Chapter 1

158 26 4
                                    

Gedung yang disewa oleh Xiao Zhan menawarkan pemandangan yang menakjubkan saat sinar matahari senja menembus jendela besar di sisi ruangan dan jatuh di lantai kayu. Xiao Zhan menemukan gedung ini setelah mencarinya secara daring. Sejak pertama kali melihat secara langsung, dirinya sudah jatuh cinta dengan gedung berlantai dua ini. Dikarenakan biaya sewa yang cukup besar, sang pemilik gedung menawarkan opsi untuk menyewakan lantai bawah kepada pihak lain. Seandainya tidak ada yang berminat, Xiao Zhan sudah bersiap untuk pindah dari apartemennya dan tinggal di gedung tersebut. Namun seminggu yang lalu, pemilik gedung memberitahunya bahwa sudah ada peminat yang ingin menyewa lantai bawah.

Xiao Zhan mengumpulkan beberapa lukisan dari anak didiknya dan meletakkannya di sudut ruangan. Ia tersenyum lembut saat melihat bagaimana mereka mencurahkan imajinasi mereka ke atas canvas. Semenjak mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai guru di sebuah sekolah seni ternama, Xiao Zhan memilih untuk membuka kursus melukis untuk anak-anak.

Tiba-tiba, suara getaran musik terdengar merayap ke ruangan dari lantai bawah. Xiao Zhan menghentikan apa yang tengah ia lakukan. Merasa sedikit terganggu oleh suara tersebut, ia melangkah menuruni tangga menuju lantai bawah dan mengintip melalui salah satu pintu yang sedikit terbuka. Pemilik gedung memang sudah berkata bahwa sudah ada penyewa yang menggunakan lantai bawah.

Lantai bawah gedung tersebut telah menjelma menjadi sebuah studio tari. Sebuah cermin besar terpasang di salah satu sisi ruangan, sementara lampu sorot menyinari para penari yang tengah bergerak dengan penuh semangat.

Di antara mereka terdapat seorang pemuda dengan rambut pirang berada di bagian depan para penari. Terlihat jelas bahwa ia adalah sosok yang termuda di antara yang lain, tetapi ia mampu memimpin kelompok para penari itu dengan gerakan yang penuh semangat dan aura kharismatik yang terasa dari remaja tersebut.

Pemuda tersebut bagaikan perwujudan dari keanggunan dan kekuatan. Rambut pirangnya seolah bersinar di bawah lampu studio sementara tubuhnya dengan luwes mengikuti setiap irama musik, membuat semua yang menyaksikannya menjadi terpesona. Ekspresi wajahnya penuh konsentrasi menyelesaikan setiap gerakan koreografi tari. Namun, ada tatapan penuh gairah yang menyala di mata pemuda tersebut.

Tanpa sadar, Xiao Zhan melangkah masuk ke dalam studio tari. Ia begitu terpesona oleh pemuda tersebut. Musik menghentak di ruangan dan pemuda tersebut menyelesaikan koreografi tarinya dengan sebuah putaran tanpa cela. Tak berapa lama, musik berhenti. Saat itulah, pandangannya bertemu dengan Xiao Zhan.

Pemuda itu melangkah menuju pintu. Keringat terlihat di dahinya. Xiao Zhan seolah tidak bisa melepaskan pandangannya dari pemuda tersebut. Waktu seakan terhenti sesaat ketika pandangan mereka bertemu. Lalu sebuah senyuman terlihat di wajah pemuda itu. Seraya mengatur napas, ia melangkah mendekati Xiao Zhan.

"Halo," sapa pemuda tersebut.

"Halo juga," balas Xiao Zhan. Ia tidak bisa menyembunyikan kekagumannya akan sosok pemuda yang mampu mengisi ruangan dengan energinya seorang diri.

Suasana studio tari menjadi semakin hidup ketika para penari beristirahat di tengah sesi latihan mereka. Beberapa di antaranya nampak bersenda gurau seraya menikmati minuman dan makanan ringan yang mereka bawa. Ada pula yang hanya duduk beristirahat seraya mengatur napas.

"Tidak kusangka, Xiao Laoshi malah datang seorang diri," ujar pemuda tersebut seraya tersenyum.

"Kau mengenalku?" tanya Xiao Zhan. Ia berusaha mengingat apakah mereka pernah bertemu sebelumnya. Namun, ia tidak bisa mengingat di mana ia pernah bertemu remaja tersebut, hingga akhirnya pandangannya tertuju pada sebuah jaket seragam yang tersampir disalah satu kursi. Desain lambang yang terdapat di jaket tersebut merupakan lambang sebuah sekolah seni yang sangat terkenal di kota ini. Tempat di mana Xiao Zhan pernah mengajar sebelumnya, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk berhenti dan memilih membuka kelas khusus untuk anak-anak dan melayani tutor pribadi bagi para mantan muridnya yang memilih menekuni seni lukis.

Enchanted LoveWhere stories live. Discover now