Bab 2 - Pesta

32 6 0
                                    

Luna berdiri dengan kepala sedikit mendongak menatap gedung tinggi yang tampak mewah di depannya saat ini. Cahaya lelampuan yang menghiasinya membuat gedung itu terlihat superior dengan latar belakang langit malam.

Beberapa menit lalu gadis itu turun dari taksi, mengenakan gaun yang biasa dipakai untuk pesta resmi. Ini pertama kalinya dia menghadiri pesta besar yang diadakan manusia, dan itu atas ajakan Shen Xian yang tadi sore meminta bantuan langsung padanya.

Ketika pandangannya beralih pada layar gawai dalam genggaman, waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam kurang sepuluh menit. Seharusnya dia belum terlambat. Dengan tenang gadis itu melangkah memasuki lobi. Kemewahan yang menyambutnya terasa kian kental kini, desain klasik era rokoko⁴ begitu memanjakan mata.

Meskipun Luna belum terlalu lama tinggal di dunia manusia, tak seperti Shen Xian yang telah menetap delapan tahun hingga menjadi mapan dengan usahanya sendiri, tetapi Luna bisa menebak siapa pun yang mengadakan pesta di tempat ini pastilah bukan orang sembarangan.

Gawai di tangannya berdering lagi, sejak Luna di dalam taksi tadi Shen Xian memang terus saja menelponnya.

"Halo," jawab Luna setelah menggeser tombol hijau dan menempelkan gawai di kupingnya.

"Kau di mana? Kenapa belum datang? Pestanya sudah mulai ini, cepatlah datang!" cecar Shen Xian yang terdengar tidak sabar.

"Hei, tenanglah sedikit. Aku sudah di depan lift sekarang," omel Luna seraya menekan tombol di samping pintu lift.

"Kau sudah di hotel?" tanya Shen Xian lagi.

"Masih di rumah, tentu saja di hotel. Kenapa menanyakan hal yang sudah jelas?" Luna melangkah masuk ke dalam lift setelah terdengar dentingan dan pintunya terbuka lebar.

"Ehehe, jangan marah-marah dong. Ayo cepat kemari, selamatkan aku dari keadaan super awkward ini."

"Iya iya, dasar menyebalkan."

Telepon berakhir, pintu lift tertutup. Ballroom hotel ada di lantai lima, jadi Luna menekan nomor dengan angka itu untuk menuju tempat pesta berlangsung saat ini.

Lima menit kemudian gadis itu sudah memasuki tempat pesta yang dipenuhi dengan kemeriahan. Monokrom menjadi tema pada acara malam ini. Mulai dari dekorasi sampai dress code yang dikenakan tamu undangan serta para pelayan, dan pemain musik semuanya bercorak hitam putih. Pertunjukan orkestra di panggung memainkan musik-musik klasik khas Eropa, makin menambah kemeriahan suasana.

Luna memandang sekeliling mencari keberadaan Shen Xian. Gaun seputih mutiara membungkus tubuh rampingnya. Dia tak memakai banyak perhiasan seperti wanita lainnya di tempat ini, hanya sepasang anting menggantung manis di kuping dan itu sudah cukup membuat Luna terlihat memesona. Apalagi dengan rambut panjang yang dibiarkan tergerai melewati kedua bahunya yang terbuka.

 Apalagi dengan rambut panjang yang dibiarkan tergerai melewati kedua bahunya yang terbuka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Akhirnya Luna menemukan Shen Xian. Pria itu mengenakan jas hitam dan tampak berjalan mendekat ke arahnya. Senyum tengil di wajah berlesung pipi itu membuat Luna langsung memutar bola matanya dengan wajah malas.

Sok keren sekali.

Baru beberapa langkah Shen Xian bergerak menghampiri Luna, perhatiannya harus teralih karena seseorang memanggil namanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Baru beberapa langkah Shen Xian bergerak menghampiri Luna, perhatiannya harus teralih karena seseorang memanggil namanya. Itu adalah pria paruh baya yang masih terlihat gagah dan auranya sangat berkharisma. Di samping pria itu berdiri seorang wanita cantik yang  juga mengenakan gaun putih.

Luna memperhatikan yang Shen Xian mulai terlibat obrolan serius dengan dua orang itu.

Apakah mereka ayah dan anak yang diceritakan Xian Gege tadi sore di taman? Pemilik pesta ini?

"Namanya Li Huangjin, dia investor terbesar di perusahaanku saat ini dan memiliki saham juga di sana. Dia punya anak perempuan tunggal bernama Li Yangzi," Shen Xian menjelaskan permasalahan yang dialaminya pada Luna ketika anak-anak sudah pulang dari taman bermain. Kini tinggal mereka berdua, duduk di bangku kayu sembari menikmati ketenangan suasana di kala senja.

"Lalu masalahnya apa?" Luna menatap Shen Xian yang terlihat gusar.

"Li Huangjin memperkenalkanku pada Yangzi beberapa waktu lalu. Sejak saat itu Yangzi selalu mencari kesempatan untuk bisa bertemu denganku. Awalnya biasa saja, tapi lama-lama …."

"Dia membuatmu tidak nyaman?"

Shen Xian mengangguk pelan, "apalagi Tuan Li juga seperti ikut membantunya, hal itu membuatku tidak berkutik. Aku ingin menolak, tapi beliau sudah banyak membantu saat aku dulu awal-awal merintis usaha di dunia manusia."

Luna mengangguk paham, "kenapa tidak bilang padanya kalau kau sudah punya kekasih?"

"Sudah, tapi Yangzi tidak percaya dan malah tertawa. Makanya aku meminta bantuanmu sekarang," Shen Xian menghela napas berat, tampak jelas dia sangat tertekan dengan Yangzi.

"Jadi kau ingin aku menjadi kekasih palsumu? Apa mau sekaligus kuberikan serbuk mutiara hitam untuknya?'

"Hei, itu terlalu berbahaya."

Melihat ekspresi sahabatnya yang tampak ngeri Luna langsung terbahak, "oke, kalau begitu aku harus bagaimana?"

Shen Xian mulai menjelaskannya rencananya sementara Luna menyimak dengan seksama, saat pria itu bertanya apa Luna sudah paham, gadis itu langsung mengangguk mantap.

Dan sekarang Luna merasa seperti anak hilang di tengah keramaian pesta. Satu-satunya orang yang dia kenal malah berbincang dengan yang lain. Bagaimana dia bisa melewati menit-menit membosankan ini?

Dia mengambil segelas jus oren di meja tempat minuman tersaji. Sensasi dingin yang menyentuh kerongkongan membuat perasaannya menjadi lebih baik.

"Teman Shen Xian?"

Saat mendengar seseorang berbicara di sisinya, Luna langsung menoleh dan wajahnya dihiasi keterkejutan. Dia sungguh tidak menyangka Yangzi akan datang menghampiri bahkan menyapanya seperti ini.

Catatan kaki:Rokoko⁴ : Gaya desain interior, seni dekoratif, lukisan, arsitektur, dan patung yang berasal dari Paris pada awal abad ke-18

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Catatan kaki:
Rokoko⁴ : Gaya desain interior, seni dekoratif, lukisan, arsitektur, dan patung yang berasal dari Paris pada awal abad ke-18.

#15weekwithyou #writingchallangefeedbackeveryday #writingchallangeautumnmaple

ANOTHER DIMENSION Where stories live. Discover now