SM 19 : Nervous

323 45 5
                                    

Nyonya Xue sangat teliti bahkan hal kecil dia mengetahui kesukaan kedua putranya, Yibo tersenyum banyak hari ini walau dirinya lelah, dia menikmati semua hidangan makan siang dan bercengkrama hal kecil hingga pembicara mereka menjadi sedikit intens.

Nyonya Xue bertanya kepada mereka, "Kapan kalian akan menikah?"

Pertanyaan ini simple namun membuat Yibo dan Xue Er saling memandang satu sama lain, Xue Er tidak ingin membuat ibunya yang sudah tua kecewa maka dia menjawab.
"Mama.. karierku sedang cemerlangnya, begitu juga dengan da'ge.. ada beberapa hal yang harus kami selesaikan dulu..cukup lama ka-"

"Secepatnya, jangan khawatir, aku akan bertanggung jawab, mama jangan terlalu memikirkan hal itu, dalam waktu dekat aku akan menikahinya."

Tentu nyonya Xue Er tersenyum bahagia sudah lama sekali dia mendambakan ini, saat tragedi pernikahan Yibo yang pertama, hanya Xue Er yang menemani hari-harinya yang kelam, jadi nyonya Xue berpikir lebih baik jika mereka tetap bersama selamanya, maka saat beberapa bulan setelah gagalnya pernikahan Wang Yibo yang pertama, nyonya Xue dengan ragu menawarkan pernikahan itu kepada Yibo, namun secara mengejutkan jika mereka menerimanya dan melakukan pertunangan.

.
.
.
Zhan memaksakan diri untuk berdiri meraba dinding untuk ke kamar mandi, namun baru beberapa langkah tubuhnya limbung dan ambruk ke lantai, suara jatuhnya terdengar cukup keras membuat orang yang berada di ruang tamu saling berpandangan.

"Apa itu?"tanya nyonya Xue.

Namun lain dengan Yibo, dia segera melesat tanpa memikirkan apa pun menuju ke kamar tamu, alangkah terkejutnya dia langsung meraup Zhan yang merintih kesakitan mencengkram dadanya.
"Xuan.."

Zhan tidak bisa menolak apa pun, apalagi ketika pihak lain juga datang ke kamarnya dengan tatapan terkejut melihat Zhan yang mirip dengan Ye Xuan.

Nyonya Xue tidak terlalu memikirkannya ketika Yibo mengakui jika ini adalah kenalannya dan mengalami masa pemulihan di rumahnya, Nyonya Xue mempercayai kedua putranya melebihi apa pun dia menganggap itu wajar karna putranya berprofesi menjadi seorang dokter, karna hari mulai gelap maka pembantu menyiapkan kamar tamu lagi untuk nyonya Xue menginap.

Zhan memandangi Yibo cukup lama ketika mengganti infus dan cairannya, rasanya benar-benar sakit dan tak mampu berkata-kata lagi dengan Wang Yibo di depan matanya.
"Aku sudah menyiapkan bubur ayam kesukaanmu, aku akan menyuapinya oke."

Zhan menatap mangkok bubur yang di bawa Yibo dengan lesu, dia tidak menyukai makanan yang di campur begitu saja, bubur plan dengan kaldu saja saja dia sudah suka, di tambah daging seperti ini baginya itu terlalu berlebihan untuk perutnya. Zhan melahapnya beberapa kali namun setelah itu menolaknya lagi padahal mangkok bubur masih berisi penuh.

"Kenapa? apa tidak enak?"tanya Yibo dia mencicipinya namun rasanya masih sangat sama seperti dulu kesukaan Xuan.

Yibo merasa frustasi lantas dia membujuk, "Ayo makan beberapa suap lagi, setelah itu istirahat." namun Zhan tetap menolak walau tubuhnya gemetar tak karuan dia tetap kekeuh enggan meminta bantuan kepada Yibo, jadi dia meringkuk di ranjang dengan selimut membungkus dirinya, dingin sekali seolah ada es yang menempel erat di sisi tubuhnya.

Zhan membuka matanya, hari sudah gelap dengan ruangannya yang juga gelap, dia hanya mampu merintih meremat sprei menyalurkan rasa di tubuhnya, dia benar-benar merindukan ibu yang selalu mengelus rambutnya ketika dia demam dulu, sekarang dia merasa sangat sendirian tangannya gemetar membungkam mulutnya agar tidak bersuara ketika menangis.  Zhan merasa frustasi mengetahui jika dia disini hanya menjadi seorang pengganti awalnya terasa baik-baik saja namun ini sudah sangat terlalu lama dan dia belum menginjak usia 20 tahun dia merasa muak dan kesakitan.

Maka ketika pagi hari Yibo menjenguknya, Zhan menahannya untuk tidak pergi, dan berbicara hal basa basi hingga dia mengutarakan keinginannya yang semalam,
"Ayo bercerai."

Zhan merasa tidak mampu lagi melihat Yibo terus membual tentang Ye Xuan yang bahkan Zhan sendiri tidak tau dia siapa, keputusan yang dia ambil bukan semata-mata menjadi ingin melepas diri dari Yibo, melainkan juga dia sudah kehilangan semangat hidupnya.

Wang Yibo tentu saja menolak itu semua, dia tertawa meremehkan dan bertanya-tanya hal apa yang membuat Zhan berkata seperti ini saat keadaan seperti ini? mengira jika Zhan sedang mengigau Yibo berkata, "Aku akan memanggil Xue Er, sepertinya kamu masih demam."

Ketika Yibo hendak bangkit, Zhan menahannya lagi dan menggeleng, "Aku tidak demam, tidak perlu memanggilnya."

.
.
.
Di lain gak Xue Er menceritakan kejadian semalam kepada teman seperjuangannya, Feng Pei, temannya hanya membual tentang asmaranya namun ketika melihat cincin lama yang terpasang kembali di jari Xue Er dia bersorak terkejut menutupi mulutnya.
"Xue Er .."

Xue Er dengan bangga memamerkannya, dia merasa sangat senang sekaligus khawatir karna statusnya bisa saja tak ada artinya ketika Zhan masih begitu menarik perhatian Yibo.

Xue Er lebih dewasa dari Zhan namun pemikiran menjadi dokter selama ini cukup rendah, ketika dia berkunjung untuk menjenguk dia melihat Zhan tertidur dengan damai niat jahatnya tiba-tiba saja bangun dan mengambil pisau buah yang ada di meja, ketika dia hendak menyerang mata Zhan terbuka dengan lembut dan menatap Xue Er yang membawa sebilah pisau mengarah pada dirinya.
"Xue Er.."

Mata itu sangat redup, bahkan ketika dia melihat Xue Er bertingkah seperti ini, Zhan masih sangat tenang namun diam-diam tangannya teraih menangkap udara tersenyum memangil kata mama, bilah pisau itu seketika jatuh Xue Er menampar dirinya sekali lalu kembali mengatur tetesan infus agar sedikit lebih lambat.

"Zhan!"

Zhan seketika menoleh, matanya berubah terkejut dan menarik tangannya yang di udara, "Xue Er.."
Ketika matanya menyorot ke atas lagi dia menjadi gelisah tidak menemukan halusinasinya tadi untuk bertemu dengan sang mama, dia bangun dengan susah payah mencari ke sekitarnya dan hanya menemukan sebilah pisau di lantai.

"Zhan?ada apa denganmu? istirahatlah jangan memikirkan hal yang tidak-tidak."

Zhan merebahkan dirinya namun dengan sorot mata yang gelisah dengan ruangan, semakin hari dia menjadi berhalusinasi, dalam benaknya sang ibu ingin membunuhnya dan ibu membenci Zhan dengan sangat hingga ingin membuat putranya ikut bersama dengannya.

Yibo masih pulang larut malam, namun nyonya Xue memaklumi karna baginya Yibo bekerja, nyatanya beliau hanya laki -laki tidak sempurna yang butuh pelampiasan hasrat, dia tidak mencintai Xue Er tentu dia tidak ingin melakukannya dengan Xue Er, Yibo menganggapnya sebagai adik bukan sebagai tunangan seperti perasaan yang di miliki Xue Er padanya.

Ketika nyonya Xue akan menginap seminggu di sini maka Xue Er juga harus bersandiwara seminggu sebagai calon yang baik bagi Yibo, malam ini dia memasak setelah pulang lebih cepat dari rumah sakit, membuat soup tofu dengan makanan utama sebuah lobster rebus yang dia beli di luar.
"Mama, hidangan ini menjadi favorit di daerah sini, mama harus mencobanya sesekali denganku."

Nyonya Xue Er sangat bangga dengan putranya, melihat putranya dengan telaten mengambil daging lobster dan memberikan pertama kepada dirinya.
"Xue Er.. Yibo pasti senang bersama denganmu."

Xue Er tersenyum lantas menjawab, "Lebih tepatnya aku lebih beruntung bersama dengan dirinya, sudah mama, aku akan memanggilnya kemari."

Xue Er menuju ke kamar Yibo yang ada di lantai bawah, membuka pintu dan melihat punggung kekar itu masih menggosok rambutnya sepulang bertamu dari luar.

Yibo yang menyadari kedatangan Xue Er berkata, "Feng Pei, dia temanmu kan?"

Xue Er mengangguk menghadap kaca, lalu Yibo melanjutkan, "Dia mengambil setengah kilo sabu kepada Doubing, bagaimana menurutmu?"

Xue Er cukup terkejut namun dia langsung membantah, "Dari mana kau tau wajahnya?itu tidak mungkin."

Yibo memakai jubah tidurnya dan menoleh ke belakang, "Semua hal itu bisa terjadi, aku hanya memberitahumu, sadarkan dia atau dia akan mati di dunia seperti ini."

Yibo lantas keluar dari kamar tanpa menggubris kehadiran Xue Er yang mematung, pikirannya hanya di penuhi Feng Pei setelahnya, dia tau Feng Pei hanyalah seorang penyaji minuman di bar alkohol, dia juga tau Feng Pei bukan orang yang berada, hanya saja dia tidak menyangka jika memang benar nanti jika yang di lihat Yibo adalah temannya.

.
.
.
.
Tbc

Secret Marriage | YiZhanWhere stories live. Discover now