Prolog

2.7K 92 0
                                    

Dua keluarga tampak tengah berkumpul di sebuah vila di pulau Jejju. Berjumlah enam orang dengan dua pasang suami istri paruh baya dan dua orang anak muda.

Seorang pemuda yang tampak curiga dengan berkumpulnya mereka angkat suara, "sebenarnya kenapa tiba-tiba kita berlibur ke sini? Dan kenapa ada keluarga paman Yoon juga?"

Choi Seungbyun, kepala keluarga Choi membenarkan posisi duduknya. Ia tahu benar jika putra semata wayangnya itu pasti sedang menaruh kecurigaan padanya.

"Tentu saja berlibur" Jawabnya sambil tersenyum penuh arti. Melirik pada Yoon Sanghyun(kepala keluarga Yoon) sekilas.

"Kita semua?" Gadis Yoon yang sedari sampai diam kini bersuara, dahinya berkerut merasakan ada sesuatu yang tak benar.

Ke empat orang tua di sana tertawa aneh, mendapat tatapan menyelidik dari anak-anak mereka.

Hingga, Yoon Eun hye. Duduk semakin mendekat pada sang putri dan meraih tangan gadis itu. Dan dengan pelan ia memberi pernyataan yang membuat putrinya serasa di bodohi.

"Sayang, sebenarnya yang akan berlibur bersama hanyalah kau dan Seungcheol"

Mata gadis bernama Yoon Jeonghan itu mendelik, "apa maksud ibu?"

"Benar! Apa maksud bibi?" Seungcheol juga tak kalah terkejut, "apa ini terkait rencana perjodohan?"

"Ayah, paman Choi. Apa yang di katakan Seungcheol benar. Ini usaha kalian agar aku dan Seungcheol mau dijodohkan?" Jeonghan bertanya pada dua kepala keluarga itu menatap bergantian.

Choi Seungbyun tersenyum kaku pada Jeonghan, begitu pun Yoon Sanghyun.

"Ya Tuhan! Berapa aku bilang, aku dan Jeonghan menolak perjodohan ini" Seungcheol berkata dengan nada gemas menahan emosi. Kedua pasang orang tua ini benar-benar tak pernah menyerah berusaha menjodohkan dirinya dengan si sulung Yoon. "Aku masih bisa mencari kekasih sendiri"

"Aku tak tau kenapa ayah dan paman begitu menginginkan kami bersama.  Sesuatu yang di paksakan akan berujung buruk bukan?" Jeonghan ikut bersuara.

Suara decakan gemas keluar dari Choi Saara, ibu Seungcheol yang sedari tadi diam. "Kalian ingin menolak perjodohan ini kan? Kami akan membatalkan rencana perjodohan tapi ada syaratnya!"

Seungcheol dan Jeonghan saling bertukan pandangan. Merasa ada yang tak beres dengan perkataan nyonya besar Choi itu.

"Apa maksud ibu? Kenapa harus pakai syarat! Sudah jelas jika aku dan Jeonghan menolak perjodohan"

"Kalian harus menurut! Jika tidak, kami bahkan akan langsung menikahkan kalian detik ini juga!" Desis Choi Saara tak mau di bantah.

Sedangkan dua anak muda di sana kembali saling tatap, seperti sedang berdiskusi tapi hanya dengan tatapan. Keduanya merasa jika orang tua itu sedang merencanakan sesuatu yang bisa merubah keputusan, dan jujur Seungcheol dan Jeonghan agak khawatir.

"Baiklah, apa syaratnya?" Ucap Seungcheol ragu.

Choi Saara tampak puas mendengar nya, senyum lebar hingga lesung pipinya terlihat. Persis seperti milik sang putra. Wanita paruh baya itu lalu bangkit dari duduknya dan berjalan ke ujung tangga, kemudian sedikit berseru"Bibi Nam!"

Seungcheol sedikit terkejut saat asisten rumah tangga sang ibu ternyata juga ada di villa ini. Bagaimana bisa wanita tua itu ada di sini. Dan keterkejutannya tampak bertambah saat bibi Nam membawa seorang bayi di tangannya bahkan ia dan Jeonghan sampai berdiri dari duduknya karena merasa ada yang aneh.

Bibi Nam menuruni tangga dan menyerahkan bayi itu pada Choi Saara lalu berlalu pergi setelahnya.

Sejenak Choi Saara melihat bayi mungil yang tengah tertidur pulas itu dengan senyuman keibuan. Ia lalu membawa bayi itu pada Jeonghan yang tampak kebingungan dan memindahkannya pada tangan Jeonghan begitu saja.

"Bibi, kenapa bibi memberikan bayi ini padaku?" Tanya Jeonghan bingung karena tiba-tiba menerima bayi itu.

"Bayi itu syaratnya" Ucap Choi Seunghyun enteng.

"Maksud ayah?" Seungcheol mengerutkan dahinya bingung, bergantian menatap bayi yang di gendong Jeonghan lalu pada ayahnya.

"Kami akan membatalkan rencana perjodohan jika kalian berhasil merawat bayi itu semala tujuh hari di sini" Jelas Yoon Sanghyun sambil menunjuk snag bayi dengan dagunya.

"Loh kenapa begitu?" Jeonghan tampak kebingungan, "tak bisa begitu ayah, bayi ini punya orang tua kan? Dan aku tak bisa merawat bayi"

Ayah Jeonghan mengibaskan tangannya tak peduli, "tapi itu syaratnya sayang. Lagi pula hanya tujuh hari saja, dan bayi itu yatim piatu. Orang tuanya meninggalkannya di depan panti asuhan milik ayah di pulau ini"

Jeonghan akan kembali menolak tapi bayi kecil di tangannya mulai menggeliat. Dengan gerakan kaku ia membenarkan posisi gendongannya lalu mengayun bayi itu pelan.

"Baiklah, kami anggap kalian setuju!" Choi Seunghyun bangkit dari duduknya di ikuti oleh orang tua yang lain, "suka tidak suka kalian harus menerima syarat dari kami jika kalian tidak ingin di nikahkan. Jadi, rawatlah bayi itu dengan baik selama tujuh hari, oke. Kami akan kembali ke Seoul sekarang"

"Apa?!" Seungcheol berjalan panik mengikuti mereka ke arah keluar, "tidak bisa begini ayah, mana bisa kami ditinggal dengan seorang bayi tanpa bantuan"

"Benar... Ibu, ibu tau aku tak pernah merawat bayi. Bukankah sama saja ibu membahayakan bayi ini dengan membiarkannya bersama kami... Ibu.. Ibu.." Rengek Jeonghan susah payah karena bayi di tangannya mulai menangis. Ia mengikuti langkah sang ibu.

"Kau harus belajar. Lagi pula hanya seminggu sayang. Ibu dan bibi Saara sudah membuat catatan untuk memudahkan kau dan Seungcheol merawatnya" Ucap ibu Jeonghan cepat sambil memasuki mobil.

"Ibu, tunggu ibu! Jangan seperti ini! Ibu.. "

Seungcheol juga masih berusaha menahan pintu mobil sang ayah, "ayah, ku mohon jangan seperti ini. Ayah bisa memberi kami syarat sulit apapun, tapi tidak dengan bersama seorang bayi ayah"

"Tidak!" Gertak Choi Seunghyun gemas, "sudah! Jalani saja jika kau tak mau menikah dengan Jeonghan! Kecuali jika kau berubah pikiran"

Seungcheol berdesis sebal karena ia tak mungkin menerima perjodohan. Dan saat mobil kedua orang tua itu mulai meninggalkan villa, ia hanya bisa menggeram emosi.

"Aakhhhhh dasar sial!!!!"

Owaaa.. Owaaa...

"Seungcheol bodoh!!! Kenapa berteriak! Bayinya jadi menangis"

7 days with babyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang