KEDELAPAN

60 10 0
                                    

Rose mengelap keringat yang keluar di keningnya, ia menjaga kesadaran yang perlahan menurun meskipun kepalanya pusing dan badannya panas tetapi ia bertahan karena harus mengembalikan jas itu ke pemiliknya. Kali ini ia memantapkan dirinya sendiri untuk tidak melakukan kesalahan seperti yang sudah-sudah jika sampai ia melakukan kesalahan lagi, bisakah ia dimaafkan oleh Taehyung.

Jangan sampai melakukan kesalahan jika kau ingin bertahan hidup.

Rose menarik napas panjang, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam setelah selesai menyiapkan makan malam dan membereskan dapur ia langsung bergegas menuju ruang setrika untuk menggosok jas Taehyung karena tak mungkin memakai jasa laundry mengingat uangnya menipis dan waktunya yang terlalu singkat.

"Ayo cepat selesaikan pekerjaanmu, kau harus membawa jas ini kembali pada pemiliknya jika tidak ingin mendapat masalah yang baru." Rose menyemangati dirinya sendiri dengan menggenggam kepercayaan bahwa ia yakin pekerjaannya akan selesai sebelum jam sepuluh.

Namun, semakin ia memaksakan diri pusing di kepalanya kian bertambah, bahkan kali ini dibarengi dengung yang memekakan telinga. Entah apa yang terjadi pada dirinya sampai ia merasa tersiksa dengan apa yang ia alami saat ini.

Meskipun rasa sakit itu menggerogotinya ia berusaha keras untuk tetap fokus agar pekerjaannya segera selesai lalu ia bisa segera istirahat supaya besok ia bisa beraktivitas seperti biasa.

Setengah jam telah berlalu.

Rose bernapas lega karena akhirnya ia telah berhasil menyelesaikan pekerjaan yang Taehyung limpahkan dan tanpa membuang banyak waktu ia pun segera membawa pakaian ini menuju kamar Taehyung supaya pria itu tidak menganggapnya sebagai pelayan yang lalai saat bekerja.

Satu per satu anak tangga Rose naiki hingga akhirnya ia tiba di depan kamar Taehyung yang tertutup rapat ditambah suasana yang sepi seolah menandakan bahwa tidak ada si pemilik kamar di ruangan tersebut.

Satu.. dua.. tiga.. empat.. lima kali ia mengetuk pintu namun tak juga mendapat jawaban.

Sudah lima belas menit ia berdiri menunggu jawaban dari si pemilik kamar yang tak kunjung memberikan respon atau bahkan sekadar membalas sapaannya dari luar. Jika memang pria itu tidak ada di dalam kamar, maka Rose tak akan pergi beranjak meninggalkan tempatnya berpijak. Ia akan menunggu sampai pemilik pakaian ini kembali, meskipun ia tau bahwa akan sia-sia menunggu seseorang yang tidak tau keberadaanya dimana, apa yang sedang dia kerjakan, dan apa yang membuatnya tak segera pulang ke rumah. Rose akan menunggu sampai ia benar-benar memulangkan pakaian mewah milik Taehyung.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sekarang sudah pukul dua belas dini hari yang artinya Rose telah menunggu cukup lama di depan pintu kamar Taehyung sampai ia tertidur.

Tap.. Tap..

Suara langkah kaki terdengar menggema di koridor, pelan tapi pasti langkah itu berubah tenang ketika hampir dekat ke tujuannya.

Ia berdiri tegak menghadap wanita yang tertidur dalam posisi duduk memeluk sesuatu yang ia yakini adalah barangnya.

Tangan besar itu bergerak menyentuh rambut wanita yang tertidur dengan posisi tak nyaman di depannya meskipun dari ekspresi wajahnya ia tak terlihat bersalah tetapi masih ada rasa kagum saat melihat Rose yang tertidur dengan anggun.

"Kenapa kau menunggu jika sudah tau aku tidak ada di dalam." Katanya dengan suara pelan.

Ia menghela napas perlahan lalu menggendong gadis itu dan membawanya masuk ke kamar. Dengan gerakan hati-hati ia meletakkan Rose di kasur dan membantu gadis itu melepas sendal yang dia gunakan. Setelah selesai merapikan pakaian Rose, Taehyung diam sejenak di sisi ranjang memandangi wajah Rose yang lagi-lagi begitu tenang.

HUG ME TIGHTWhere stories live. Discover now