[AUGE] 24

16.7K 720 193
                                    

Satu minggu berlalu lancar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Satu minggu berlalu lancar. Pikiran Erden sedikit rileks. Laba nya sudah kembali 100%, kelima karyawan itu juga turun pangkat akibat kesalahan fatal yang mereka perbuat sendiri. Dokumen-dokumen rencana pernikahan sudah di selesaikan.

Kedua tangannya sibuk membolak-balik kertas proposal kerja sama dari beberapa group. Tak lupa, di temani Aileen lewat telepon.

Keajaiban bagi Erden. Hampir seminggu ini, Erden selalu mendapat panggilan dari Aileen saat sela-sela ia mengerjakan tugasnya. Laki-laki itu menyadari, merasa tak keberatan sama sekali. Sesekali menemani Aileen hanya lewat suara.

"Masih sibuk? Kedengaran banget suara kertas nya," sahut Aileen. Erden tertawa kecil dan menjawab dengan gumaman. 

Walaupun sibuk, dirinya bertambah ringan saat mendengar suara calon istrinya.

"Kapan selesai kuliah nanti? Mau saya jemput?" tanya Erden seperti biasa. 

Walaupun satu minggu lalu, Aileen enggak sengaja ceplas-ceplos meng-claim Erden, Erden merasa tak canggung malah dirinya terus memanjatkan nama Aileen di sepertiga malamnya untuk segera menikah, menikah, dan menikah.

Aileen bergumam sebelum menjawab. "Siang? Tapi, enggak tau juga. Kadang ada mata kuliah tambahan mendadak."

Erden mengerti. "Ya. Nanti kalau sudah pulang, telpon saya saja."

"Enggak sibuk? Gue ngerasa repotin calon imam gue," nada Aileen terdengar menjahili Erden. 

Erden kaget, dirinya lemas seketika walaupun hanya mendengar dari ujung handphone. Wajahnya memerah, ia di jebak Aileen. "Enggak..." gumam Erden pelan.

"Enggak apa? Sibuk ya? Ya udah, enggak jadi. Gue bisa bareng sama-"

"Enggak repotin, istri!"

Erden kini tersadar. Ia tak sengaja memanggil Aileen sebagai istrinya. Malu? Banget malah. "Assalamualaikum!" Erden mematikan sambungan telponnya dengan cepat. Malu banget seperti anak kecil.

Astaghfirullah! Belum sah! Ingat, Erden! Satu minggu lagi baru sah, pekik Erden dalam hati.

-AUGE-

Aileen mematung dan masih menggenggam handphone nya. Wajahnya memerah, terpampang jelas malah. Apalagi, tadi ia sengaja memencet loud speaker biar kelima sahabatnya iri.

"Istri? Istri ni?" canda Tiffany, menyikut lengan Aileen hingga Aileen sadar dari aktivitas bengong nya.

Aileen masih saja melongo. Icha senyum-senyum tak jelas. "Sudah sah apa belum, nih? Aslinya." Icha sengaja memancing.

"Belum, lah! Masih seminggu lagi," sewot Aileen langsung, pipinya kembali memerah. Mulutnya sangat ceplas-ceplos saat panik.

Serena tertawa. "Biar apa? Biarin," ledeknya.

ALDREEN : VOW TILL ENDWhere stories live. Discover now