🍎 Children Of Tomorrow 🍊

546 40 96
                                    

Yo! ✌️Jadi ini chapter terakhir yang aku publish waktu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yo! ✌️
Jadi ini chapter terakhir yang aku publish waktu itu. Mungkin ada beberapa orang yg beruntung yg udah sempat baca. Dan bagi yg belum sempat baca, selamat membaca kembali. Makasih banyak udah nungguin aku revisi ulang sampai sejauh ini 🤗

Sekali lagi, makasih banyak buat Bang Mangkidi  karna udah keep naskahnya 😭🙏

⟵(๑¯◡¯๑)

Semua laki-laki tampak berusaha menghentikan amukan Luffy. Namun tidak ada satupun dari mereka yang berhasil. Bahkan Garp dan Shanks pun dilempar olehnya. Roger dan Dragon jadi takut join.

Tidak lama kemudian, Sanji dan Chopper datang.

"Chopper-san! Suntik dia dengan sesuatu!" kata Brook.

"Aku tidak bisa menyuntiknya kalau dia banyak bergerak seperti itu," Chopper juga takut.

"Kita harus supeeeerrr menahannya sekarang. Minna, sepertinya kita semua harus turun tangan!" saran Franky.

Semuanya setuju dan menangkap Luffy bersama-sama.

"LEPASKAN AKU! ARRRGGGHHHHH!" Luffy meronta-ronta.

Chopper segera membiusnya dengan dosis yang cukup banyak karena kegilaan Luffy juga hampir tidak terkontrol.

Setelah cukup tenang, Luffy hanya bisa menangis sambil telentang di lantai.

Ace dan Sabo duduk di kanan kirinya dengan wajah prihatin.

Luffy terus menangis dan menangis, membuat mereka merasa ikut dalam kesedihannya.

"Ada apa, Luffy? Ceritakanlah pelan-pelan," kata Sabo seraya mengusap-usap rambutnya lembut.

"Namiiiiii... Namiiiiiiiiii..." Luffy sesenggukan dan seperti tidak sanggup mengatakannya.

Semuanya menunjukkan wajah sedih. Tidak ada Nami di sini. Kemana mereka harus mencari wanita itu. Dia tidak pernah bisa ditemukan dimana pun.

"Aku menyelamatkan anak Nami. Levy ternyata adalah anaknya. Huwaaaaaaaa..." tangis Luffy semakin keras.

Semuanya tampak terkejut, terutama Vivi. Jadi Ann dan Nami adalah orang yang sama?

"Dia- dia sudah menikah dengan orang lain dan punya anak. Hiks, hiks..." tangis Luffy terdengar pilu.

"Kau mungkin hanya bermimpi, Luffy," hibur Sabo.

"Itu nyata! Sebelum aku jatuh dari jembatan, aku melihatnya menjemput Levy di pelabuhan. Rambut mereka juga sama persis. Itu tidak mungkin hanya mimpi," Luffy menutupi mata dengan lengannya. "Selama aku bersama Levy, aku juga melihat banyak sifat Nami dalam dirinya. Itu semua bukan mimpi. Itu kenyataan! Kenyataan terpahit yang harus aku terima! Hiks, hiks..."

Breakeven (Sequel 10.000.000.000 Berries) [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang