Eccedentediast (Bonus Story)

3K 132 2
                                    

“Jangan membuat pikiranmu larut dalam masalah, permainanmu terdengar sekali buruk.”

“Maaf.” Aku tertunduk menatap sepasang violin dan bow di tanganku.

Orang didepanku menghela nafasnya kasar, aku sangat yakin dia kecewa, “Lupakan soal pertunangan, Zhan. Kau hanya perlu fokus, Royal College tidak semudah yang kau
bayangkan.”

Aku mengangguk mengerti. Siapapun tahu betapa sulitnya seleksi masuk ke universitas ternama.

Nevermind, sudah cukup untuk hari ini.” Dia melenggang keluar. Aku meletakkan violin di atas meja, segera menyusul.

Kami berjalan melewati lobi besar dengan lampu menggantung dari Turki, guci dan keramik juga lukisan mahal yang aku tahu baru saja dipasang pagi tadi. Satu─dua pelayan menyapa. Aku melirik orang yang berjalan di depanku. Kai Adonis Hamlet, namanya. Adalah lelaki keturunan bangsawan murni Denmark, dengan wajah aristokrat ─nya. Dia tidak mengenakan jubah kebesaran melainkan kemeja lengan panjang berwarna gelap, celana kain hitam, serta sepatu tersemir. Tubuhnya tinggi besar. Dirinya merupakan violinist berbakat milik Royal College of Music Inggris. Seorang pengajar violin, namun itu bukan alasan semata dirinya bisa dengan bebas melangkahkan kaki di rumah ini, melainkan ia juga merupakan tunanganku. Hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.

“Ah!” Hamlet berbalik tiba-tiba membuatku hampir menabrak tubuh tegapnya, “Universitas mengadakan kontes terbuka seminggu kedepan. Aku berniat mengajakmu untuk melihat-lihat sebelum kau mencalonkan diri menjadi mahasiswa, bagaimana?”

Aku tidak menjawab pertanyaannya, hanya mengangguk.

Hamlet tersenyum puas, “Baiklah, sudah diputuskan. Senin besok berkencan dengan Mr. Charon.”

Aku terkekeh.

“Kalau begitu aku pergi, persiapkan dirimu besok.” Hamlet berkedip lucu, mengelus surai hitamku lembut kemudian melenggang meninggalkan mansion.

Aku menatap kepergiannya dari jauh. Mundur beberapa langkah, menutup pintu kayu besar berukir. Balik kanan, lantas menghembuskan nafas kasar, berikutnya adalah pelajaran sejarah, yang jikalau ada kata lebih buruk dari membosankan, maka katakanlah demikian pada bacaan kuno negara adikuasa. Aku akan pusing dan mual macam sedang hamil hanya karena mendengarkan penjelasan absurd dua jam penuh. Sungguh, aku tidak lagi memerlukan seseorang yang akan mengingatkan perihal jadwal ku setiap hari, karena yang demikian telah lama sekali tertanam dalam kepala, memamerkan keadaan yang betapa mengenaskannya hidup seorang putra bangsawan. Terkurung oleh keinginan orang tua, menyedihkan. Diam-diam bagian dalam dari nurani yang dijerat sunyi di sudut sepi ini merongrong. Menjerit memanggil jiwa yang mampu membebaskannya. Hidup sebagai enitas paling lembut tetapi harus dikungkung oleh ego dan dikhianati oleh nafsu, oleh logika. Ini adalah mimpi buruk. Aku tidak pernah menginginkannya, sama sekali tidak pernah mengharapkan hidupku diatur oleh mereka yang merasa diri paling tahu. Mereka yang dengan tidak tahu malu mengambil separuh semangat hidupku. Belasan tahun aku kehilangan kesenangan, merangkak dan berbisik lembut melalui setiap denyut dan aliran darah yang tersebar ke seluruh raga, tak ingin menyerah meski harus berhadapan dengan keganasan isi kepala yang selalu membuas tak terkendali. Seharusnya duniaku baik-baik saja, seharusnya aku baik-baik saja. Aku tidak gila saat meraung minta dibebaskan. Aku hanya ingin didengar, bukan diceramahi tentang bagaimana harus bersikap selayaknya bangsawan. Persetan dengan itu.

Aku terlalu membenci masa lalu. Ku nyatakan dalam ego yang tertanam sejak lama. Hingga semua sudah terlanjur semakin sulit, kebebasan yang saat ini kuyakini telah menjadi sebuah angan. Memang tidak mudah untuk hidup dengan isi kepala yang lebih liar dari badai laut yang mengejek para pelaut di sudut malam. Aku hanya rindu. Aku merindukan diriku yang dulu bebas tertawa dan melakukan segala macam hal tanpa apa-apa yang dinamakan ‘tata krama bangsawan’. Sayang sekali aku sebegitu pengecutnya, tidak berani mengambil resiko.

Boss ArrogantWhere stories live. Discover now