2. Sekotak Senja

114 27 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


...

~Sunsets are sky poetry~
..



Matahari terbenam begitu tenang, seberkas coretan berwarna jingga merekah di ujung langit. Sedang di bawah langit sana, sosok Jeno baru saja keluar dari kelas praktikum terkahirnya pada jam 17.15, biasa dosen meminta tambahan waktu.

Kakinya berjalan susuri tangga melingkar bersama Haechan yang juga berada di laboratorium sebelah lab-nya "Gila! Dosennya lagi nggak masuk tapi asdosnya sok galak banget, padahal biasanya nggak gitu, huh!" Jeno rangkul pundak milik Haechan sambil terkekeh "Sehari aja, mulut Lo ini nggak banyak ngeluarin kata-kata tuh nggak bisa ya?"

"Ish. Nggak bisa!"

"Utu....tu... mulutnya sampe kayak bebek gini!" Jeno terkekeh lihat bagaimana bibir Haechan sampai mengerucut seperti paruh bebek, makanya tangan miliknya tergerak untuk kian tarik bibir kawannya tersebut.

"Gue lagi badmood tolong!" Haechan melesak cari posisi nyaman dalam rangkulan Jeno "Nyari makan malem yok? Gue lagi pengen mie ayam dekat lampu merah"

"Nggak bisa" Tolak Jeno, padahal ia bukan sedang sibuk tapi tubuhnya saja yang sudah kerasa lelah dan lengket "Sibuk gue"

"Sibuk apaan?" Haechan lepaskan rangkulan Jeno, ia tatap kawannya tersebut dari ujung rambut hingga kaki "Ngibul ya Lo?"

"Serius. Kan abis praktikum ini, nanti langsung ngerjain laporan gue dateline tar malem nih di classroom" Jelasnya, padahal dikumpulkan Minggu depan. Jeno rasanya jenuh juga sih, sejak kecil ia hanya terus menerus berada di antara Haechan, terlalu monoton. Bukan! Ia bukan menyesali keberadaan Haechan di hidupnya, rasa-rasanya ia hanya butuh penyegaran?

"Ck! Yaudah deh. Gue ntar malem juga ada rapat sama anak-anak organisasi" Haechan mengendiikan bahunya lalu kembali tarik tangan Jeno tuk rangkul pundaknya pun diterima begitu terbuka oleh Jeno, bahkan tepukan hangat ia bubuhkan pada pundak kawannya tersebut.




 Gue ntar malem juga ada rapat sama anak-anak organisasi" Haechan mengendiikan bahunya lalu kembali tarik tangan Jeno tuk rangkul pundaknya pun diterima begitu terbuka oleh Jeno, bahkan tepukan hangat ia bubuhkan pada pundak kawannya tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketika mereka sampai di parkiran dan Haechan tiba-tiba sibuk mengobrol dengan anak humas, Jeno putuskan untuk lebih dahulu keluarkan motornya.

Dan di tempat yang sama seperti dua hari lalu, kembali ia jumpai sosok Jaemin terduduk di halte sendirian sambil tatap ujung sepatunya.

Melankolia Where stories live. Discover now