Prolog

3.1K 155 54
                                    

Happy Reading

.

.

.

"Nghh, Sunghoon?"

"Good morning pumpkin."

Lelaki manis bersurai gelap itu tersenyum tipis, ia menolehkan kepalanya melewati pundak hanya untuk menyambut sebuah ciuman singkat yang dilayangkan seorang pria tampan dibelakangnya. Pria tampan itu kemudian mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping kekasihnya setelah mereka melepaskan pagutan manis tadi.

"Sejak kapan kau bangun?"

"Hmm, baru saja."Sunghoon menjawab seadanya, ia kembali menelusupkan kepalanya pada ceruk leher Sunoo, seseorang yang tengah ia peluk mesra.

Sunoo menghembuskan napas keras, "sana mandi, kau bau!"

"Sepuluh menit lagi."

Sunoo menghela napas lelah, sudah siang begini dan Sunghoon masih betah bergelung didalam selimut. Maklum saja, mereka telah melakukan aktivitas panas semalaman suntuk dan alhasil keduanya sama-sama kelelahan, apalagi Sunoo yang seorang bottom dalam hubungan ini. Tak hanya lelah, bagian belakang dan seluruh badannya terasa nyeri.

Sementara Sunghoon kembali bersantai sambil menghirup aroma tubuh Sunoo, ia tarik tubuh kekasih mungilnya itu agar semakin masuk dalam pelukannya. Kini Sunoo melamun sembari memainkan jemari besar milik Sunghoon yang melingkar dipinggangnya.

"Sunghoon?"

"Hmm?"

Sunoo menghela napas. "Aku harus keluar, Niki pasti sudah bangun."

Dengan terpaksa Sunghoon mulai melepaskan pelukannya dan berguling ke samping, ia kembali memeluk guling dan menggulung dirinya dengan selimut tebal, berniat untuk tidur lagi. Sunoo menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kekasih tampannya itu, ia tak habis pikir akan kelakuan Sunghoon yang masih seperti anak kecil.

"Kau ini tidak pernah berubah, kau sudah berkepala tiga tapi masih saja kekanakan."

 Sunoo mulai menggerutu sambil memakai pakaiannya yang tercecer di lantai, Sunghoon benar-benar beringas semalam. Bahkan celana dalamnya sampai tersangkut dilampu tidur, dan membayangkan kelebatan ingatan mereka saat bercinta membuat pipi Sunoo bersemu.

"Kau harus sudah bangun saat aku kembali! Jika belum, akan ku potong adik kecil kebanggaanmu itu!"

Sunoo terdiam sejenak, menunggu respon Sunghoon, namun tak ada jawaban yang keluar dari pria berkulit putih itu. Hingga akhirnya kesabaran Sunoo habis...

"YA! PARK SUNGHOON!"

"IYA SAYANG, AKU MENDENGARMU!"

Dan kesabaran Sunghoon pun ikut habis...

.

.

.

Sunoo memandikan Niki masih dengan omelan yang sedari tadi seolah tak akan ada habisnya, sementara itu Sunghoon kini sedang duduk dimeja makan yang letaknya tak jauh dari kamar mandi. Mengingat apartement ini minimalis, letak dari satu ruangan ke ruangan lain tidak lah terlalu jauh.

"Kau itu sudah tua dan mempunyai anak satu, tapi tetap saja kelakuanmu membuatku sakit kepala."

Sunoo menggosok punggung kecil Niki, balita berusia tiga tahun tersebut hanya diam sambil memainkan bebek karetnya, masih terlalu bingung dan masih sangat pagi untuk mendengarkan ocehan Papa yang tidak akan selesai sampai satu jam kedepan.

Broken Vows: A Tale of Love, Lies, and Loss | Sungjake [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora