10|Bahagia bersamaku

34 32 3
                                    

JANGAN LUPA VOTE&COMENT!!
HAPPY READING!!

>>0<<

Pagi hari yang sejuk di karenakan bumi di jatuhi oleh rintik hujan yang deras membuat Solana semakin nyaman di tempat tidurnya dan enggan untuk bangun padahal sudah saatnya ia berangkat ke sekolah.

Terdengar langkah kaki perlahan mendekat kearah Solana dan terlihat sosok pria yang sudah cukup tua "Na,hari ini gausah sekolah ya? Hujannya deras banget, bahaya"

Ucapan sang ayah dapat membuat Solana lega sekaligus kecewa. Entah kenapa ia merasa kecewa padahal seharusnya ia sangat bahagia karna ayahnya mengizinkannya untuk tidak sekolah, mungkin efek ingin bertemu dengan Ankara membuatnya harus menelan sedikit rasa kecewa.

Di sana sama halnya seperti Ankara yang terus memandangi keluar pintu kelasnya berharap Solana melewati kelasnya dengan alasan terlambat, namun nihil ia sudah menanyakan pada Aransya bahwa Solana memang sengaja tidak sekolah karna hujan.

Untuk pertama kalinya Ankara membenci hujan,sungguh saat ini ia ingin bertemu Solana.

"Tumben bengong biasanya berisik" Celetuk Jaya membuyarkan lamunan Ankara.

"Gi galau bocah!" Sahut Rio sambil sesekali mencatat catatan milik Jaya.

"Kangen Solana" Ucap Ankara dengan nada sedih, yang tentu membuat ketiga temannya bergidik geli sekaligus jijik.

"Alay banget lu najis! Jadian aja belum!" Sahut harry dengan raut wajah kesal.

"Gaada nyali dia buat nembak Solana" Sahut Rio.

Seketika ketiga remaja itu menatap Rio dengan tatapan penasaran.

"Solana galak sebelas dua belas lah sama si Zey" Ucap Rio dengan nada berbisik khawatir Zey mendengar ucapannya.

"Bukan bego" Dengan enteng tangan Jaya menggeplak kepala Rio "Bukan karna gaada nyali tapi karna dia gatau hati dia buat siapa"

"Ah, bacot sok tau lu pada!" Sentak Ankara dengan kesal.

"Itu fakta anjir, awas aja lu bikin temen gua sakit hati tu bocah jarang jatuh cinta" Ucap Jaya dengan ancaman.

Ankara lantas berbalik menghadap Jaya yang duduk di belakangnya "Lu temenan sama Solana dari kecil ya?"

"Dari awal masuk SMP Solana tu pindah rumah di sebelah rumah gua"

Mendengar jawaban Jaya Ankara semakin tertarik mengetahui tentang Solana "Terus-terus dia anaknya gimana?"

"Anaknya kepoan awal pindah rumah dia langsung masuk ke halaman rumah gua cuma mau liat di rumah gua ada yang seumuran sama dia apa enggak" Jelas jaya membuat ketiga temannya tertawa mengetahui tingkah random Solana.

"Bocah random amat" Sahut Rio di selingi dengan gelak tawa.

"Ada foto Solana pas SMP ga?" Tanya Ankara semakin gencar mengetahui tentang Solana.

Mendengar pertanyaan Ankara Jaya lantas menatap Ankara dengan sinis"Gaada!minta ke orangnya aja sana!"

Seketika bahu Ankara merosot lesu"Pelit lu ah sama temen sendiri"

"Lu sejak kenal Solana napa jadi alay sih monyet" Umpat Harry dengan bingung sekaligus kesal.

Umpatan Harry tidak di hiraukan Ankara sama sekali ia merasa malah menanggapi teman-temannya saat ini. Bahkan saking malasnya bel istirahat berbunyi pun ia enggan keluar untuk makan seperti anak-anak lainnya.

Bahagia Untuk AnkaraWhere stories live. Discover now