12. Being Your Boyfriend II

307 22 0
                                    

Desember berakhir, tahun baru bagi sebagian besar orang merupakan lembaran baru tuk memulai kehidupan yang lebih baik.

Ayahnya Xiao Zhan juga sudah kembali ke Chongqing usai melewatkan malam tahun baru bersama putranya. Xiao Zhan tak tahan untuk tidak memeluk erat ayahnya sambil menangis ketika mengantarkan laki-laki paruh baya itu ke bandara. Tuan Xiao tersenyum tipis, sulit melepaskan putranya selama melewati masa remaja. Namun, Tuan Xiao tak punya pilihan.

Ada beberapa hektar lahan gandum yang telah dikelola turun-temurun dari orang tuanya, kakek dan nenek Xiao Zhan. Ayah dari ayahnya Xiao Zhan meninggal sebulan yang lalu, itulah alasan di balik kepulangannya, sedang, istri dari kakeknya Xiao Zhan—neneknya—tak bisa seorang diri mengurus dikarenakan faktor lansia, sudah saatnya untuk beristirahat. Tuan Xiao tidak bisa menitipkan lahannya untuk dikelola orang lain, apalagi sampai dijual.

Ayah dan ibu Xiao Zhan bertemu di bangku SMA. Tuan Xiao yang kala itu merantau di ibu kota guna menimba ilmu jatuh cinta pada pandangan pertama.

Kakek dan neneknya Xiao Zhan tak setuju, menentang tegas hubungan keduanya disebabkan sifat ibunya Xiao Zhan yang senang berfoya-foya, berjudi dan pergi ke klub malam. Pun, ditentang oleh sahabat Tuan Xiao yang hubungan persahabatan mereka telah berlangsung sejak SMP. Akan tetapi, cinta buta tetaplah cinta.

Lulus sekolah mereka tinggal satu atap bersama sampai umur dua puluh dan memutuskan untuk menikah.

Tahun pertama pernikahan, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Xiao Zhan.

Tahun demi tahun berlalu, Xiao Zhan dibesarkan oleh keluarga yang sekali waktu sering bertengkar.

Tuan Xiao mulai muak dengan sikap istrinya yang dirasa kurang bertanggung jawab atas Xiao Zhan. Sementara dirinya sebagai kepala keluarga sudah berusaha keras mencari nafkah meskipun harus bekerja serabutan. Kehidupan Keluarga Xiao sebenarnya bisa lebih baik jika saja mereka pindah ke Chongqing dan meneruskan usaha ladang gandum. Hal itu enggan dilakukan, selain kakek dan nenek Xiao Zhan tidak ingin menerima putranya lagi—ayahnya Xiao Zhan—sebelum laki-laki itu menceraikan istrinya.

Tak ada perubahan sama sekali untuk ke depannya jadi lebih baik, Tuan Xiao pun memilih keputusan terakhir, menandatangani surat perceraian yang diminta istrinya untuk yang kesekian kali.

Kenyataan bahwa hak asuh dimenangkan oleh mantan istrinya—karena dianggap memiliki kehidupan yang lebih layak. Orang tua dari ibunya Xiao Zhan memiliki bisnis perhotelan, setidaknya menyogok hakim atas permintaan putri mereka karena tidak ingin melepaskan Xiao Zhan.

Pernah dengar orang bilang, anak adalah investasi masa depan? Itulah yang diharapkan mereka dari Xiao Zhan.

Ibunya, memang tidak pernah menuntut apa pun darinya. Tidak sekarang, suatu hari nanti, Xiao Zhan tahu, utang budinya sejak lahir sampai dia dewasa pasti akan ditagih beserta bunganya.

Bulan Februari, bulannya cinta dan kasih sayang. Tepat di hari seluruh orang di dunia menyampaikan kasih sayangnya kepada orang yang dicintai, di hari itu justru Wang Yibo hampir seharian tidak bertemu dengan kekasihnya. Ada halangan bagi mereka bertemu dari pihak Xiao Zhan. Laki-laki manis bergigi kelinci itu memang tidak mengatakan detailnya, tetapi Wang Yibo tidak kecewa berat.

Untuk apa mengungkapkan kasih sayang setahun sekali? Keburu cintanya basi, rasa sayangnya melayang. Setiap hari pasangan Wang Yibo dan Xiao Zhan mengungkapkan cinta dan kasih sayang secara nonverbal dan perhatian. Walau kadang-kadang diselipin perdebatan kecil berujung pergulatan di ranjang. Esoknya kembali damai seolah tak terjadi apa-apa.

Bulan Maret. Menjelang kelulusan, Wang Yibo berencana memperkenalkan sang kekasih kepada kedua orang tuanya. Kapan lagi mereka pulang, jika bukan ketika menjelang hari besar atau perayaan.

MY EX IS MY HUSBAND IN THE FUTURE [ Complete ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora