17.

26 6 2
                                    

Nara tidak tahu sudah berapa lama ia terlelap namun kantong infus Taehyun yang tinggal setengah bisa menunjukkan bahwa Nara ikut terlelap cukup lama.

Suara deru nafas Taehyun yang berat dan kasar membuatnya terbangun. Taehyun dipenuhi oleh keringat dingin, Nara yang melihat itu langsung bangkit dari tidurnya dan mengecek suhu tubuh Taehyun. Termometer itu menunjukkan angka tiga puluh sembilan derajat celcius.

"Taehyun, bangun. Suhu badanmu tidak turun, kita benar-benar harus ke rumah sakit." Nara berbicara sambil menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa.

Taehyun hanya melihat Nara yang berjalan kesana kemari. Ketika Nara berdiri di dekatnya, Taehyun menahan Lengan Nara.

"Aku hanya kedinginan, tidak perlu kerumah sakit." ucapnya lemas.

"Kalau kau keras kepala seperti itu aku akan memelukmu." Ujar Nara asal.

Perkataan Nara tersebut kemudian disambut anggukan kecil oleh Taehyun.

"Bagi aku kehangatanmu." pintanya.

Nara sedikit kikuk atas permintaan Taehyun, namun ia mendekat dan mensejajarkan tubuhnya agar mudah memeluk Taehyun.

Nara dapat merasakan detak Jantung Taehyun begitu juga sebaliknya.

"Apakah sudah merasa hangat?" tanya Nara.

Alih-alih menjawab, Taehyun malah sedikit menarik Nara agar berpindah posisi menjadi disebelahnya. Kini Taehyun berbaring di dalam dekapan Nara.

"Hangat."

Taehyun kembali tertidur, namun kini nafasnya sudah jauh lebih tenang. Nara juga merasa sedikit lega.

Nara mencoba merubah posisi yang sedari tadi memeluk Taehyun. Namun pergerakannya membuat Taehyun terbangun kembali.

"Noona, Jangan pergi."

"Aku tidak pergi Taehyunie, aku hanya ingin merubah posisiku."

Taehyun menatap Nara diam, Nara sadar Taehyun benar-benar tidak ingin ditinggal sendirian hari itu, bahkan Nara pun memang tidak tega untuk meninggalkan lelaki itu sendirian dengan keadaan seperti ini.

Nara mengambil ponsel yang ada di tasnya, memberi kabar kepada Asisten Jung kalau ia tidak pulang hari ini karena menginap di rumah temannya.

Melihat Nara yang menutup telponnya, Taehyun akhirnya kembali bersuara.

"Noona, aku ingin ke toilet."

Nara bingung dengan permintaan Taehyun, apa yang ia harus lakukan. Taehyun sadar akan hal itu.

"Bisakah kau membantuku berjalan?" Nara kemudian bangkit dari kasur, melepaskan infus yang ada di lengan Taehyun dan membantunya berjalan. Bisa ia rasakan bagaimana suhu tubuh Taehyun keseluruhan.

Nara meninggalkan Taehyun di toilet untuk ia menyelesaikan sendiri urusannya. Bisa Nara dengar dari luar beberapa kali Taehyun sedikit mendesis kesakitan. Tapi Nara tidak cukup hak untuk membantu Taehyun sejauh itu.

Sambil menunggu Taehyun menyelesaikan urusannya. Nara menyiapkan baju ganti Taehyun. Serta menyiapkan makan malam untuknya.

Untung saja di kulkas Taehyun tersedia beberapa bahan masakan sehingga Nara bisa menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Taehyun.

Nara memapah Taehyun kembali ke kamarnya memberikan baju bersih untuk Taehyun ganti. Taehyun hanya menatap baju yang ada di tangan Nara, kemudian berucap "Bantu aku memakainya." pinta Taehyun.

Taehyun sebenarnya hanya berniat iseng kepada Nara untuk merubah suasana karena merasa Nara terlalu khawatir padanya. Namun keisengan Taehyun tersebut disambut dengan serius oleh Nara. Hal itu membuat detak jantung Taehyun menjadi sedikit tak karuan.

Nara membantu Taehyun membuka kancing dan melepas kemejanya. Bisa Nara lihat dengan jelas tubuh atletis itu banyak terdapat luka memar di sekelilingnya. Nara kemudian kembali membantu memasangkan baju yang lebih nyaman untuk Taehyun.

Nara membawa kembali baskom yang sudah diganti isinya menjadi air dingin.

"Untuk apa? Demamku sudah turun." ujar Taehyun

Nara hanya menjawab dengan tatapan yang mengarah pada kaos Taehyun, tapi itu bukan jawaban yang Taehyun inginkan. Taehyun tak mengerti sehingga ia tetap diam di tempat.

"Jika dibiarkan, perutmu akan sakit setiap kau bergerak."

"Oh ini, Tak apa, tidak sakit kok." Kata Taehyun bohong

"Benarkah?" Nara mendekati Taehyun dengan santai

"AArgh-"

Nara menekan sedikit perut Taehyun dan nampaknya Taehyun merasa kesakitan. Itu artinya Taehyun memang sedang berbohong.

"Jika kau seperti ini, lebih baik aku pulang saja."

"Jangan." Taehyun menahan tangan Nara

"Jadi kau mau diobati atau tidak?"

Taehyun memberi anggukan untuk Nara.

Nara terlihat menarik nafas dalam, bukan saatnya ia marah disaat seperti ini, namun Taehyun membuatnya kesal karena berlagak kuat di depannya.

"Rebahkan dirimu"

Taehyun hanya menurut setiap ucapan Nara.Ia melihat betapa banyaknya lebam yang tercetak pada bagian perut Taehyun. Mata Taehyun hanya terpejam menikmati sensasi dingin pada tubuhnya, hingga tiba-tiba suara yang yang tak diinginkan berbunyi.

Kruyyuk~

"Kau lapar?"

Taehyun yang sebenarnya ingin mengabaikan bunyi perutnya itu lantas membuka kembali matanya karena mendapat pertanyaan dari Nara.

"Jika tidak ada yang bisa dimakan aku bisa menahannya hingga esok pagi."

"Jangan begitu, kau sedang kurang sehat. Tadi aku sudah membuatkan Omelette dan Soup untukmu."

"Kapan kau membuatnya?"

"Saat kau membersihkan dirimu. Akan ku ambilkan, kau tunggu disini."

Akhirnya malam itu mereka berdua makan malam di kamar Taehyun.

Refuge 17. To be Continued

 To be Continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
REFUGE | Kang TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang