03: TUBUH

459 46 22
                                    

BELLA'S POV

Dengan tenaga yang tersisa, aku siapkan berbagai keperluan selama aku menginap di apartemen Sunoo. Aku telah bertanya pada Sunoo melalui pesan singkat, apakah aku bisa pulang keesokan harinya? tapi lelaki itu malah memberikan aku jawaban yang mencengangkan.

Sunoo
Kau akan tinggal bersamaku, selamanya.
Aku sudah di parkiran apartemen mu~

Yang benar saja? Lelaki ini benar-benar sudah gila, lebih tepatnya tergila-gila padaku.

Aku bawa lima pasang baju untuk pergi, tiga baju tidur, 10 pasang dalaman, make up, perlengkapan mandi, skincare dan tak lupa tas berisikan buku pelajaran sebagai pengantar perkuliahan. Aku tak mungkin berpamitan pada Yuki oppa, toh lelaki itu juga sudah pergi meninggalkanku.

Aku tak tahu, kapan kekasihku kembali atau lelaki itu tak akan pernah kembali lagi? Tapi yang jelas, aku harus menuruti perintah Sunoo agar lelaki itu tak gelap mata dan menyebarkan video kami yang Sunoo simpan di handphone miliknya. Lelaki itu tak hanya gila, kasar dan manipulatif. Kim Sunoo juga merupakan pribadi yang nekat dan sangat narsis sehingga dengan cepat dapat membaur dalam semua lingkungan, apalagi dengan karakter feminim palsu yang ia berikan untuk mendapatkan hati semua orang. Aku juga sempat tertipu diawal dan aku sangat menyesali keputusan ini setelahnya.

Aku tak tahu kenapa semakin hari lelaki ini semakin menaruh obsesi padaku? tapi yang jelas, Sunoo tak boleh tahu aku memiliki seorang kekasih. Aku harus menyembunyikan kenyataan itu agar tak menyakiti hatinya dan malah akan berdampak ke banyak hal.

Itulah sebabnya aku tak biarkan Sunoo masuk ke dalam apartemenku setelah ia datang. Lelaki itu sambut aku dengan senyuman yang manis, namun saat ia berniat memaksa masuk. Langsung aku tahan dan meminta pada Sunoo, "Tolong bawakan ini, kita ke apartemen mu sekarang aja ya?" sengaja mendorong tubuh Sunoo sampai akhirnya aku berhasil keluar dan menutup pintu ruangan. "Kok buru-buru, aku ingin melihat kucingmu terlebih dahulu!" ucap Sunoo.

Aku tahu ia kesal atas sikapku yang sangat ketakutan sehingga berusaha aku gunakan sikap manja yang selama ini tak pernah aku berikan pada lelaki itu. Setelah Sunoo membawakan tas besar berisikan bajuku, aku peluk tangan lelaki itu dan buru-buru mengajaknya pergi meninggalkan apartemenku. "Wonnie lagi tidur, lagi pula kamarku berantakan sekali dan aku tak ingin kau melihatnya." ucapku sambil sesekali menoleh ke arah Sunoo untuk memberikan senyuman lemah.

Untuk menutupi luka di tubuhku, aku sengaja menggunakan hoodie kebesaran dengan penutup kepala yang mampu melindungi wajahku dari perhatian siapapun jika menunduk. Sunoo yang curiga pun menghentikan langkahnya, memancing diriku menghentikan langkah juga walau dalam keadaan tubuh yang sempoyongan seperti ingin jatuh saking lemahnya.

Pandanganku sedikit kabur dan berputar memandang Sunoo yang berdiri di belakangku. Aku pikir, lelaki itu masih mengulik permasalahan aku yang tak ingin dirinya masuk ke dalam apartemenku. Namun ternyata, "Kau bawa berapa baju?" yang langsung aku jawab, "Banyak. Bisakah kita lanjut? Kepalaku pusing banget." dengan nada yang manja. Berharap lelaki itu luluh dan hal tersebut memang berhasil.

Sunoo berjalan menghampiriku lagi lalu memeluk pinggangku dari belakang saat kami lanjutkan langkah kaki kami menuju lift. Sambil menunggu lift tersebut tiba di lantai apartemen ini. Sunoo tak henti mengelus pinggangku sambil sesekali tertawa padaku. Aku yang bingung pun bertanya, "Kenapa kok ketawa?". Yang malah memancing lelaki itu bawa aku ke dalam dekapannya setelah ia letakkan tas milikku ke atas lantai.

Sunoo berikan kecupan di dahi dan puncak kepalaku sambil mengatakan, "Senang aja, tak ada pemberontakan yang berarti darimu!" jawab lelaki itu yang langsung aku balas pelukan hangatnya. Dalam hati mengumpati lelaki itu, bukan tak ingin memberontak tapi aku tak bisa melakukan itu karena kau mengancam ku sejak awal.

"Selama kamu benar benar merawat ku, aku pasti tak akan berontak." gumamku sambil memberikan tatapan lemah pada Sunoo. Semakin memecah tawa penuh kebahagiaan lelaki itu apalagi saat ia berbisik di depan wajahku, "Kau terlihat semakin cantik dengan memar dan luka-luka ini di wajahmu, Bella". Sukses mengejutkan ku setengah mati. Memang julukan lelaki gila sangat cocok disematkan untuk lelaki ini. Sialan!

"Sunoo jangan membuatku takut." pintaku dengan mata yang berkaca-kaca menahan takut, namun Sunoo yang sidah terobesi padaku malah mengecup kelopak mata ku secara bergantian. Sebelum ciuman lelaki itu turun menuju bibirku. Aku balas lumatan-lumatan yang Sunoo berikan hingga terbukalah pintu lift itu. Refleks, ciuman kami terlepas yang malah memancing lelaki itu memberikan senyuman malu untukku.

Aku ajak Sunoo masuk ke dalam lift sebelum bertanya, "Sudah makan belum?" yang langsung aku jawab dengan gelengan kepala. Sunoo pun kembali menunjukkan mode feminim yang menjadi alasan terkuat dia disukai semua orang. "Tuh kan, sampe jam segini aja belum makan! Gimana mau mengurus dirimu sendiri beberapa hari kedepan?!" tanya lelaki itu yang ku jawab hanya dengan kekehan pelan. Sunoo yang tak sabar menunggu reaksi dariku atas ucapannya pun bertanya, "Kau tak penasaran apa alasan terbesarku menciptakan semua hasil karya ini di tubuhmu?" tanya Sunoo dengan nada yang usil, sedikit menjengkelkan bagiku.

Tiba-tiba terlintas dalam benakku sebuah jawaban yang sangat masuk akal, "Karena kamu ingin semua orang tahu aku milikmu dan luka ini membuatku selalu bergantung padamu. Makanya kau ciptakan rasa sakit ini di tubuhku, selain kau memang senang sekali dengan hal-hal yang berbau sadis saat berhubungan seksual kan?" jawabku. Memancing Sunoo semakin brutal mendekat ke arahku untuk mencium pipiku penuh rasa gemas. Aku yang biasa mendapatkan reaksi gemas lelaki itu pun hanya bisa tertawa sambil membalas pelukannya walau tas milikku yang ia bawa sedikit mengganggu momen manis ini.

Tak perlu menunggu lama hingga akhirnya kami sampai di lantai utama. Tak ada seorang pun di lantai ini yang membuat Sunoo dapat leluasa membawa diriku masuk ke dalam mobil miliknya. Aku sempat tak menyadari keberadaan seorang laki-laki yang berjalan dari ujung gang ini, namun setelah ku pastikan ia merupakan kekasihku bernama Yuki Yamada. Langsung aku minta Sunoo untuk melajukan mobilnya meninggalkan parkiran depan gedung apartemenku. Sengaja aku meminta, "Sunoo-ya! Ayo!" ajakku berusaha terlihat bersemangat, padahal aslinya sangat merasa ketakutan atas situasi ini.

Beruntungnya Yuki tak menyadari keberadaanku dalam mobil ini berkat pekatnya kaca mobil milik Sunoo. Sunoo yang sedari tadi hanya diam ternyata menyadari tatapan yang terus aku berikan pada Yuki. Terasa dari pertanyaannya yang sukses mengejutkanku. "Kamu menyukainya?" tanya lelaki itu sukses memecah tawaku pelan. Saking tak tahunya harus bagaimana, aku pun menjawab, "Aku saja tak mengenalnya, tapi ia memang sangatlah tampan!" pujiku berharap tak membangkitkan amarah Sunoo yang terpendam namun lelaki itu malah menanyakan, "Kalau aku?". Sunoo-ya, kau sepertinya sangat membutuhkan kasih sayang dariku ya?

"Kamu cantik Sunoo, tak hanya wajah, tapi tubuh putihmu terlihat begitu menawan!" jawabku, sebenarnya tak memiliki cukup energi untuk memberikan godaan padanya. Jadi, mau bagaimana lagi?

"Kau bahkan telah merasakannya setiap hari, Bell." ungkap Sunoo yang kembali dipenuhi rasa bahagia setelah mendapat pujian dariku. Aku pun membalas, "Merasakan bagaimana? Kau saja selalu memberikan siksaan padaku. Boro-boro menghayati rasa dari tubuh indah mu ini, aku bahkan tak sempat menutup mata saking hebatnya permainanmu, Sunoo." ucapku diselingi kekehan pelan.

"Mau merasakan seks yang romantis bersamaku??" tawar Sunoo yang langsung ku jawab dengan gelengan kepala. Sukses membuat senyuman di wajah Sunoo perlahan hilang saat menunggu jawaban dariku. Dengan keras aku menolak, "Aku tak sanggup jika harus melakukan seks hari itu juga-" ucapanku disela Sunoo dengan ucapan.

"Besok atau lusa. Aku ingin mencoba melakukan seks yang manis seperti kebanyakan orang. Persiapkan dirimu!" ucap Sunoo final. Tuhan, bagaimana ini?

TBC

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Apr 29 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

The Honey's Trap Donde viven las historias. Descúbrelo ahora