Eps.7🐹

252 37 1
                                    

Srak! Srak! Srak!

"Argh!"

Jisung mengacak rambutnya kasar, melihat secara teliti barang-barang dalam tasnya yang berserakan dilantai.

"Kenapa Jisung?" tanya ibunya yang lewat depan kamarnya.

Jisung menghela napas pelan, mencoba mengontrol ekspresi agar tidak ketahuin jika dia meninggalkan earphone pemberian ibunya diruang musik.

"Eomma, appa sudah pulang?"

"Baru saja, kenapa?"

Jisung bergegas keluar kamar. "Aku pinjam mobil ya. Kuncinya masih ada di meja ruang keluarga kan ya."

Terburu-buru, Jisung sampai tak sengaja menabrak ibunya yang membawa pakaian yang belum digosok bersama pekerja rumah.

"Heh! Jisung!"

Jisung merutuki dirinya sendiri, pulang ke rumah kembali harus siap menerima omelan dari ibunya.

"Appa, aku pinjam ya." Jisung mengambil kunci mobil yang tergelek di meja.

Bingung dengan apa yang terjadi, ayahnya hanya mengangguk.

Jisung bernapas lega karena berhasil keluar rumahnya dengan selamat.

Besok hari libur, mungkin ada baiknya dia tidak pulang ke rumah dulu hari ini.

Jisung : Chenle, aku menginap di rumah mu ya

Chenle : Ke sini saja, aku juga sendirian

Jisung : Aku ke sekolah dulu ya

Chenle : kau yakin semalam ini?

***

Pukul 9 malam.

Jisung memarkirkan mobil ayahnya di parkiran sekolah, yang ternyata juga banyak kendaraan yang terparkir di sana. Untunglah malam ini diadakan perkemahan oleh anggota OSIS di sekolah sebagai latihan kepemimpinan dasar siswa.

Sehingga Jisung tidak sendiran di sekolah ini untuk mencari kunci motornya. Meski pun dia laki-laki, membayangkan bertemu hantu di sekolah tetap saja menyeramkan.

Tak!

Jisung menyalakan senternya. Dia membuka resleting jaketnya karena di sini cukup panas meski sudah malam hari.

Ruang musik berada di lantai 2, paling pojok dan jauh dari tangga. Cukup membuat merinding apa lagi samping ruangan itu terdapat pohon besar -untuk orang yang penakut-. Sayangnya, Jisung tak percaya hantu.

Jisung sudah menyiapkan kunci ruang musik, karena yakin ruangan ini terkunci. Tapi ketika memutar knop pintu, pintu itu tidak terkunci.

Jisung membukanya perlahan.

"Aaa!" Tanpa sadar Jisung berteriak. Dia tidak takut, hanya kaget.

Ketika di depannya ada seorang perempuan mengenakan pakaian serba putih dengan rambut ikal panjang tergerai.

"Aaa!" Perempuan itu pun ikut berteriak kaget.

Dan Jisung tak bisa menyembunyikan rasa malunya, saat tahu perempuan didepannya ini adalah Y/n.

"Oh hai!" ucap Y/n canggung.

Begitu juga Jisung. Ya... mengingat apa yang terjadi beberapa hari lalu. Y/n menyatakan perasaan pada Jisung dan Y/n tak ingin mendengar jawaban Jisung.

"Iya hai. Sendirian di sini?"

Jisung merasa dirinya bodoh, jelas-jelas dia melihat Y/n memang sendirian di sini,

"Iya sendiri, ada barangku yang ketinggalan di sini waktu kelas musik tadi. Untung saja aku ikut perkemahan mala mini." Lalu pandangan Y/n beralih ke samping Jisung. "Kau bersama teman mu ke sini??"

Jisung segera menoleh, tidak ada siapa-siapa di sampingnya. Bulu kuduknya terasa meremang.

Apa lagi saat Y/n melanjutkan ucapannya.

"Siapa namanya?" Pandangan Y/n masih terfokus ke sampiang Jisung yang sebenarnya tidak ada apa pun. "Ohh, Jinwoo? Salam kenal ya."

Jisung membelalakan matanya. Suaranya tecekat ditenggorokan. "Y/n," ketika mengucapkan fakta, "Jinwoo itu kakak aku, yang meninggal sebelum aku lahir."

Wajah Y/n yang tadinya ramah, kini terdiam.

Tak ada yang tahu tentang Jinwoo. Termasuk media massa, bahkan ketika ayahnya sedang berada dipuncak karir. Sebab ayahnya tak ingin ada yang tahu bahwa anak sulungnya meninggal karena pemakai narkoba.

Satu-satunya alasan mengapa gadis ini tahu Jinwoo. Hanya ada 2 hal; Y/n adalah stalkernya, yang tahu segala hal tentang Jisung atau Y/n memang bisa berkomunikasi dengan hantu.

Opsi pertama jelas tidak mungkin, Y/n tidak terlihat segila itu. Meskipun gadis itu menyukainya.

Sementara opsi kedua...

"Jangan terlalu dipikirkan. Aku cuma bercanda, dan kebetulan bisa pas begitu." Gadis itu berlari keluar ruangan. Wajahnya terlihat canggung.

...apa gadis itu benar-benar bisa melihat hantu?

Jisung menggelengkan keras kepalanya. "Hantu itu tidak ada," gumamnya.

Jisung benci segala hal berbau mistis.

***

"Setelah sekian lama, akhirnya Y/n bisa jatuh cinta dengan orang lain," ledek Soobin.

Y/n memukul bahu Soobin sampai lelaki itu mengaduh kesakitan. Tapi lelaki itu pun akhirnya tertawa juga.

"Itu salah sangka!" Teriak Y/n, membuat dirinya menjadi pusat perhatian di lorong sekolah. Karena malu, Y/n meralat uucapannya kali ini dengan suara pelan, "itu hanya salah sangka. Aku tidak menyukainya, jadi ceritanya aku sedang menelepon Ningning, lalu... ya begitu susah menjelaskannya tapi intinya ini salah paham."

Soobin menyinggungkan senyum kecil. "Aku kira kau sudah move on dari Jay."

Y/n mengedikan bahu.

"Dari pandanganmu ke Jisung memang beda sih, tidak sama seperti kau melihat Jay."

"Jelas saja. Lagi pula mereka dua orang yang berbeda jauh, juga tidak segampang itu aku meyukai orang lain."

"Tidak selamanya kau harus cari orang yang sama seperti orang yang kau suka dulu, Y/n. Ada kalanya kau harus cari orang yang sama sepertimu supaya bisa saling memahami posisi satu sama lain."

Tengah asik berbincang dengan Soobin.

Lily datang disertai teriakannya yang nyaring. "Y/n, kau serius menyatakan perasaanmu ke Jisung?"

Y/n yakin ini adalah ulah Yuna, sebab saat hari itu Lily tidak masuk karena sakit. Ini pasti kerjaan Yuna yang suka menggosip.

Lily yang baru datang menepuk pelan pundak Y/n. "Sepertinya mulai sekarang, kau jangan menyukai Jisung lagi."

Lily berbicara pada Y/n tapi yang Soobin lebih penasaran.

"Kenapa memangnya?" tanya Soobin.

"Ini salah sangka, aku tidak ada perasaan apa pun ke Jisung." Y/n terkekeh pelan. "Lagi pula kalau aku menyukai Jisung. Kenapa kau panic sekali?"

Kayra menoleh ke sekitarnya, lalu berbisik kenapa Y/n, "kau tidak akan bisa mendapatkan dia, Y/n. Orang yang Jisung suka itu meninggal karena sakit. Dan lebih tragisnya, orang yang disukai Jisung meninggal di hari, di mana Jisung menyatakan perasaannya, tapi sebelum Jisung dapat jawaban, orang yang dia sukai meninggal."

Soobin dan Y/n saling beradu pandang. Baru saja Soobin menyarankan Y/n untuk menemukan orang yang sama sepertinya.

Pandangan Y/n tertuju ke lantai 2, di mana Jisung sudah berada di sana baru keluar dari ruang musik karena sebentar lagi bel masuk, begitu juga si hantu yang terus mengikuti Jisung.

Sekarang Y/n tahu, mengapa hantu itu selalu menikuti Jisung, sebab Jisung belum melepasnya. Masih ada urusan yang tertinggal di bumi.

Sama seperti Jay dan Y/n dulu.

I Want To Tell You » Jisung X You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang