14

65 13 1
                                    


Derap langkah terdengar menggema membuat beberapa murid mengalihkan pandanganya terhadap si pelaku yang kini tampak berlari menuju gerbang sekolah. Bel tanda berakhirnya pelajaran hari ini sudah sedari tadi berbunyi membuat halaman depan dipenuhi oleh orang-orang yang ingin segera pergi dari sekolah yang memuakkan ini. Hal itu lah yang membuat Aurel merasa sia-sia berlari terburu-buru menuju gerbang dengan harapan ia akan bisa keluar dari sana dengan cepat.

Hembusan napas tak beraturan, dadanya yang terlihat naik turun akibat dirinya berusaha meraup oksigen setelah berlari dengan jarak yang lumayan dari kelasnya yang berada jauh di belakang sana, Aurel menatap geram. Mengapa kendaraan murid-murid ini selalu menghalangi jalan ketika waktu pulang tiba? Tidak bisakah mereka bergegas lebih cepat?

Aurel sesekali melirik ke belakang sana, memastikan bahwa tidak ada orang yang mengejarnya, tapi justru ia terperanjat ketika merasakan helaian rambutnya tertarik dari arah belakang. Gadis itu sempat menduga bahwa Jaehyun yang melakukannya, namun ternyata malah suara perempuan yang ia dengar.

"Heh, pelakor!"

Jemari yang menyebabkan rasa sakit pada kulit kepalanya itu langsung terlepas ketika wajah Aurel sejajar dengan sang pelaku. Banyak pasang mata melirik penasaran kearah mereka.

"Apaan sih lo?! Main tarik aja!"

"Lho? Pelakor emang pantes, kan?"

Ekspresi menyebalkan itu cukup membuat Aurel muak. Ia memilih untuk pergi menembus kerumunan orang yang masih mengantri di depan gerbang untuk keluar dari sana.

"Mau kemana lo?! Jangan kabur anjing!"

Aurel tidak menghiraukan ucapan perempuan itu. Bukan karena Aurel tidak mengenalnya, ia tahu itu adalah Mira, salah satu mantan Jaehyun. Namun untuk apa meladeni orang seperti itu? Buang-buang waktu saja. Lagi pula Aurel tidak ingin menjadi pusat perhatian karena dirinya sedang menghindari Jaehyun. Jika ia membuat keributan, maka Jaehyun lebih mudah menemukannya.

"Anjir tuh cewek, sakit kepala gue," gumam Aurel seraya berjalan cepat menjauh dari area sekolah.

Gadis itu mendengus kesal mengingat kejadian semalam. Pasalnya ibunya memergoki ia bersama Jaehyun di kamarnya. Entah bagaimana bisa, saat itu seingat Aurel dirinya tertidur dan tiba-tiba terbangun karena ocehan ibunya yang membuat ia dan Jaehyun terperanjat.

Bukan karena dilarang ibunya, namun ia masih ingat kata-kata sang ibu yang menuduhnya melakukan hal tak senonoh. Padahal mereka hanya menonton film biasa, dan itu sangat membuatnya malu untuk sekadar bertemu lelaki itu.

Aurel terus mengelak ketika sang ibu menuduhnya yang tidak-tidak, tapi ia ragu ketika ibunya menjelaskan saat itu bagaimana posisi lelaki yang bersamanya saat sang ibu memergoki mereka. Posisinya seperti orang yang sedang bercumbu, membuat dirinya mendadak takut. Ya, benar, Aurel takut bukan malu. Ia merasa takut untuk bertemu Jaehyun.

Ia pikir selama ini Jaehyun hanya bercanda tentang hal-hal seperti itu, tapi ternyata itu tidak bisa dianggap sebagai candaan saja. Otaknya terus berpikir tentang apa yang ibunya ucapkan, tapi tidak dengan hatinya. Masa Jaehyun tega melakukan itu padanya?

Sebuah motor tiba-tiba berhenti disampingnya membuat gadis itu menatap heran sang pemilik motor. Namun dirinya tidak merasakan ancaman apapun karena itu bukan lelaki yang sedari tadi ia pikirkan.

"Putus lo?"

Satu kalimat yang cukup membuatnya bingung.

"Maksudnya?"

"Lo sama Jaehyun."

"Putus apaan sih," ucap Aurel kesal.

"Bukannya pacaran?"

Bad Friend(s) | JJHWhere stories live. Discover now