Kampus

827 23 0
                                    

Sepasang kaki bersepatu melampiaskan kekesalan hati dengan cara menghentak-hentakkan kaki. "huh Aaah...!" kini giliran si mulut kecil yang melampiaskan kesal. Mata pria imut itu nanar mencari sang pelaku yang membuat dirinya diserbu barisan malu hingga kesal.

"Hei! kalau konser pakai kostum yang keren, dong! masa sih ditaburi tepung begitu?" suara iseng menertawakannya

Fourth menoleh. seorang cowok dengan tubuh tegap dibalut kaus oblong yang dipadu Tampan dengan Jeans belel melengkapi daya tariknya. seharusnya ia begitu Perfect, tapi attitude yang tak bersahabat terlanjur membuat darah Fourth mendidih

"Jadi kamu?" tanya Fourth sembari mendekat.

Cowok itu hanya tersenyum dengan mengangkat alisnya. Mencoba cuek dan tak menggubris perkataan Fourth. Ia terlihat kembali asyik dengan buku yang dibacanya.

"Emang kamu nggak ada kerjaan lain apa? belum cukup selama masa orientasi kemarin kamu berulah? Heran deh, di kampus sekeren ini masih ada amoeda yang coba Sok Cool? Cool dari Hongkong?" Fourth mengumbar amarah yang sejak tadi ditahanya. "Hei! kamu dengar nggak, sih? kasihan sekali, ganteng-ganteng tapi tuli," lanjut Fourth.

Cowok itu masih saja cuek, merasa tak dianggap, Fourth memilih pergi.

"Mahasiswa nggak boleh cengeng! baru dicuekin gitu aja udah langsung nangis," teriak cowok itu kemudian.

Langkah Fourth terhenti. Ia mengusap air matanya. bagaimana bisa cowok itu tahu jika ia sempat meneteskan air mata? bukankah si misterius itu tak pernah menatap wajahnya saat mereka berada dalam jarak demikian dekatnya tadi? Fourth merinding bayangan aneh mulai muncul di benaknya.

"Duh jangan-jangan dia? Ah, tidaaak!" Fourth berteriak lalu lari menjauh.

"Cowok aneh. Hmm....., tapi asyik juga untuk diisengin." ucap Pria yg mengejek cowok eneh itu
tersenyum jahil.
.

.

.

.

.

.

.

Bangkok, sebuah mimpi pernah desemai untuk kota ini ketika Fourth masih berseragam putih abu-abu. Baginya tak ada yang lebih keren selain menjadi bagian dari kampus impian itu. udara yang dingin, masyarakat yang ramah, budaya yang beraneka ragam, serta fasilitas serba modern yang tersedia di Bangkok telah menjadi magnet yang menarik keingintahuan nya demikian kuat. Semua pasti akan sangat berbeda setelah Ia menghabiskan waktu belasan tahun di Indo.

"Fourth, masih pagi gini udah ngelamun, nggak baik anak kecil kebanyakan bengong. ngapain juga Lo lihat tulisan UnChula itu?" tanya Ford

"Hehehe, aku masih nggak percaya aja kalau bisa ada di kampus ini. kupikir itu masih mimpi," kata Fourth

"Hm, udah satu bulan di sini masih berasa mimpi? Hehehe, bangun, cil! UnChula emang tempat yang keren dan beruntung ada di dalamnya."

Bisa menembus kampus ini jalur prestasi tentu bukan hal mudah. Nilai akademik selama tiga tahun di bangku SMU sangat diprihatikan. Masih terbayang bagaimana Fourth harus dag-dig-dug menunggu pengumuman saat itu. Harapan besar telah Ia tanaman kan, bagaimana jadinya jika semua sirna?

Surrender [GEMINIFOURTH]Место, где живут истории. Откройте их для себя