lima puluh lima (end)

39K 2.6K 334
                                        

°

°

°

°

°

Selamat membaca

°

°

Setelah Kai di bawa oleh Bima dan Gavin, Erland berdiri dan menatap William, Ziel dan Vano tajam, Erland mengeluarkan pistol dari balik jasnya dan menembak kaki kanan William.

“argh” teriak William terduduk dan tangannya langsung di tahan ke belakang oleh anak buah Erland, Vano dan Ziel tak bisa membantu karna merekapun juga sedang di tahan oleh anak buah Erland.

“William selama ini saya diam atas kelakuanmu, saat kau tidak becus menjaga sepupuku saya diam, karna saya masih menghargai mu sebagai ayah dari anak-anak Anggi” teriak Erland emosi.

“sebenarnya dari dulu saya ingin sekali membunuhmu, tapi jika dipikir kembali, kematian terlalu ringan untukmu”

“dan atas tindakanmu hari ini saya pastikan, kau dan kedua putramu, mulai detik ini tidak akan pernah bisa menyentuh Kai, bahkan saya tak akan pernah membiarkan kalian melihatnya lagi”

“om tidak berhak memisahkan saya dengan adik saya” ucap Vano emosi mendengar ucapan Erland. 

Erland berjalan ke arah Vano yang sedang di tahan oleh anak buahnya, Erland mencengkram kuat dagu Vano hingga Vano sedikit meringis.

“kau, jika kau bukan putra sepupuku sudah ku bunuh kau bocah” ucap Erland menghempaskan cengkeramannya.

“bunuh saja aku, tapi mohon kembalikan adiku” ucap Vano memohon menatap Erland. 

“itu tidak akan terjadi” ucap Erland tersenyum remeh.

“Ziel mohon om jangan pisahin kita sama Jevan” ucap Ziel dengan tatapan berharap.

“bisa bisanya Anggi melahirkan anak bodoh sepertimu” ucap Erland menatap Ziel sekilas. 

“Kita pergi” perintah Erland pada semua anak buahnya. 

Mendengar pemimpinnya sudah memberi perintah mereka langsung berlalu pergi mengikuti langkah Erland.

Setelah kepergian Erland dan anak buahnya, Vano dan Ziel menghampiri William yang duduk sembari tertunduk dengan luka tembak di kakinya yang masih mengeluarkan darah. 

“pah” panggil Vano. 

“ini salah papah” ucap William menatap kosong lantai rumahnya.

“engga ini salah kita semua” ucap Ziel. 

“kita obatin luka papah sama abang dulu nanti kita pikirin lagi caranya agar Jevan kembali” ucap Ziel.

“tidak mungkin El, Erland sudah berbicara seperti itu, kemungkinan kita memang akan susah bertemu Jevan kembali” ucap William membuat Ziel tak bisa berkata apa-apa lagi karna ucapan William memang benar, Erland lawan yang terlalu tangguh untuk mereka hadapi.

Disisi lain Erland langsung menuju rumah sakit tempat Kai mendapatkan penanganan, setibanya disana, Erland melihat Bima dan Gavin yang sedang berjaga di depan ruangan Kai.

“Bagaimana?” tanya Erland.

“syukurlah pelurunya tidak mengenai jantung tuan muda, namun tuan muda harus segera melakukan operasi” ucap bima sedikit bernafas lega.

“lakukanlah, lakukan apapun yang bisa menyelamatkan putraku” ucap Erland.

“tapi tuan, rumah sakit ini tak cukup alat dan para dokter disini belum mempunyai pengalaman yang cukup untuk melakukan tindakan operasi kepada tuan muda, karna posisi peluru yang sangat dekat dengan jantung tuan muda, mereka tidak ingin mengambil risiko dan pihak rumah sakit menyarankan agar tuan muda menjalani operasi di London, disana para dokter sudah berpengalaman juga alat alatnya yang memang memadai” ucap Bima panjang lembar menjelaskan sesuai penyampaian dokter yang tadi menangani Kai.

transmigrasi boy (Terbit)Where stories live. Discover now