<23> Real love

11 2 2
                                    

Maaf baru bisa update sekarang. Tugas sekolah bener-bener banyak :(


──── · · · ✧

"Eh baru aja tadi pagi gue lihat story temennya pada ngucapin rest in peace ke dia. Secepatnya aku chat salah satu teman dia buat tanya karena apa dia meninggal. Ternyata dia kecelakaan motor tunggal sampai motor dia rusak parah."

"Dan aku baru ingat beberapa hari sebelumnya dia sempat cerita, kalau orang tuanya sering bertengkar di rumah. Mungkin itu cara dia untuk tenang. Tapi sekarang aku jadi gak punya rumah lagi untuk pulang."

"Gue pengen datengin dia ke peristirahatan terakhirnya. Tapi mama malah marah besar ke gue waktu coba izin."

Bulir air kristal meluncur begitu deras dan melimpah di pipi Tya. Deo menghapus air mata Tya dan mengelus pundak berusaha untuk menenangkan.

"Lo gak bisa ngelawan apapun omongan orang tua. Tapi bukan berarti lo gak bisa kasih sesuatu kan ke dia? Setiap hari lo doain aja. Malah itu kan yang paling dibutuhin?"

"Mama lo ngelarang juga demi kebaikan lo. Walau agak berlebihan. Sekarang kita masih umur 13 tahun masa mau ke luar kota sendirian? Bahaya Tya."

"Gue disini selalu ada buat lo. Lo bisa jadiin gue rumah pengganti temen lo itu. Atau, kenapa gak ke Bagas?" tanya Deo.

"Gak apa-apa, pengennya ke lo aja," jawab Tya sambil sesenggukan.

"Yaudah deh. Terserah lo," jawab Deo.

────

"Dengan sikap lo begitu. Apa gue masih
percaya kalo gue pacar yang bisa sekaligus jadi rumah lo?" tegas Bagas.

"Gue kira dari awal kita baik-baik aja. Ternyata ada niat busuk lo manfaatin gue anjg!" pekik Bagas sambil menunjuk dua bola mata Tya.

Tya menepis tangan di depannya. "Lo aja yang berekspektasi tinggi."

"Gue dari awal emang gak ada perasaan apa-apa sama lo. Ketua geng soal percintaan cupu banget!" Tya mendorong tubuh Bagas dengan wajah songong.

"Nyambung ke situ lagi si bego!" protes Bagas membalas dorongan Tya.

"Siapa suruh terlalu terbawa perasaan? Lagian ya, ngapain gue suka sama orang yang notabene gak jelas kaya lo. Kurang kerjaan!" kekeh Tya setelah berbicara.

"Sekarang gue puas sih, karena waktu putus kita setelah target terpenuhi." Tya merasa bangga.

"Gila lo!" pekik Bagas dengan tatapan tajam.

"Bye stupid!" Tya melengos menjauhi Bagas yang sedang merasakan sesak di hatinya.

Begitu tidak adil baginya. Ternyata selama ini dia hanyalah berjuang sendirian. Ia sudah menahan rasa sakit ini sejak awal. Tapi karena dibutakan cinta, ia masih harus memberi Tya kesempatan kedua, hingga ... berkali-kali.

Deo mendatangi Tya dengan wajah memerah di bangkunya. Tya mengibaskan kedua tangan di depan muka, berharap emosi nya akan reda.

"Kenapa Tya?" tanya Deo.

"Gue putus!!" ucap Tya bersemangat. Ia berubah ekspresi seketika menjadi senyum sumringah.

"P-putus kok malah seneng gini?" tanya Deo sambil mengerutkan kening.

"Seneng banget lah. Gue udah bisa ada di hatinya!" ucap Tya sambil menaik turunkan alis.

"Jadi dia mantan terindah lo?" tanya Deo yang masih tidak paham akan situasi aneh ini.

Diamond Crack Where stories live. Discover now