Bab 2

179 10 17
                                    


Bukankah Kamu Berkata Jika Patah Hati Jangan Membunuh?


Jom Pov

Saat ini sudah hari Sabtu pagi dan aku pergi menggunakan taksi dengan membawa koperku untuk datang ke lokasi pembangunan konstruksi sesuai dengan rencanaku.

Ketika aku datang, aku merasa terkejut karena melihat para tukang bangunan sedang berkumpul di depan rumah kecil meskipun sebenarnya pekerjaan yang kami lakukan saat ini adalah merenovasi rumah besar. 

“Ada apa Tan?”

Aku bertanya kepada kepala kontraktor yang menangani pembangunan ini saat aku belum sampai ke rumah kecil itu.

“Ada cabang pohon yang patah dan menimpa atap rumah kecil tadi malam Khun Jom..”

Tan berkata kepadaku sambil menjelaskan dan melanjutkan lagi.

“Batang pohon itu ada di atas anak tangga..”

Aku segera mendongakkan kepalaku dan melihat ada batang pohon seukuran paha sudah tertancap di atas atap rumah kecil itu.

“Wow!! Tan bagaimana bisa batang pohon itu terjatuh dan menembus atap rumah kecil ini?”

“Aku mendengar ada angin yang sangat kencang tadi malam seperti ingin hujan. Mungkin karena hal itu makanya batang pohon ini bisa tumbang..”

“Apakah batang pohon itu jatuh di bagian yang lain dari atap utama rumah kecil ini?”

Aku merasa khawatir dan segera berjalan ke arah rumah kecil itu. Aku melihat bahwa atap dan lantai dari rumah kecil ini masoh bisa diperbaiki, tetapi aku merasa khawatir dengan barang-barang yang ada di dalam rumah kecil ini. Apakah ada yang rusak atau di curi.. oleh bayangan orang yang kemarin aku lihat? 🙄

Rumah kecil ini adalah bangunan dari kayu jati berlantai dua. Memiliki atap yang besar menutupi rumah ini sementara atap di bagian sampingnya adalah atap berpelana yang bagiannya memanjang sampai tangga luar dan berbentuk L yang mengarah ke lantai atas.

Saat ini aku berjalan dan menghindari lantai yang berlubang karena batang cabang pohon yang tumbang itu.

Sialan!! Aku belum memesan bahan untuk rumah kecil ini dan sekarang aku harus memperbaikinya juga. 😔

Aku melihat ke arah atap dan melihat sederet ubin hancur, tiga purlin rusak dan untungnya kasau tetap aman.

Aku lalu berjalan ke lantai atas dan berjalan melewati balkon yang mengelilingi rumah ini karena berbentuk U dan masuk ke dalam ruangan besar di lantai dua itu.

Aku lalu segera membuka kunci pintu kamar tidur di rumah kecil ini untuk memeriksa barang-barang yang sudah di simpan di dalam kamar ini. Ruangan kamar ini terlihat gelap meskipun saat ini sudah tengah hari.

Aku lalu berjalan masuk kamar ini lalu berjalan ke arah jendela dan membukanya agar ada cahaya yang masuk ke dalam kamar ini. 

Ruangan kamar ini tetap terlihat sama seperti aku mendatanginya kemarin. Atapnya masih utuh dan tempat tidur bertiang empat masih berdiri dengan kokoh dengan sandaran kepalanya yang bersandar di salah satu dinding dan tidak ada perabotan lainnya yang terlihat.

Aku lalu menghela napas lega saat melihat dua koper itu masih aman di tempatnya tanpa adanya tanda-tanda membuka kunci koper itu dengan paksa.

Setelah itu, aku mengarahkan pandangan mataku ke arah dinding kamar ini. Aku melihat ada sebuah foto berbingkai yang menghiasi dinding kayu.

Di dalam foto itu terlibat ada seorang pria, mungkin pemilik rumah tua ini yang terlihat seperti seorang Phraya beserta istri dan kedua putra serta satu putri mereka. Mereka berlima terlihat sedang berdiri di depan halaman depan rumah besae dan ekspersi wajah mereka terlihat datar seperti orang-orang di masa lalu. Mereka tidak terlihat tersenyum ceria atau membuat tanda perdamaian seperti foto orang-orang zaman sekarang. 😅

Aku memiringkan kepalaku untuk melihat foto itu. Foto itu memang sudah terlihat tua dan herannya aku merasa tidak takut sama sekali. Bukankah seharusnya foto orang yang sudah mati akan terasa menakutkan bagi kita? Tetapi aku merasa sangat senang melihat foto ini. 🤔

Dari apa yang aku dengar dari Thanet yang menceritakan tentang pemilik rumah ini. Pemilik rumah ini adalah keponakan dari pemilik rumah yang merupakan wanita yang tinggi dan sudah pindah ke AS meninggalkan rumah ini selama sepuluh tahun.

Alasannya adalah wanita itu merasa patah hati karena suaminya yang merupakan seorang jendral secara terang-terangan membawa gudiknya yang masih seusia anak mereka ke acara sosial tanpa mengajak sang istri. Akibatnya wanita yang merupakan istri jendral itu membawa anak-anak mereka untuk belajar di AS dan tidak berencana untuk kembali lagi ke Thailand. Dengan begitu, anak-anak mereka tidak akan melihat ayah mereka lebih menyayangi gudiknya daripada ibu mereka.

Saat ini aku bertanya-tanya apa yang menyebabkan wanita itu berubah pikiran? 🤔

Aku lalu memberi rasa hormatku kepada foto itu dan berbisik.

Jika Anda ingin aku memperbaiki rumah ini sampai berhasil, tolong jauhkan angin dan hujan sampai aku kembali lagi datang kesini..’

Setelah itu, aku segera berjalan ke luar kamar itu dan mengunci kamar itu lagi. Aku menemui Tan yang ada di halaman dan berkata padanya.

“Aku akan memesan kayu dan keramik untuk memperbaiki atap rumah kecil ini secepatnya. Tolong kamu beri tahukan kepada tukangmu untuk membersihkan cabang batang pohon itu dulu dari rumah kecil ini. Berhati-hatilah jangan sampai merusak apapun yang ada di dalam rumah itu..”

“Baiklah..”

Tan menjawabku dan kembali berkata lagi.

“Roh penjaga rumah ini mungkin tidak ingin kamu pergi dari sini dan berusaha untuk menahanmu..”

Saat aku mendengar perkataan Tan, aku hanya bisa tertawa dan humor yang dia lontarkan benar-benar bisa menghiburku.

“Hahah.. Omong kosong! Aku akan kembali lagi kesini dalam waktu dua hari lagi..”

Setelah berkata seperti itu, aku lalu segera mengeluarkan ponselku dari saku celanaku untuk melaporkan masalah ini kepada perusahaanku sehingga aku dapat memesan bahan-bahan yang aku butuhkan secepatnya.

Sayangnya sinyal di tempat ini sangat jelek sehingga aku harus berjalan ke dekat sungai agar bisa mendapatkan sinyal yang baik dan menelepon perusahaanku.

Aku harus mengurus semua ini sebelum aku pergi ke Bangkok dan bertemu dengan Ohm yang sudah bertahun-tahun tidak aku temui.

Aku tidak akan membiarkan cabang batang pohon yang jatuh ke atas atap rumah kecil ini mengubah rencanaku. 😊

Setelah aku bersusah payah mencari sinyal dan menelepon serta memberikan penjelasan yang cukup panjang kepada perusahaanku, aku akhirnya selesai menelepon.

Aku segera berlari ke depan rumah ini dan ingin memangil taksi agar bisa membawaku pergi ke bandara.

Aku melihat Tan masih berdiri di dekat rumah kecil itu dan sedang mengawasi tukangnya memotong dahan pohon itu menjadi potongan-potongan kecil agar mudah di buang.

Tetapi.. ketika dia menoleh dan melihatku, aku melihat wajahnya memucat seperti dia baru saja melihat hantu. Saat aku melihat dia seperti itu, aku segera mengerutkan keningku. 🤨

“Apa apa denganmu, Tan? Apakah kamu kepanasan? Beristrahat saja dulu..”

“Hm.. Bukankah kamu tadi berada di dalam rumah kecil ini?”

“Hah?! Tidak!”

Aku mengatakan hal itu dan menggelengkan kepalaku dan kembali berkata lagi.

“Aku sudah turun dari beberapa menit yang lalu..”

“Tetapi.. Aku baru saja melihatmu ada di balkon dan kamu memangilku. Kamu terlihat ingin turun, tetapi kemudian Noi bertanya kepadaku apakah kamu ingin memotong semua cabang pohon ini atau tidak. Aku lalu berbalik untuk menjawab pertanyaannya. Tetapi ketika aku berbalik lagi.. kamu sudah pergi..”

“Apakah kamu tidak salah lihat? Aku baru saja berbicara di telepon di halaman belakang selama setengah jam karena anehnya aku baru mendapatkan sinyal disana..”

“Hah?!”

Aku melihat Tan menelan ludah dan tidak bisa berbicara lagi.

“Ada apa?”

“Apakah mungkin itu hantu?!”

Aku mendengar Tan mengatakan hal itu dengan suara rendah sebelum melanjutkan lagi.

“Tampaknya itu seperti pertanda bahwa kamu mungkin akan mengalami nasib yang buruk..”

“…”

Saat mendengar Tan mengatakan hal itu, aku terdiam. Apakah ini seperti bayangan yang jahat? 🤔

Aku melihat Tan adalah orang yang sudah modern. Aku berpikir dia mungkin kebanyakan menonton film horor sehingga dia tahu legenda dari negara asing. 😅

“Ah.. Tidak mungkin. Itu hanya omong kosong saja..”

“Jika kamu harus mengemudi, berhati-hatilah dan jika kamu memiliki waktu luang maka pergilah membuat tanda jasa ke kuil..”

“Iya.. Terima kasih karena kamu menghawatirkanku, tetapi tenanglah. Aku pasti akan baik-baik saja..”

Aku mengatakan itu kepada Tan lalu tersenyum sebelum berkata lagi. 😊

“Aku hari ini naik taksi tidak mengemudi..”

Lalu aku melihat taksi yang aku pesan sudah datang dan aku segera masuk ke dalam taksi itu takut ketinggalan pesawatku.

Lalu saat taksi yang aku tumpangi berjalan di sekitar kota tua ini, aku melihat kedua sisi tepi jalanan ini sangat indah karena banyak pohon-pohon yang sedang bermekaran dengan bunga yang berwarna kuning. 😊

Aku juga melihat ada pohon Bungor yang berwarna ungu dan pink berjatuhan di rerumputan karena kelopak bunganya berguguran.

Hal ini benar-benar pemandangan yang sangat indah dan aku berharap bagian Pariwisata Thailand akan serius mempromosikan daerah ini.

Mungkin hal ini akan bisa mengimbangi jumlah orang Thailand yang pergi ke Jepang untuk melihat bunga sakura pada waktu yang sama setiap setahun sekali.

Tetapi.. sayangnya disini udaranya dipenuhi oleh debu dan asap. Lalu disini juga berkabut seolah-olah aku berada di awan. 😥

Yeah.. Itu adalah titik lemah Chiang Mai sepanjang tahun ini yang dimana tingkat kabut karena asap sangat tinggi dan melebihi standar yang ada.

Disini saat ini menggunakan masker sangat dianjurkan agar untuk bertahan bila beraktivitas di luar ruangan untuk mencegah penyakit pernapasan. 🙁

Aku akhirnya sampai bandara saat pengumuman boarding pesawat terakhir. Memang membutuhkan waktu sekitar satu jam dari Chiang Mai untuk kembali ke Bangkok dengan naik pesawat.

---

Airport Suvarnabhumi Bangkok

Jom Pov

Saat ini aku menaiki kereta dari airport Suvarnabhumi untuk menuju ke Stasiun Phaya Thai.

Aku sudah mengirimkan pesan kepada saudara perempuanku bahwa aku akan mengunjungi rumahnya yang ada di Chonburi dalam dua minggu ini.

“Nanti tolong belikan aku sosis pedas. Ibu ingin makan stoberi yang manis dan ayah tidak menginginkan apapun. Beli apa saja untuknya. Apapun yang kamu mau karena ayah bisa makan semuanya..”

Aku segera tersenyum saat melihat jawaban dari saudaraku..😊

Yeah.. Keluargaku memang tinggal di Chonburi. Mereka memiliki toko serba ada yang memiliki cabang di seluruh Thailand. Sedangkan saudaraku bernama Somje3d adalah seorang dosen di Universitas.

Aku sebenarnya bisa saja pulang ke rumahku minggu ini, tetapi.. aku menundanya karena aku ingin bertemu dengan seseorang yang mungkin juga ingin di temui oleh kedua orang tuaku. 😊

Aku tahu bahwa minggu ini mungkin dia masih sibuk, tetapi aku masih bisa menunggunya. Aku sudah menunggunya selama bertahun-tahun.

Yeah.. Dia adalah Ohm kekasihku. 😊

Aku sudah berpacaran dengannya selama hampir 4 tahun.

Kami bertemu ketika aku masih menjadi seorang mahasiswa Arsitektur pada tahun keempatku dan Ohm adalah salah satu senior di Universitas yang sama denganku. Dia belajar di Fakultas Ekonomi.

Ohm datang untuk bermain dengan temannya di tempat aku juga kos disana. Kami berdua bertemu di depan lift, lalu kami berdua juga sempat tidak sengaja bertabrakan di Universitas, bertemu di lorong universitas dan lift.

Suatu hari, dia menepikan mobilnya di halte bis tempat aku sedang menunggu bis dan bertanya kepadaku apakah aku membutuhkan tumpangan.

Kisah kami berdua tidak semenarik seperti cerita di buku novel yang penuh dengan persaingan dan pertarungan tentang cinta.

Kisah kami sangat sederhana dan berjalan dengan alami, meskipun terkadang suka membuat jantungku terasa berdetak dengan kencang. Hal ini adalah salah satu hal yang membuat aku merasa paling bahagia di dalam kehidupanku. 🥰

Kami berciuman di dalam mobil pertama kali di tempat parkir saat hujan turun. Saat itu sedang hujan dan aku hanya bisa mendengar suara kucing dan anjing setelah itu aku tidak bisa mendengar apapun. Namun aku bisa mendengar suaranya dengan sangat jelas seperti siang hari.

“Aku mencintaimu, Jom..”

Itu adalah sebuah kalimat yang pendek dan hanya terdiri dari tiga kata. Tetapi.. tidak peduli berapa tahun hal itu sudah berlalu, masih sangat jelas di dalam pikiranku.

Rasanya seperti baru saja aku mendengarnya mengatakan itu beberapa menit yang lalu. Meskipun Ohm harus pergi belajar ke luar negeri sehingga membuat kami harus berpisah, tetapi perasaanku saat mendengar kata-katanya tidak pernah berubah. ☺️

Aku tahu bahwa aku pasti tersenyum sepanjang perjalananku di ARL. Meskipun aku harus berganti stasiun untuk sampai di tujuanku, hal itu sama sekali tidak mengangguku.

Aku tidak bisa menahan perasaanku lagi dan aku merasa sangat senang. ☺️

---

Hotel

Jom Pov

Akhirnya aku check in di hotel yang berada di dekat pusat perbelanjaan di dekat stasiun BTS Asok.

Aku sudah memesan kamar junior suite di hotel ini. Kamarnya luas dengan pemandangan yang indah serta tempat tidur yang besar. Kasurnya juga sangat lembut dan kamar ini cukup mahal. Tetapi.. aku berpikir tidak akan sia-sia.
Aku bukan memikirkan sesuatu yang mesum..😣

Setelah aku melamun di dalam kamar beberapa saat, aku lalu berguling-guling di atas tempat tidur sendirian, aku berharap besok malam kami berdua akan berguling-guling di atas tempat tidur ini. ☺️

Aku kembali naik ARL untuk menuju ke arah bandara lagi saat sore hari.

---

Sore Hari Di Airport

Jom Pov

Saat ini aku sedang menunggu Ohm di depan gerbang kedatangan. Beberapa saat kemudian, aku melihat Keluarga Ohm berjalan ke arah tempat aku menunggu.
Aku bisa melihat kedua orang tuanya dan Ant, adik perempuan Ohm. Aku lalu segera berjalan untuk menyapa mereka. ☺️

“Hello.. Selamat malam..”

Aku mengatakan itu dan mengatupkan kedua tanganku di depan dada. Aku pernah bertemu dengan Keluarga Ohm sebanyak dua kali saat Ohm harus terbang ke Inggris.

Aku melihat kedua orang tuanya cukup merasa terkejut melihatku tetapi juga bahagia, sementara itu Ant mengatupkan kedua tangannya di depan dada dan tersenyum kepadaku.  ☺️

“Hallo, Jom. Sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?”

Ibu Ohm segera bertanya kepadaku.

“Aku baik-baik saja. Bagaimana kabar kalian?”

“Kami sudah tua, rapuh dan lemah, tetapi tidak ada yang serius. Ah.. Ibu merasa sangat senang kamu datang kesini untuk ikut menjemput Ohm. Kami tadinya berpikir bahwa kalian berdua sudah berhenti berbicara satu sama lain. Tetapi baguslah, teruslah selalu berteman baik seperti Phi Nong..”

Phi-Nong!! 😔

Aku sempat merasa bingung karena aku sama sekali tidak pernah menjadi saudara Ohm. 🙄

Baiklah.. meskipun kami terkadang bersikap seperti itu di tempat umum, tetapi.. ketika kami hanya berdua saja, kami memiliki status yang berbeda dan Ohm tidak pernah menyembunyikan hal itu dari keluarganya.

Sepertinya Ant adalah orang pertama yang menyadari ada yang tidak beres disini. 🙄

Aku melihat dia mengerutkan keningnya sebelum dia mengulurkan tangannya untuk memegang lenganku dan berkata..

“Jom.. sudah lama kita tidak mengobrol. Ayo kita pergi dan membeli kopi. Aku sangat haus. Kami akan segera kembali, Bu..”

Smell Of LoveWhere stories live. Discover now