hujan

0 0 0
                                    

Suasana yang gelap di ikuti dengan hujan yang turun dengan deras tidak cukup untuk menutup kesedihan di dunia ini, untuk pertama kalinya Nala seorang gadis muda itu berfikir untuk membunuh dirinya sendiri, ia tau bahwa hal itu percuma, masalah tidak akan bisa di selesaikan dengan mudah semua harus di selesaikan dengan tenang dan perlahan tanpa emosi di dalamnya, namun itu semua hanyalah perkataan orang lain yang tidak mengerti apa masalah yang ia hadapi saat ini.

Berapa lagi kesedihan yang harus datang ke hadapan dirinya, bahkan di hitung jari saja tidak bisa, kehilangan kakak perempuannya cukup membuat dirinya terpukul, sampai saat ini ia masih membayangkan bagaimana jika sang kakak masih ada dihadapan dirinya hari ini, mungkin hari ini sang kakak akan berkata kepada dirinya "Semangat nanti kakak beliin permen." Hanya sebuah permen bukanlah hal yang mewah dan ternilai mahal, tetapi hal tersebut dapat membangkitkan rasa bahagia dan menghilangkan kesedihan itu untuk sementara ini.

Nala saat ini sedang duduk bersendirian di kamarnya menatap dunia luar yang seperti ikut bersedih hari ini, hujan, guntur ikut bersedih. Hari ini Nala kehilangan satu satunya saudara perempuan yang ia punya, sang kakak tersayang, orang yang selalu menemani dirinya kemanapunia ingin berpergian tanpa menolak dan memarahinya. Hari ini dunia sedang berduka, dan bagi Nala hari ini adalah hari yang paling dan sangat buruk dimana sang kakak pergi ke hadapan pencipta dan juga kedua orang tuanya yang ternyata selama ini tidak terlihat sudah membuat surat cerai sedari lama, dan Nala baru dikabarkan hari ini, semua mendadak Nala bingung tidak tahu harus menanggapi semua ini dengan cara apa, tempat ia mengadu tentang keadaannya saat ini sudah hilang.

Nala menghapus air mata yang sedari tadi terus menerus turun tanpa henti, ia berdiri perlahan dan berjalan ke arah meja belajar miliknya membuka satu buku bertuliskan 'jurnal bersama', Nala mulai meneteskan air matanya lagi, jurnal itu berisi tentang kegiatan yang biasa ia dan kakaknya lakukan bersama sama.

Chapter 1

Aku maunya dikasih chapter biar bagus - ini nala!! :p

Chapter chapter kaya penulis aja kamu.

Biar keren ihh - Nala lagi hehe, kaka kalau mau tulis tulis tuh kasih garis biar ketahuan kalau itu kakaak

Iya iyaa -kakak.

Tulisan tersebut menjadi tulisan pertama yang Nala dan sang kakak tuliskan di jurnal tersebut.

20/8/22

Kakak ulang tahun, tapi ayah sama ibu belum pulang katanya sibuk kerja jadi aku sama kakak hari ini pesta permen di rumah!! - Nala

Pesta permen nanti sakit gigi

kakak do'ain aku supaya sakit gigi??!!

Nala tertawa jika mengingat ingat kejadian tersebut, pada akhirnya Nala gagal menjadikan malam dimana sang kakak berulang tahun menjadi pesta permen. Nala terus membaca baca jurnal tersebut sambil membayangkan kakaknya dan dirinya bermain bersama. Halaman terakhir sudah ia buka disana terdapat amplop yang berisi foto dirinya dan sang kakak saat mereka masih kecil hingga saat kini, Nala tersenyum jika dibayangkan bagaimana bisa Tuhan mengambil kakaknya yang sudah merawat dirinya dari kecil dulu mengapa tidak orang lain yang lebih pantas di beri hukuman kehidupan.

Nala menutup jurnal tersebut dan berjalan ke arah luar kamarnya, ia mengambil segelas air dan meneguknya dengan cepat, ia berpikir apa ada cara lain untuk bertemu kembali dengan sang kakak, apapun itu bayarannya ia mau hanya untuk bertemu dengan sang kakak.

Sudah satu minggu semenjak kepergian sang kakak, Nala masih belum bisa mengikhlaskan hal tersebut, ia masih mencari cara agar dirinya bisa bertemu dengan sang kakak berapapun bayarannya. Ia mencari cari cara tersebut di internet dengan teliti, ia menemukan satu cara agar ia bisa bertemu dengan sang kakak walaupun alam bawah sadarnya bisa saja membuatnya kehilangan hidup. Nala membaca 'lucid dream', sepertinya bukanlah hal yang susah, ia akan mencoba hal tersebut malam ini juga.

Malam hari tiba Nala mempersiapkan dirinya untuk mencoba hal baru dalam hidupnya ini, ia mengikutinya apa yang di berikan oleh internet. Masuk ke dalam mimpinya ternyata Nala gagal, ia malah mendapatkan bayangan rumah sakit di saat kakaknya sedang kesakitan disana. Nala menggeleng kencang, bukan ini yang ia mau, bukanlah kejadian dimana sang kakak terbaring lemah di rumah sakit seperti ini batinnya.

Nala terbangun, dahinya berkeringat hebat, Nala bingung ia harus mencoba cara apa lagi untuk bertemu dengan sang kakaknya lagi di dunia ini. Nala saat ini tinggal sendirian dirumah dirinya dan keluarga kecilnya dulu, orang tuanya bercerai namun ia tetap mendapatkan uang untuk hal sehari harinya yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Nala pusing memikirkan apapun itu bahkan semua tugas dan pekerjaan yang harus ia lakukan sepertinya sudah berdebu.

Keesokan harinya Nala berjalan keluar rumahnya sambil tersenyum paksa, ia hanya membawa tas dan jiwa raga dirinya saja berjalan kemana-mana mencoba makanan yang mengingatkan dirinya tentang sang kakak dan bermain sebentar di taman dekat rumahnya. Hari sudah petang hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Nala namun juga hari yang ditunggu tunggu olehnya, karena di hari ini juga ia akan bertemu dengan kakak tercintanya dengan caranya sendiri. Ia menaiki tangga empat lantai untuk sampai di rooftop berjalan dengan senyum merekah sambil berlompat lompat girang layaknya anak kecil, Nala hari ini, hari dimana ia akan bertemu sang kakak, dan juga hari dimana ia berpamitan dengan seluruh dunia dan alam semesta. Nala menjatuhkan dirinya dari atas sana, memori memori hidupnya berputar kembali di otaknya, semua kejadian di hidupnya dari ia lahir hingga ia berakhir pergi dengan cara seperti ini, kisah hidup dirinya dan sang kakak semua selesai pada hari ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

lost. Where stories live. Discover now