Chapter 25, Di Putusin Mario

128 11 2
                                    

Taksi berhenti tepat di depan pagar rumah Fani. Setelah membayar Mario dan Fernon segera turun.

"Sepi banget." Ucap Fernon yang melihat sekitar.

"Pagernya di gembok." Jawab Mario setelah memeriksa pagar besi yang tertutup rapat.

"Lo cepat hubungi Fani suruh pulang ke rumah." Fernon memerintah, Mario segera merogoh ponsel untuk menghubungi nomor Fani tetapi hampir tiga kali Mario menekan tombol panggil sama sekali tidak ada sahutan dari seberang.

"Gak di angkat Fer."

"Terus gimana?"

"Kita tunggu aja di sini."

Fernon berjongkok di depan pagar karena merasa kaki nya sangat capek. Mario yang melihat saudara kembar Fani itu pun merasa kasihan, gara-gara dirinya yang bertindak gegabah Fernon jadi ikut repot kayak gini.

"Fer Lo laper gak? Kita cari makan dulu yok. Kita kan belum makan siang."

"Cari makan di mana?"

"Restoran atau Cafe yang dekat dari sini."

"Jalan kaki?"

"Iya lah jalan kaki, kan gue gak bawa kendaraan. Mobil gue juga ketinggalan di rumah lo kan."

"Ogah gue, capek."

"Ya udah gue aja yang cari makan, Lo tunggu di sini nanti gue bawa kesini makanannya."

"Cepetan balik, gue udah laper."

"Kalo gitu gue pergi dulu."

Mario melangkah pergi meninggalkan Fernon yang masih duduk jongkok depan pagar. Pandangan Fernon tertuju ke depan rumah tetangga Fani yang sama-sama terlihat sepi.

"Kayak gak ada kehidupan anjir. Sepi banget." Gumam Fernon pelan.

Tak berapa lama ada sebuah taksi yang berhenti tepat di hadapan Fernon. Cewek mungil yang sedang menggendong anak kecil turun dari taksi.

"Fani."

"Astaga Bang Enon! Fani kira siapa tadi yang jongkok depan pagar." Fani berdiri di hadapan Fernon, cowok manly itu buru-buru berdiri.

"F-fan ini anak siapa yang Lo gendong?" Fernon menatap penasaran bayi gembul yang menatap dirinya takut-takut.

"Ini Yuta Bang, cerita nya panjang nanti Fani ceritain semuanya ke Bang Enon. Tapi ngomong-omong Abang ke sini sama siapa? Ayah sama Bunda mana? Kok gak ngabarin gue dulu kalo mau datang ke sini." Fani jalan ke pagar lalu membuka kunci pagar setelah itu Fernon membantu mendorong pagar sampai akhirnya mereka berdua masuk ke halaman rumah Fani setelah menutup nya kembali.

"Ayah Bunda masih di Bali, gue juga mendadak kesini gara-gara penasaran sama Lo dan mau memastikan sesuatu."

"Memastikan apa?"

"Lo tiba-tiba udah punya anak sama punya suami tapi gak ngasih kabar ke keluarga Lo, jelas lah gue kesel."

"Bukan kayak gitu Bang, Yuta bukan anak gue. Sebenernya gue nemuin Yuta di buang orang tua nya di depan pagar rumah Fani. Lalu Fani mutusin buat ngerawat Yuta." Fani jelasin sambil buka kunci rumah. Dia mengajak Fernon masuk ke dalam lalu meletakkan Yuta di atas sofa ruang tamu.

"Hah! Kenapa Lo gak lapor polisi aja bego! Malah ngambil resiko pake ngerawat bayi ini." Fernon mendudukkan tubuhnya di sebelah Yuta.

"Awalnya sih gitu, Fani mau lapor polisi aja tapi.. Bang Enon tau Kelva kan?"

"Kelva? Kelva siapa? Kek pernah denger namanya."

"Ish! Kelva yang tinggal di rumah depan itu."

"Iya ya. Terus?"

OH MY BABY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang