𝐑𝐲𝐮𝐧𝐨𝐬𝐮𝐤𝐞 𝐀𝐤𝐮𝐭𝐚𝐠𝐚𝐰𝐚 🔞

1.5K 43 14
                                    

Req by: lawriceol

Warning: Soft/vanilla sex, rashoumon play (a little), oral (Akutagawa receiving), cukup OOC karena Akutagawa ver softboy









—————————————————————


Kelopak bunga sakura bertebaran di atas rerumputan tempat berdirinya sebuah bangku taman berbahan kayu. Hari sudah lewat pukul tiga sore, waktu paling tepat untuk jalan-jalan tanpa terganggu terik matahari musim semi. Seperti yang dilakukan dua remaja baru dewasa dari Port Mafia berikut. (Name) merebahkan kepala di atas paha lelaki yang sedang bersamanya. Jemari wanita itu memainkan sebuah bunga sakura di tangannya, sambil berbincang sedikit dengan lelaki tersebut.


"Akutagawa-senpai, masih ingat dua hari lagi hari apa?"

"Hm? Mungkin iya," balas sang lawan bicara singkat, sibuk membelai surai (h/c) (Name) dan memilin-milinnya.

"Kok gitu?"

(Name) menampakkan raut kesal, setengah bercanda. Juga setengah serius, karena dua hari lagi adalah anniversary hubungan mereka.

Alih-alih menjawab, Akutagawa mengalihkan pembicaraan menjadi topik lain, "Yang aku ingat, dua hari lagi aku ada tugas dari Bos untuk mengurus kantor polisi di pusat kota."

"Memangnya ada apa?"

"Anak kecil ga perlu tahu." Akutagawa mencubit pelan salah satu pipi (Name).

"Aku seumuranmu, tahu!" (Name) menambah intensitas kesal pada ekspresi wajahnya.




(Name) menoleh ke arah lain, mendapati kios es krim di seberang jalan tempat taman di mana mereka berada. Seketika ia tersenyum senang seraya berdiri dari posisi tidurannya.

"Akutagawa-senpai, ayo ke sana!" Ajaknya. Ia menarik tangan Akutagawa yang menurut saja ikut di belakang.

Meskipun lebih banyak diam, sebenarnya lelaki itu memperhatikan (Name) dalam-dalam. Dia melihat bunga sakura di tangan (Name) yang tadi dimainkannya. Diambilnya bunga tersebut, membuat (Name) menatapnya heran.

"Untuk apa?"

Akutagawa menyelipkan bunga sakura itu pada helai rambut di atas telinga (Name). Tanpa mengucap sepatah kata, ia lalu kembali berjalan sambil menggandeng tangan (Name) dan menunjuk kios es krim. Seakan mengisyaratkan, 'Jadi beli?'

(Name) tertawa lepas, dirangkulnya Akutagawa dari samping dengan ceria seraya melanjutkan jalan. Dia tahu kalau eksekutif mafia yang dianggap horor oleh masyarakat itu punya sisi soft tersendiri —kalau boleh kepedean, mungkin (Name) akan bilang sisi tersebut adalah untuknya.




Beberapa menit ke depan, (Name) kembali duduk di bangku awal. Kini ia bersandar di bahu Akutagawa sambil menjilat es krim (f/f), dirinya terlihat senang, saling menggenggam tangan dengan kekasihnya.

"Apakah besok ada pekerjaan yang harus diselesaikan, Ketua?" (Name) mendekatkan wajahnya.

"Stop memanggilku itu," balas Akutagawa selagi mengelap bekas es krim di bibir (Name), "besok free."

"Yey!" (Name) tersenyum gembira, "Akhirnya!"

"Lusa aku harus pergi ke kantor polisi. Kamu di rumah aja, jangan keluar-keluar."

"Kenapa?"

Akutagawa tampak berpikir sejenak, "Yah, pokoknya di rumah sampai aku kembali. Paham?"

(Name) mengangguk saja, meskipun sebenarnya ia tak terlalu mengindahkan ucapan itu.















BSD x Reader [discontinued?]Where stories live. Discover now