Complicated

1.1K 123 54
                                    

HAPPY READING

.

.

.

Saat ini Sunghoon tengah duduk dengan perasaan gugup, dihadapannya sudah ada Heeseung yang sedang membaca hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukannya kemarin.

"Hasil pemeriksaan kesehatanmu cukup baik Sunghoon-ssi, dan jantungmu juga cocok untuk Jaeyun."

Sunghoon mengangguk, seulas senyum tipis yang terlihat amat tulus menghias wajah tampannya. Perasaan lega singgah dihatinya, setidaknya dengan ini, ia bisa menebus semua dosa-dosanya, dan menebus perasaan bersalahnya pada Jaeyun.

"Sunghoon-ssi,"

Sunghoon mengangkat kepalanya lalu menatap Heeseung, "Ya Dok?"

"Kau yakin? Maksudku, aku bisa membatalkan namamu dari daftar pendonor. Aku akan bantu mencarikan pendonor yang cocok untuk Jaeyun nanti. Kau tidak perlu khawatir tentang hal itu."

"Tidak perlu Dok, aku sudah yakin dengan keputusanku. Hanya ini yang bisa kulakukan untuk istriku. Aku merasa sangat berdosa karena membiarkannya melalui semua ini sendirian selama ini...

...lagipula, mencari pendonor yang cocok untuk Jaeyun itu pasti membutuhkan waktu yang tak sebentar, dan kau juga bilang kalau kondisi Jaeyun semakin melemah, kan?"

"Tapi aku rasa, kau tidak perlu melakukan hal sebesar ini. Jaeyun sangat mencintaimu, kau tahu itu kan? Bagaimana jika ia mengetahui kalau satu-satunya orang yang menjadi alasannya untuk bertahan justru pergi meninggalkannya. Aku tidak bisa membayangkan betapa hancurnya dia nanti."

"Kau tidak mengerti Dok. Aku sudah menyakitinya terlampau dalam. Lebih baik jika aku yang pergi meninggalkannya daripada aku yang harus merasakan kehilangan Jaeyun. Dan aku yakin, aku tidak akan pernah sanggup untuk menghadapi hal itu."

"Kau terdengar sangat egois."

"Ya, aku memang sangat egois. Aku hanya memikirkan kebahagiaanku sendiri. Hingga tanpa sadar menyakiti Jaeyun." Suara Sunghoon memelan diakhir kalimatnya.

Heeseung menghembuskan napas berat, ia menyadari satu hal, ternyata Sunghoon dan Jaeyun itu sama keras kepalanya. "Baiklah kalau kau sudah yakin dengan keputusanmu. Operasinya akan dilaksanakan 3 minggu lagi. Aku akan menghubungi dokter yang ahli di bidang yang sama untuk membantu mengusahakan keberhasilan operasi ini. Dan yang perlu kau lakukan adalah menjaga kondisimu dan Jaeyun. Pastikan juga kondisi Jaeyun tidak drop sampai operasi ini dilaksanakan."

Sunghoon mengangguk mendengar penjelasan Heeseung, "Dokter Lee,"

"Ya?"

"Kau bisa menjamin keberhasilan operasi ini kan? Kau bisa menjamin keselamatan Jaeyun?"

Heeseung tersenyum, kemudian mengangguk. "Ya, kau bisa mempercayakannya pada kami. Kami akan melakukan yang terbaik."

"Baiklah, kalau begitu aku permisi." Sunghoon bangkit dari duduknya, tangannya yang terulur hendak memutar knop pintu berhenti ketika Heeseung kembali memanggilnya.

"Sunghoon-ssi, kau bisa menghubungiku kapan saja jika kau berubah pikiran. Aku harap kau masih mau mempertimbangkan keputusanmu. Setidaknya pikirkanlah tentang Jaeyun."

"Terima kasih banyak, Dok. Tapi aku sudah yakin dengan keputusanku." Ucap Sunghoon final, lalu melangkah keluar meninggalkan ruangan Heeseung.

Ia berjalan menyusuri lorong, berusaha menenangkan dan meyakinkan hatinya dengan keputusan yang ia ambil. Tak elak jika Sunghoon merasa sangat takut saat ini. Ia takut karena akan meninggalkan Jaeyun, ia takut tak akan bisa melihat Jaeyun lagi, ia takut tak akan bisa menjaga Jaeyun lagi, dan ia takut karena lagi-lagi ia harus membohongi dan menyakiti Jaeyun.

Broken Vows: A Tale of Love, Lies, and Loss | Sungjake [END]Where stories live. Discover now