telah melangkah keluar dari halaman sejarah, kehadirannya menarik perhatian seperti seorang raja yang berkuasa.

Mengenakan setelan jas yang dirancang dengan sempurna, setiap langkah Kang Yo Han memancarkan aura keberanian dan karisma. Posturnya seperti seorang raja, bahu tegak dan kepala terangkat tinggi, memancarkan daya tarik yang tak terbantahkan. Ruangan itu seakan berhenti sejenak saat dia berjalan, sebuah energi yang nyata berdesir di udara.

Para hadirin menyaksikan dengan takjub, terpikat oleh sosok yang seolah memikul beban dunia di pundaknya. Bisik-bisik tentang reputasinya beredar, kisah-kisah tentang kecemerlangan dan tekadnya yang tak tergoyahkan. Seolah-olah takdir sendirilah yang mengantarkannya ke momen ini, kedatangannya menimbulkan bayangan yang jauh melampaui kehadiran fisiknya.

Saat ia mengambil tempat di antara para elit acara, tatapan Kang Yo Han tetap stabil, ekspresinya sangat percaya diri dan penuh teka-teki. Pengumuman Presiden telah menarik hubungan antara pria ini dan drama yang sedang berlangsung, sebuah hubungan yang menggugah dan membingungkan semua orang yang memberikan kesaksian.

Di mata mereka yang hadir, Kang Yo Han bukanlah manusia biasa. Dia adalah kekuatan yang harus diperhitungkan, simbol kekuasaan dan pengaruh. Kemegahan acara tersebut tampaknya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan auranya, dan saat dia mulai menjalankan perannya sebagai hakim, udara semakin dipenuhi dengan antisipasi yang menggemparkan. Panggung telah ditetapkan, dan Kang Yo Han telah masuk, seorang raja di tengah kerumunan, siap untuk menentukan nasib acara dan negara itu sendiri.

Dengan energi acara yang masih terasa, Kang Yo Han melangkah maju, dengan kehadiran yang berbeda di tengah penonton yang berkumpul. Suaranya membawa otoritas yang terukur saat dia memperkenalkan diri, kata-katanya jelas dan disengaja.

The Devil Judge - BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang