Chapter 4

415 62 20
                                    

Mendengar hal itu dari Shun Yao, Cheng Yi langsung berlari ke arah pintu apartement Shun Xi, dia mencoba menggedor pintu hingga memanggil Shun Xi, tapi tidak ada respon. Bahkan Cheng Yi mencoba menebak kode untuk membuka pintu itu, tapi sudah dua kali dia gagal.

"Tenang Cheng Yi, kau pasti tau berapa kode yang Xixi pakai. Tenanglah." Cheng Yi perlahan mengingat angka yang biasanya Xixi pakai.

"Baiklah, aku akan mencoba." Cheng Yi menekan angka 17-09-13 dan ternyata terbuka. Cheng Yi langsung masuk dan mencari Shun Xi, dia melihat Shun Xi sudah tidak sadar di depan kamar mandi.

"Xixi! Xixi bangunlah!" Cheng Yi memeriksa nadi Shun Xi. Lalu dia berpindah mendengar detak jantung Shun Xi, tanpa banyak pikir Cheng Yi langsung menggunakan CPR pada Shun Xi.

"Xixi! Kau harus bangun! Aku akan memarahimu jika kau tidak bangun! Xixi! Zheng Shun Xi!" Cheng Yi memukul dada Shun Xi sedikit lebih keras berharap Shun Xi bangun dan ternyata benar. Shun Xi terbangun sambil terbatuk dengan nafas yang sesak. Cheng Yi membantu Shun Xi duduk sambil menggosok punggung Shun Xi.

"Tenanglah! Pelan-pelan atur nafasmu!" Ucap Cheng Yi. Shun Xi terduduk sambil menundukan kepalanya, nafas Shun Xi masih tidak teratur. Cheng Yi sesekali menyeka keringat Shun Xi yang berada di wajahnya.

"Xixi?" Panggil Cheng Yi. Mata sayu Shun Xi memandang Cheng Yi yang berada di sebelahnya.

"Yi ge...." Cheng Yi langsung menarik tubuh Shun Xi ke dalam pelukanya. Wajah Cheng Yi cukup lega saat Shun Xi sadar.

--------

Jam dinding menunjukan pukul 11 malam, Cheng Yi duduk di kursi tepat di samping tempat tidur Shun Xi. Di atas laci kecil terdapat obat dan infus yang sudah tertancap di tangan Shun Xi. Shun Xi saat itu tertidur pulas, tapi tidak dengan Cheng Yi yang setiap menit memeriksa keadaan Shun Xi.

"Sudah 10 tahun, tapi Xixi masih trauma tentang kecelakaan itu." Batin Cheng Yi. Tiba-tiba ponselnya berbunyi.

"Halo bi?"

"Apa Shun Xi disana?"

"Ah, iya. Shun Xi bersamaku."

"Dari tadi aku menelponya tidak di angkat dan dia sama sekali tidak memberi pesan berada dimana. Anak itu sungguh keterlaluan! Mana dia? aku ingin bicara!" Suara dari ponsel Cheng Yi terdengar kesal, Cheng Yi melirik Shun Xi yang terusik oleh tidurnya. Dia mulai ketakutan lagi, Cheng Yi segera menggenggam tangan Shun Xi agar dia tenang.

"Dia tertidur, Bi."

"Tidur? Ini bukan jam tidurnya. Tumben dia tidur lebih awal." Jelas Nyonya Zeng.

"Sepertinya dia sedikit tidak enak badan." Cheng Yi berbohong.

"Apa? Xixi sakit?" Nyonya Zeng terdengar khawatir.

"Tidak bi, hanya tidak enak badan. Tapi, dia sudah minum obat. Tenang bi, dia bersamaku." Mendengar Cheng Yi mengatakan hal itu Nyonya Zeng sangat lega.

"Kalau begitu, aku titip Xixi padamu."

"Baik bi." Nyonya Zeng menutup telpon saat dia tau Shun Xi bersama Cheng Yi.

"Kemana lagi dia?" Tuan Zeng muncul dari belakang saat dia baru datang dari kerja.

"Bersama Cheng Yi, tapi Cheng Yi mengatakan Xixi sedang tidak enak badan. Apakah kita harus menjemputnya?" Nyonya Zeng berjalan mendekati Tuan Zeng sambil melepas jasnya.

"Di depan Xixi kau sangat tegas, tapi saat mendengar dia sakit kau terlalu khawatir. Cheng Yi adalah dokter dan Xixi bersamanya, kau terlalu berlebihan." Tuan Zeng menasehati istrinya, Nyonya Zeng hanya mengangguk paham.

(FF) Torches - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang