Ancaman

9 5 2
                                    

"Salam kenal.. adik kelas..."Sabrina tersenyum licik kepadaku dan segera berbalik.

Aku merasa sangat malas sekolah. Ingin segera pulang saja. Tapi, Aku juga tidak ingin bolos di hari pertama. Aku hanya takut terbully nanti.

"Oh, mungkin hanya gerakan saja.. Fuuuh.. Tenangkan dirimu, Nayla."Aku mencoba menyemangati diriku sendiri.

Di kelas...

"Giliranmu, Nayla. Silahkan perkenalkan dirimu."Bu Putri mempersilahkan ku.

"Hai semua.. Namaku, Nayla Bantara. Seperti Bu Putri yang memanggilku Nayla. Kalian juga boleh memanggilku begitu. Salam kenal."Aku tersenyum ramah kemudian kembali duduk.

"Lalu, selanjutnya. Silahkan perkenalkan dirimu juga ya.."

Semua murid diminta untuk memperkenalkan diri masing-masing. Sederhana saja. Ada yang hanya menyebut nama lengkap dan nama panggilan(sepertiku). Ada yang menyebut alamat, hobi, dan hal-hal lainnya.

Aku hanya berharap agar semua berjalan sesuai rencana. Masa iya? Ini hari pertama loh.. Harus sempurna pastinya.

Kring..

Bel istirahat berbunyi. Karena Aku sedang malas keluar kelas. Lebih tepatnya takut. Takut bertemu dengan kakak kelasku yang tadi. Jadi Aku memutuskan untuk berdiam diri di kelas.

Aku pikir semua akan baik-baik saja. Dengan hanya Aku duduk manis di bangkuku. Tapi ternyata tidak semudah itu bagiku.

"Hei, hei, hei. Kita ketemu lagi, Nayla.."seseorang menepuk bahuku dan menyebut namaku.

Mendengar kalimatnya saja.. Sudah membuatku merinding. Untuk sekedar memastikan, Aku menoleh perlahan kebelakang.

"Si..apa?"

Deg!

"Halo."dia tersenyum ramah padaku.

"Sab.. Eh! Kak, Sabrina.."Aku tersenyum kecut mengetahui dia yang berada tepat di belakangku.

"Iya.. Kenapa? Kamu sekangen itu ya? Sama Kakak?"

"Eh, enggak kok. Aku.. Mau ke toilet dulu ya.. Kebelet soalnya. Permisi Kak.."baru saja Aku akan bangkit, dia sudah menahanku.

"Eits, tunggu dulu. Kan kita baru aja ketemu. Masa Kamu udah mau lulus pergi gitu sih..."dia membuat raut wajah sedih.

"Ha.. Habisnya kebelet Kak.."

Aku heran. Kenapa dia masuk ke kelasku. Maksudku, dia cukup percaya diri. Tidak semua kakak kelas seperti ini bukan?

"Tahan dulu... Kakak bawa temen nih, namanya Hana. Kenalan dulu dong."dia menunjuk orang di sebelahnya.

"Ha.. Halo."Aku hanya bisa tersenyum dan melambaikan tangan ketika melihat wajah galak itu.

"Halo.. Aku sahabatnya Sabrina. Salken ya.." tiba-tiba saja wajahnya berubah ramah.

"Sekarang Aku boleh ke toilet kan Kak?"tanyaku pada orang di depanku.

"Owh iya! Satu lagi."dia mendekatkan wajahnya ke telingaku.

"Kalo kamu berani macem-macem ama kita. Kamu bakal tau akibatnya."Sabrina membisikkan hal itu ketelingaku. Aku sedikit merinding mendengarnya.

"Oke. Sekian dulu dari kita.. Kalo Kamu butuh sesuatu. Bilang aja kekita.. Pasti nggak kita kasih. Bercanda.. Pasti kita tolong kok. Bye.."dia meninggalkanku yang masih terbengong di tempat.

"Jadi ini yang di maksud hari pertama?"Aku hanya bisa berkata ngeri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Me and My DiaryWhere stories live. Discover now