🦉Chapter 30 | Drop Out (?)

4.2K 170 99
                                    

🦉CHAPTER 30🦉- Drop Out (?) -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦉CHAPTER 30🦉
- Drop Out (?) -


Keesokan paginya, Gallan langsung berangkat ke kampus dan melapor pagi-pagi sekali. Tujuannya agar tidak banyak orang yang melihatnya datang ke kantor bagian keamanan dan kedisiplinan yang notabenenya hanya akan didatangi oleh para mahasiswa yang bermasalah karena skandal.

Setiba di sana, lelaki itu pun menjelaskan kronologis kejadian kemarin yang dikonfirmasi oleh security yang memergokinya. Gallan sekali lagi menekankan bahwa dirinya dan Freyya sama sekali tidak melakukan perbuatan mesum seperti yang dituduhkan Pak Security. Serta gadis itu sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan test pack kehamilan itu.

Awalnya pihak kedisiplinan sempat menanyai siapa sebenarnya gadis yang Gallan hamili, namun Gallan tetap tutup mulut dan mengatakan bahwa itu sudah ranah privasinya.

"Kalau dia mahasiswi kampus ini, maka kami juga wajib melakukan penindakan!" tukas salah satu ketua staff yang menerima laporan Gallan.

"Penidakan apa, Pak? Dengan nge-D.O dia dari kampus?" sindir Gallan dengan pedas. Dia sudah tau bagaimana cara mainnya pihak institusi dalam membereskan skandal seperti ini. Dengan alasan tidak mau keburukan insitusi tersebar keluar, mereka menggunakan jalan pintas untuk penyelesaiannya, yakni dengan mengeluarkan orang yang memiliki tanda pada fisiknya (kehamilan/perut yang membesar) dan biasanya yang di-drop out adalah yang perempuan.

"Kalau dia dikeluarkan dari kampus ini, maka itu karena kau!" tuding Kepala Staff Adi, lelaki itu sudah emosi sejak mendapatkan informasi ini dari bawahannya dan para pejabat kampus langsung merespon hal ini dengan mendesaknya melakukan tindakan pendisiplinan.

"Dia bukan mahasiswi kampus ini!" celetuk Gallan yang akhirnya terpaksa berbohong demi kebaikan Aruna.

Meski dirinya tidak menyebutkan nama gadis itu sama sekali tapi Gallan yakin jika dirinya mengakui bahwa yang dia hamili adalah mahasiswi kampus ini maka pihak kampus pasti akan memburunya dengan berbagai cara untuk mengumpulkan informasi. Urusannya akan menjadi panjang dan Aruna akan ikut terseret.

Kepala Staff Adi menatap Gallan dengan penuh sanksi. "Kau jangan coba-coba bohong, ya! Atau orang tua kau akan terlibat langsung dan menanggung malu. Saya tau kau anaknya Tuan Burhan, kan? Kau mau beliau kehilangan harga dirinya karena ulahmu!" ancamnya. Kepala Staff Adi memang mengenal Tuan Burhan karena ayahnya Gallan termasuk donatur kampus ini.

Gallan hanya diam. Dia tidak suka bila nama orang tuanya harus disebut-sebut terutama dalam situasi seperti ini. "Saya bilang dia bukan mahasiswi kampus ini. Jadi saya rasa pihak kampus sudah tidak ada wewenang lagi, selebihnya ini urusan saya, privasi saya," ujarnya dengan lugas.

Kepala Staff Adi awalnya masih ingin mencecar dan memojokkan Gallan, namun para staff lainnya melerai dan menenangkannya.

"Sudahlah. Tidak perlu diperpanjang. Dia sudah mengakui mana yang tidak dia lakukan dan mana yang memang merupakan kesalahannya," tukas salah seorang staff yang disegani. "Kita tidak perlu mencampuri urusan pribadinya. Anak ini sudah dewasa, sudah mahasiswa, biarkan dia dan keluarganya menyelesaikan masalahnya tanpa campur tangan kita. Toh, dia sendiri bersaksi bahwa yang dia hamili bukanlah mahasiswi kampus kita. Kita sudah tidak ada wewenang lagi di sini."

THE REBELLOUSE! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang