Tujuh

340 34 5
                                    

Rama memperhatikan dengan seksama wajah bahagia Azril saat yang muda dengan riang menjilati ice cream favoritnya.

"Eum? Mau?" Tanya Azril yang terusik dengan tatapan Rama pada dirinya. Rama pun menggeleng cepat.

"Sate udah, es krim udah, berarti angry nya udahan juga dong?"

"No! Acil masih marah sama kakak! Acil very angwy!"

"Kalau kakak cium ---- bakalan masih bisa angry ga ya?"

Rama tiba-tiba maju menahan tubuh kecil Azril yang semakin menyudut, bersandar kuat pada pintu mobil putih itu.

"Ciuman yuk!" Ajak Rama lugas.

"Heleh, Acil ga bakal terjebak lagi ya sama permainan kakak! Paling juga kakak cuma nanya usil kan sama Acil?! Ga mempan! Acil udah pinter sekarang! Hussst! Husst! Jauh-jauh!" Usir Azril dingin.

"Oya? Kalau begitu ----- harus dibuktikan ga sih?!"

"Makssmmhh____"

Rama maju tanpa aba-aba. Menjilati bibir Azril yang penuh dengan sisa ice cream dengan sensual. Bilah lembut bibir yang muda dihisap rakus guna memuaskan dahaga rindu yang sudah menumpuk di hati yang dewasa.

Sekuat tenaga Azril menahan dada bidang yang kini kian menekan dirinya. Azril tak pernah menyadari bila dirinya begitu kecil, hingga sampai pada moment ini. Dimana sudut kecil di mobil Rama bisa menjadi tempat bersandar yang sesuai bagi dirinya yang tengah mendapat gemblengan dari yang tua.

"Kak --- eumhh ---- Aah uaah --- acil ---- nhafash --- duluhh aahh huaahh...." Ucap Azril berantakan.

Selagi yang muda mengisi oksigen di parunya, Rama menatap dengan seksama wajah manis kemerahan yang ada di hadapannya.

Surai lembut, mata coklat bersinar dan pipi gembul itu begitu indah di terpa sinar lampu jalanan. Sekali lagi, Rama di buat jatuh cinta oleh kepolosan dan keindahan mahkluk mungil di hadapannya.

"Cil ----" panggil Rama lirih.

"Iya?"

"Kakak minta maaf ya udah bikin Acil sedih, overthiking, juga bikin Acil marah. Kakak minta maaf ya..." Ucap Rama penuh penyesalan.

"Hmm ---- ga apa-apa kak. Acil juga minta maaf udah bikin kakak marah, maaf juga udah ngerusakin karya kakak, tapi sumpah demi apapun itu kecelakaan kak, Acil ga pernah ada niat buruk sama kakak. Acil sayang sama kak Rama. Acil ga bisa jauh apa lagi sampe di musuhin sama kakak. Dan ----"

"Dan?"

"Dan, maaf ya kak karena Acil selalu susumbar dan chat kakak dengan panggilan suami dan panggilan aneh lainnya. Acil ga tau kalau kakak udah punya pacar. Pacar kakak ga marah kan sama Acil? Tapi ---- Rio bilang kalau udah ciuman tandanya udah pacaran. Tapi kak Rama udah punya pacar, apa itu artinya Acil jadi selingkuhan kak Rama? Acil ga mau jadi selingkuhan! Acil mau____"

"Husssttt! Berisik!" Rama meletakan jari telunjuknya di bibir yang muda untuk mencekal ujaran yang lebih panjang dari bibir manis itu.

"Kamu salah! Kakak ga pernah punya pacar. Foto itu ---- cuma hasil jepretan iseng si Bima. Dia sengaja ngelakuin itu karena dendam, kalah pas main karambol sama kakak."

Rama menggenggam kedua tangan Azril dan menggosoknya perlahan. Dengan tatapan sendu, Rama mulai menyusun kata romantis guna menarik kembali hati bocah manis di hadapannya.

"Azril --- Azril Sawira, jamet ku yang paling tercinta___"

"BISA GA?! GA USAH BAWA-BAWA JAMET! Bikin kesel aja!" Sela Azril.

"BISA GA DIEM DULU?! ORANG LAGI MAU NGOMONG SERIUS JUGA?! KAN JADI ILANG FEELNYA!!"

"Ya kalau mau ngomong serius tuh panggilnya sayang kek, manis kek, masa Jamet?!"

[ BL ] Kancil CentilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang